PART 23

781 65 28
                                    

Yg udah follow akun wp aku absen!!

Vote dan komennya jmgan lupa yaa kawann!

<>

“Kak Alfan?”

“Hmm..” Alfan yang sedang asik merapihkan rambutnya yang berantakan hanya bergumam.

Kayla menatap sekitar parkiran sekolah yang sudah mulai ramai. Banyak para perempuan dari mereka yang berbisik-bisik dengan menatapnya sinis.

Aish, tapi yang namanya Kayla, mana peduli yang begituan!

“Kak Alfan, ish!”

Merasa sudah rapih Alfan menoleh. “Ay...” kini giliran cowok itu memanggil.

“Apa?!” sekarang Kayla dalam mode ngambek.  Bibir yang mencibik membuat Alfan gemas.

“Lucu banget sih Ay. Pantes si Alan sampai tergila-gila sama lo.” tangan cowok itu lini mengelus surai rambut Kayla sebahu.

“Aaaaa, Kak Alfan! Rambut aku jadi berantakan ish!”

Diatas motornya Alfan tertawa ngakak. Namun tidak berselang lama dia meredakan tawanya lalu berdeham. “Ay....”

“Apa lagi?”

“Jangan panggil gue dengan sebutan Kak bisa gak?”

Mata Kayla memincing tak mengerti. “Aku gak paham?”

Alfan berusaha sabar. Berbicara dengan Kayla yang sedikit loading harus mempunyai kesabaran yang besar. “Panggil gue dengan panggilan masa kecil kita bisa?

“Hah?!”

“Panggil gue dengan panggilan waktu kita kecil. Kayak panggilan lo ke Alan. Ngerti gak?”

Kayla menggeleng polos. “Enggak.”

“Astagfirullah! Subhanallah! Kayla!”

“Loading banget sih lo?!” Alfan mencak-mencak frustasi. Cowok itu melihat sekitar yang sudah sepi, tidak seperti tadi yang masih banyak murid berkeliaran di parkiran.

“Bercanda doang kok. Aku ngerti.” gadis itu tampaknya malah tertawa keras.

“Bodo amat, Ay! Bodo!”

“Ishh, tapi kalo aku manggil pakai sebutan waktu kecil, gak enak tahu ngomongnya. Masa Papan.”

“Heh!! Gak, Gak jadi!”

Kayla tersenyum. “Aku ke kelas deh udah mau masuk.”

“Eits, bentar!” Alfan menahan tangan Kayla. “Hari ini kan bebas, gak usah buru-buru kali.”

“Eh, iya?” tanyanya polos.

“Alan sama Abel kan lagi olimpiade. Nah, guru-guru pada nyaksiin lah, ya walau cuma sebagian.”

“Terus?”

“Lo gak mau gitu nyaksiin Alan juga?”

Kayla tampak berpikir sesaat. Aish, kenapa dia tidak berpikir kesitu.

“Berdua doang?” tanyanya polos.

Alfan menggeleng membantah. “Enggak. Rendra sama Farrel juga ada disana.”

“Moza ada gak ya?”

“Emm.. Ada—mungkin.” balas cowok itu sedikit ragu. Pasalnya didalam pikiranya jika Rendra ada disana, Moza sepertinya juga. Karena cowok itu pasti akan mengajaknya untuk ikut.

Tapi itu baru perkiraan dirinya saja, tidak tahu datang atau tidak. Alfan mulai saat ini tidak peduli lagi.

“Jawab nya kok ragu gitu? Moza ikut gak ihh?!” Kayla memberengut.

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang