Maaf

767 109 17
                                    

Agalia keluar dari kamar mandi dengan ketiga perempuan Hufflepuff setelah mendengar penjelasan mereka. Agalia menutup sebelah pipinya dengan telapak tangan agar bisul tersebut terhalang, buku buku perpustakaan yang jatuh tadi berada di salah satu pangkuan perempuan  hufflepuff.

Diluar kamar mandi Fred terlihat cemas saat menatap Agalia.

"Are you okay?" Fred bertanya pada Agalia.

"No." Jawab Agalia singkat.

"Ck. Baiklah, Maafkan aku soal bajumu tadi. Sekarang izinkan aku menolongmu." Ujar Fred jengah.

"Ok." Lagi lagi Agalia hanya mengeluarkan jawaban singkat.

"Baiklah ini untuk kalian." Fred memberikan Amortentia kepada ketiga perempuan Hufflepuff itu. "Tolong titipkan bukunya pada anak Slytherin lain, akan kuurus dia."

"Terima kasih." Ujar ketiga perempuan itu kompak lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Biar kulihat seberapa parah pipimu." Fred mencoba membuka telapak tangan Agalia, tetapi Agalia menjauh dari jangkauan Fred.

"Tidak ada apa apa dipipiku Fred." Bohong Agalia pada Fred.

"Aku tahu Ga, aku CEO pembuat bisul paling aesthetic." Paksa Fred.

Akhirnya Agalia pasrah, ia membiarkan Fred membuka perlahan tangan yang menempel pada pipinya.

"Kurasa Pansy kurang kreatif membuat yang satu ini, biar ku tambah"

"Stop!" Agalia mundur selangkah menjauhi Fred.

"Baiklah baiklah. Ayo kita ke sayap rumah sakit." Ajak Fred berdiri disamping Agalia, berusaha menutup gadis itu dari pandangan.

"Aku tidak perlu diantar Fred." Bantah Agalia.

"Kamu memang tidak perlu diantar tapi kamu perlu tempat bersembunyi bukan?" Fred menunduk menatap bola mata Agalia.

Agalia tidak menjawab, ia hanya merapatkan badannya ke badan jangkung Fred. Ia berusaha menutupi pipinya di dada lelaki itu lalu mulai berjalan.

Sampai di sayap rumah sakit Agalia disambut langsung oleh Madamme Promfrey.

"Demi jenggot merlin! Kamu apakan gadis ini?!" Madame Promfrey yang kaget sontak menuduh Fred.

"Aku memang pembuat bisul profesional Madame, tapi aku selalu memilih objek yang berkualitas." Ujar Fred tak terima dituduh.

"Maaf, Ku sangka ini ulahmu." Madame Promfrey merangkul bahu Agalia lalu membawanya masuk.

Fred balik badan meninggalkan sayap rumah sakit setelah mengantarkan Agalia.

"Baiklah akan ku obati bisul mu ini, diam disini." Madame Promfrey menyuruh Agalia duduk di ranjang dan meninggalkannya untuk mengambil alat yang diperlukan.

Agalia melihat wajahnya di cermin terdekat yang berada diatas meja, ia merasa jijik melihat wajahnya yang sekarang. Bisul besar itu terlihat sangat mengerikan menutupi pipinya.

Selang beberapa menit, madame Promfrey datang dengan berbagai alat dan obat di tangannya.

"Apakah ini bisa kembali seperti semula?" Tanya Agalia pada Madame yang sedang sibuk mempersiapkan obat.

"Ya sepertinya begitu." Agalia mengangguk singkat. "Baiklah tahan, ini akan sedikit sakit"

"Aw!" Agalia merasakan terbakar didaerah pipinya.

"Ramuan ini akan membuat bisul ini kempes." Ujar Madame Promfrey menenangkan Agalia. "Ku harap begitu."

"Apa ben- AW!" Agalia lagi lagi merintih kesakitan.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang