PART 24

762 63 3
                                    

Update lagi setelah berapa minggu ngilang wkwkwk....

Enjoy y bacanya prenn..
<>

Setelah kejadian Kayla yang hampir tertabrak ditempat gedung olimpiade tadi dilaksanakan, Alan membawa Kayla ke rumahnya. Cowok itu juga sudah lebih dulu ijin keorang tua gadis itu.

Dan sekarang, Kayla tengah berkutat didapur bersama dengan Rana. Membuat masakan untuk makan sore nanti.

“Ay, Tante boleh minta tolong?” suara Rana membuat Kayla yang tengah membawa tumpukan piring segera mendekat.

“Ada apa tante?”

“Tolong lanjutin iris bawangnya ya... Tante mau kekamar dulu.”

“A—ah... Iya Tante.”

“Tante tinggal dulu ya.”

Kayla mengangguk sedikit kaku. Beberapa tahun tidak bertemu dengan Rana membuatnya sedikit canggung saat kembali bertemu untuk kedua kalinya setelah pertemuan kemarin.

Fokus terhadap bawang yang dipotong, sampai tidak menyadari air matanya keluar karena perih.

“Aya... Kenapa nangis?” Alan yang baru turun dari tangga menghampiri Kayla yang didapur.

“Kenapa nangis, hmm..”

“Bukan nangis ihh! Mata aku perih tauu!”

“Jangan dikucek.” cowok itu lebih dulu menggapai tangan Kayla. “Ditiup aja.”

“Makasih Rae!” ucapnya setelah Alan selesai meniupnya dengan lembut.

“Biar gue aja yang potong bawangnya.”

Kayla tersenyum geli. “Emang bisa?”

“Lo ngeraguin gue?” Alan memandang Kayla serius.

“Enggak.. Bukan gitu maksudnya Rae.”

Melihat wajah Kayla yang panik dengan ekspresi menggemaskan membuatnya terkekeh. “Lo angkat ayam nya aja sana dipenggorengan. Nanti malah gosong.”

Kayla menurut. Melihat Ayam yang digoreng Rana tadi sudah matang, gadis itu langsung mengangkatnya dan menyimpannya di piring saji.

“Rae cocok kalau jadi koki.” celutuk Kayla tersenyum geli menyaksikan Alan yang dengan lihai memotong bawang.

“Udah cocok ya?” Alan terkekeh mendengar pujian Kayla.

“Coba sesekali buatin aku masakan buat kamu.”

“Boleh nanti gue buat. Yang spesial tanpa keasinan.”

Kayla manyun. Alan seperti menyindirnya saat waktu dirinya memberi bekal kepada laki-laki tersebut. “Gak usah nyindir ihh!”

“Lah ngerasa?”

“Tau ah! Rae nyebelin.” Kayla merajuk.

“Gue beliin ice cream mau?” Alan mulai mengeluarkan jurusnya saat Kayla dalam mode ngambek.

“Bujukan kamu gak mempan.”

“Boneka keroppi? Gue punya simpanan satu dikamar.”

Mata Kayla langsung berbinar. “MAUU!!” serunya sedikit merengek dan langsung dibalas gelak tawa Alan.

Momen ini sederhana. Namun sangat indah. Alan menyukainya itu.

_________

Alfan menghempaskannya tubuhnya diatas kasur. Matanya memandang kosong langit-langit kamarnya.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang