PART 33

515 48 11
                                    

Update lagii!!

Plisss, baru kli ini aku pengen cepat² up 😃🙏

Gak papa, kalian suka kan tapi? Masih stanby dicerita ini kan?

Gk usah lama-lama, so...

Happy Reading
<>

Di tengah rembulan yang menyinari gelapnya malam, seorang laki-laki berjalan ria dengan mulutnya yang tidak berhenti bersiul. Pakainnya terlihat seperti tidak biasanya.

Brak!

“ASSALAMUALAIKUM WAHAI PENGHUNI SURGA!!!”

“YANG GAK JAWAB DOSA!!”

Saat masuk kedalam rumah, Alfan langsung berteriak layaknya orang gila.

“WAALAIKUM SALAM!!” Ardi yang tiba-tiba muncul langsung membalaskan tidak kalah keras.

Alfan tersenyum cerah. “Nah, gitu dong! Jawab.”

Ardi menatap anak bungsunya garang dengan berkacak pinggang. “Dari mana hah? Malam-malam gini masih aja keluyuran?!”

“Ya elah, Pih! Gak liat pakaian Alfan. Alfan itu abis dari masjid Pih. Abis sholat isya berjamaah di masjid.” katanya menjelaskan. “Suuzon mulu sama anaknya. Heran.”

Matanya meneliti dengan seksama. Benar saja, Ardi baru menyadari jika Alfan kini memakai baju koko lengkap dengan sarung juga peci yang dipakai untuk menutupi kepalanya.

“Dari masjid? Serius kamu? Gak percaya Papih mah.”

“Dih! Papih berdosa banget. Gak percayaan sama Alfan.”

“Bukan gak percaya. Tapi bingung aja tiba-tiba kamu ikut sholat di masjid. Biasanya sholat aja sering terlambat. Atau bahkan cuma satu tahun sekali. Sholat idul fitri doang? Iya kan?”

“SEMBARANGAN!” semprot Alfan kesal. “Gak sampai satu tahun sekali juga kali!”

“Ya terus?” Pria yang sudah mulai memasuki usia tua itu sudah duduk di sofa dengan gaya songongnya.

“Alfan itu mau tobat. Mau berubah mulai sekarang.”

“WIH HEBAT!!” seru Ardi keras lalu tidak lama pria itu tertawa entah karena apa. “Kesurupan setan apa kamu heh?!”

“Kuntilanak.”

“Benaran?”

“Ya kagak lah!!”

“Tapi seriusan deh Pih. Alfan itu mau benar-benar berubah jadi lebih baik.” lanjutnya lagi ikut duduk disamping Ardi.

“Ya.. Ya... Bagus lah. Itu artinya kamu udah dapat hidayah dari Allah.” Ardi menjeda sesaat. “Tapi dibalik itu semua, ada alasannya kan?”

“Alfan mau cepat dapat jodoh.”

“Heh!! Astagfirullah... Masyaallah! Kamu yaa!”

Alfan nyengir melihat Papihnya yang kesal. “Canda elah, Pih. Dibawa serius amat.”

“Belajar dulu yang benar. Apalagi bentar lagi ujian.”

“Iya.”

“Kamu gak lulus, Papih jodohin kamu.” dengan santainya Ardi berucap demikian hingga Alfan melotot kaget.

“KOK?!”

“Apa? Emang iyakan? Atau mau langsung Papih nikahin aja sekarang?”

“OGAH!! GAK MAU PAPIH!!”

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang