Tantangan Ketiga

752 101 35
                                    

Agalia membuka pintu depan asrama lalu masuk dalam ruang rekreasi, disana ia melihat Adrian beserta teman temannya sedang bersantai di depan perapian. Tanpa basa basi Agalia langsung menghampiri Adrian dan berdiri didepan lelaki itu.

"Ga?" Adrian yang sedang duduk mendongak untuk melihat wajah seseorang dihadapannya.

"Can we talk?" Agalia berkata dengan nafas yang terenggah enggah.

Adrian tidak menjawab, ia hanya bangkit berjalan mendahului Agalia untuk mencari posisi yang minim pendengaran.

"Ada apa?" Ujar Adrian dengan wajah datar tidak mengerti apapun

"Kamu bohong Ad."

Perkataan Agalia tidak mampu Adrian sanggah, faktanya memang dia telah berbohong pada gadis itu.

"Kenapa?" Tanya Agalia masih menunggu satu kata dari mulut Adrian keluar

"Because she hurt you." Jawab Adrian membela diri

"Tapi dia perempuan Ad!"

"I know." Adrian masih berusaha berbicara sehalus mungkin

"Dia tak pantas dipermalukan di depan orang banyak"

"Kenapa?" Pertanyaan Adrian membuat Agalia terdiam sejenak.

"Karena aku yang salah, dia hanya cemburu soal Draco dan dia tak pantas untuk diperlakukan seperti itu." Ingin rasanya Agalia mengucapkan perkataan dalam hatinya pada Adrian, tapi tidak bisa.

"Kenapa Ga?" Tanya Adrian sekali lagi "aku tidak melukainya, aku hanya memberi dia sedikit penegasan. Aku tidak melukainya seperti dia melukaimu."

"Tapi  membentaknya dihadapan umum lebih parah Ad." Agalia berusaha mencari cari alasan pada Adrian

"Aku tidak ingin kita berdebat soal ini Ga." Ujar Adrian berusaha tenang.

Amarah Agalia soal dibohongi tadi menghilang, kini ia justru takut jika Adrian yang balik memarahinya. Agalia belum siap jika kebusukannya terbongkar saat ini juga.

"Sekarang, kembali ke sayap rumah sakit lalu tidur." Bujuknya mengelus pundak gadis itu.

Agalia menggeleng "Aku akan tidur di kamar."

"Good girl." Ucap Adrian mencium puncak kepala Agalia.

Agalia mematung, kenapa semakin berat rasanya. Adrian terlalu baik, ucapan Draco benar bahwa Adrian tidak cocok jika disandingkan dengan perempuan munafik seperti dirinya. Agalia tidak terbayang bagaimana kecewanya Adrian jika tahu semua hal dibalik ini.

Adrian kemudian kembali menghampiri tempat duduknya yang sekarang sudah digantikan oleh Gaurey.

"Are you alright?" Tanya Agalia pada Adrian yang berdiri di hadapannya sekarang .

"Ya, jika kamu beranjak dari sana sekarang. Tidak, jika harus mempraktekan hal serupa seperti tadi sore kepadamu." Jawab Adrian dingin menyuruh Gaurey beranjak dari tempat duduknya.

"Aku dengan senang hati ingin menyaksikan tayangan ulang itu Ad." Terence yang ada disebelah Gaurey terlihat tertarik.

Gaurey mencubit Terence tak terima dengan perkataan lelaki itu sebelum  bangkit dari duduknya.

"Aw!" Pekik Terence kesakitan.

Sekumpulan teman teman Adrian hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan mereka berdua.

"Hey Agalia, bagaimana dengan bisulmu? Kurasa Adrian sangat sensitif jika ada sesuatu merusak pandangannya. Beruntung hanya bisul yang merusak pemandangan indahnya. Bukan 'hal lain'" Marcus Flint mengejek ringan Agalia

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang