Ucapan Terima Kasih

1K 183 10
                                    

Keesokan harinya satu hari menjelang yule ball, Agalia tidak perlu bingung pakaian apa yang akan ia pakai besok ke yule ball. Karena Adrian sudah menghadiahkan gaun indah pada Agalia.

Hari ini Agalia berniat ingin menemui Adrian untuk mengucapkan terimakasih padanya. Tidak mungkin ia tidak berterimakasih dengan semua ini, bahkan kata terimakasih saja tidak cukup jika dibayangkan dengan kebahagiaan yang Agalia rasakan.

"Bagaimana? Sudah ada kabar dari orang tuamu soal gaun itu?" Agalia bertanya pada Gaurey disampingnya yang terlihat belum bergairah.

"Belum." Jawab Gaurey menghembuskan nafas sabar.

"Terus apa rencanamu?" Agalia menatap sahabatnya yang sedang gundah sekarang.

"Akan ku tunggu sampai nanti malam, jika belum juga, entahlah. Mungkin aku tidak akan mengikuti pesta itu." Gaurey menatap perapian dari sofa dengan tatapan galau.

"Tidak mungkin kamu tidak mengikuti pesta." Agalia menyipitkan matanya berang.

Geurey dan Agalia sedang berada di ruang rekreasi bersantai dikala yang lain sibuk mempersiapkan diri mereka seistimewa mungkin untuk hari esok. Diantara mereka mencoba gaun mereka berulang kali, saling memamerkan dengan teman gengnya, ada juga yang menstock kotoran segar burung Magpie untuk masker perawatan kulit mereka. Sedangkan yang lelaki mereka menyediakan lendir siput sebagai bahan menata rambut mereka, dan berbagai tumbuhan untuk wewangian.

Masalahnya Agalia tidak menemui batang hidung Adrian dari tadi. Kemana lelaki itu? Apakah ia sibuk juga mempersiapkan bermacam hal seperti yang lain. Menata rambutnya helai demi helai, menghitung setiap helai rambutnya mungkin itu yang akan di lakukan Adrian, apa mungkin menggosok sapunya supaya mengkilat dan bebas dari satu butir debu? Entahlah hanya  dua kemungkinan itu yang terpikir oleh Agalia.

"Soal Adrian, kamu jadi bertemu dengannya kan?" Gaurey bertanya balik pada Agalia.

"Ya, tapi aku belum menemukannya dari tadi." Ujar Agalia sama bimbangnya dengan Gaurey.

Ia merasa tidak enak dengan Adrian, mereka baru saling mengenal. Ya, Agalia tahu jika dilihat dari kenyataan, Agalia dan Gaureypun baru saling kenal semenjak ia tersesat di dunia sihir ini. Tapi jika dilihat dari kenyataan yang 'berbeda' Agalia dan Gaurey sudah mengenal lama sejak tahun pertama. Agalia segan, Adrian yang baru mengenalnya sudah memberikan hadiah yang istimewa padanya. Sedangkan Agalia tidak pernah memberikan apapun pada lelaki itu.

"Rey, menurutmu aku harus memberi sesuatu juga pada Adrian?" Tanya Agalia dengan wajah yang sepenuhnya menggambarkan kebingungan.

"Maksudmu?" Gaurey yang belum memahami kata yang diucapkan Agaliapun ikutan bingung.

"Ya, merasa tidak nyaman ketika seseorang yang baru saja saling kenal langsung memberi hadiah semacam itu. Ini bukan hadiah yang biasa." Jelas Agalia lesu.

"Tenanglah, ia hanya memberikan gaun. Bukan rumah, bukan juga seluruh emasnya." Gaurey berusaha menenagkan Agalia.

"Tetap saja kita baru saling mengenal." Bantah Agalia halus.

"Terus apa yang kamu inginkan? Mengembalikan gaun itu dan berujar pada Adrian bahwa kamu malu menerimanya dan parahnya lagi kamu tidak ikut pesta dansa karna telah mengembalikan gaun itu pada Adrian. Oh percayalah, Adrian tidak akan ingin mengenalmu lagi jika itu yang akan kamu lakukan." Gaurey berucap panjang lebar tak terpotong. "Sekarang dengarkan, Adrian justru senang jika kamu menerimanya."

"Bukan begitu, hanya saja.... ntahlah" Agalia seakan bingung dengan dirinya sendiri.

"Atau..." sontak Gaurey menjentikkan jarinya karena baru saja mendapat ide. "Kamu berikan sesuatu yang istimewa juga pada Adrian."

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang