PART 3

1.7K 208 57
                                    

Follow akun ku sebelum baca...

Happy reading
•••

'Aku tidak tau dia siapa, gadis yang kutemui secara ketidaksengajaan. Tapi entah mengapa rasa khawatir itu hadir saat melihat wajahnya yang pucat'
-Alan Raefal Prasatsa-
<>
'Kalau suka perjuangan bukan hanya diam ditempat'
-Farrel Argantara-

"Rendra! Buku gue woy!"

"Sabar Fan! Gue lagi nyalin!"

"Buruan kampret. Gue juga mau salin!"

Suasana kelas 12 IPA 1 kini terlihat gaduh karena seruan dari kedua cowok tampan dipojok samping jendela kelas. Disana Alfan dan Rendra tengah meributkan buku tulis yang akan dikumpulkan pagi ini. Bukan hanya mereka Berdua, satu kelas pun juga sama.

Brak!

Seketika hening saat Alan dengan tiba-tiba menendang meja dengan tidak terlalu keras. Berdiri dengan tegak dengan mata tajamnya menatap seisi kelas.

"Gausah berisik bisa?!" suaranya yang berat membuat kamu hawa menjerit tertahan. Ah sial! Marah aja sudah membuat mereka tergila-gila. Apalagi jika tersenyum. Uhh....

"Nih kembaran lo Lan!" Rendra menunjuk Alfan dengan dagunya.

"APAAN! Itu buku gue bodoh!"

"YA SABAR FAN! GUE BELOM SELESAI!"

"LO KIRA CUMA LO AJA?! GUE JUGA BELUM!!"

Ah, kelas seketika kembali gaduh dengan suara Alfan dan Rendra yang saling sahut-menyaut. Kedua cowok itu jika disatukan memang akan seperti kucing dan tikus.

Alan memijat keningnya yang terasa pusing. Tangannya terkepal menahan emosi. "Kumpulin!" ujarnya dengan tegas.

Selain menjabat sebagai ketua Osis cowok itu juga menjadi ketua kelas. Dan karena sekarang guru mapel dikelas mereka sedang rapat maka Alan yang diberi amanah untuk menjaga kelas agar tidak ribut saat waktu pelajaran dimulai.

"Lha kok gitu bang?! Gak bisa dong!" Alfan yang tidak terima protes diikuti murid yang lainnya.

"Bisa. Kumpulin sekarang juga!" titahnya.

Rendra mencibir pelan. "Dasar pak ketu! Katanya satu jam. Lah ini masih ja-" cowok itu melanjutkan kata-kata nya saat melihat jam dinding diatas gambar figura.

"Kenapa? Udah satu jam kan?"

Alfan meringis melihat tatapan tajam kembarannya yang mengarah pada dirinya juga Rendra. Cowok itu berbisik ditelinga Rendra. "Jam nya kenapa cepat banget?"

"Rusak kali itu jam nya!" Rendra berusaha mengelak. "Nih liat di pon-"

Alis Alan terangkat satu. Meremehkan temannya itu yang slalu mengelak.

"Udah sekarang kumpulin!" titahnya lagi.

"GAK! GAK ADA! GUE BARU NGERJAIN DUA SOAL LAN!"

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang