Hogsmeade

901 156 31
                                    

Pagi hari bersalju yang cerah, dikamar asrama putri slytherin Agalia dan Gaurey berbelit untuk persiapannya jalan menuju ke hogsmeade.

Mereka memakai pakaian hangat, mantel bulu yang lembut dan tebal. Agalia bingung apa yang akan dia lakukan di Hogsmeade, ia bahkan tidak punya uang untuk membeli apapun disana.

"Rey." Panggil Agalia dari ranjang Gaurey menatap sahabatnya yang berada dihadapan cermin.

"Hmm" saut Gaurey singkat karena sibuk merias dirinya.

"Biasanya apa yang aku lakukan di Hogsmeade?" Tanya Agalia bingung.

Gaureypun tiba tiba menghentikan kegiatannya lalu melihat Agalia dari pantulan cermin. "Kamu benar benar amnesia?"

"Ya. Sudah ku ceritakan padamu dulu ingat?" Agalia mengambil kupluk kepala milik Gaurey diatas mejanya.

Agalia memang sering memakai barang Gaurey seenaknya, memakai seakan merasa milik sendiri.

"Seperti biasa, beli coklat honey dukes, pergi ke toko lelucon, minum butterbeer dan lain lain." Sambung Gaurey sembari merapikan dirinya.

"Ohh okay." Agalia mengangguk paham.

Ia masih bingung bagaimana caranya menikmati hari ini, sedangkan ia tidak membawa modal apapun. Agalia tidak mungkin meminjam uang ke Gaurey dan tidak tahu sampai kapan ia akan membayarnya. Lagian Gaurey sudah cukup banyak memberi sesuatu pada Agalia.

"Bagaimana? Adrian sudah mengajakmu?" Gaurey balik badan menghadap Agalia.

"Tidak." Ya sudah pasti jawabannya tidak. Bagaimana Adrian akan mengajaknya jika dirinya mengurung diri seharian di kamar kemarin, tidak ingin keluar bahkan untuk makan malampun tidak mau. Setelah kejadiannya dengan Draco waktu itu, ia trauma bertemu Draco dan malu bertemu dengan Adrian.

Jika ditanya sekarang, bagaimana perasaan Agalia terhadap Draco? Jawabannya Agalia tidak tahu. Ia tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap Draco sekarang, entah masih menyukai lelaki itu atau sudah membencinya. Agalia memang spontan mengucapkan kata benci pada Draco kemarin, tetapi bukan berarti itu adalah perasaan yang sebenarnya.

Perasaannya pada Adrian? Jika ditanya itu Agaliapun tidak tahu juga. Ia sangat menyayangi lelaki itu, tidak ingin kehilangannya.

Agalia Egois? Jawabannya YA.

"Kamu belum bertemu dengan Adrian, itu makanya dia tidak mengajakmu." Gaurey memasukkan tongkat dalam saku mantelnya.

"Ya seperti itulah. Bagaimana jika aku tidak pergi?" Pikiran itu datang di benak Agalia secara spontan.

"Seriously? Menyia nyiakan kesempatan ini?" Gaurey duduk di samping Agalia sekarang.

"Tapi untuk apa aku kesana." Ujar Agalia mengeluh.

"Bersenang senanglah. Kita akan keluar bersama nanti, aku akan membantumu mencari Adrian. Jika kalian tidak bertemu, aku akan menemani liburan Hogsmeade mu." Gaurey menepuk sebelah pundak Agalia.

"Tidak. Bersenang senanglah dengan Aidan, aku tak apa sendiri menikmati liburanku." Tolak Agalia pada Gaurey. Ia tidak mau merusak kesenangan sahabatnya.

Gaurey hanya membalasnya dengan senyuman lalu bangkit dari duduk. "Let's go."

"Boleh aku pinjam kantong ini?." Agalia mengambil kantong milik Gaurey yang telah diberi mantra peluas.

"Silahkan." Gaurey mengangkat tangannya tidak keberatan.

Agalia memasukkan box hitam kemarin kedalam kantong kecil tadi lalu kantong itu ia masukkan dalam mantelnya.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang