Pulang

720 105 11
                                    

Awalan yang baik bagi Agalia dan juga Adrian. Sudah seminggu semenjak kejadian di menara astronomi, Agalia kini mulai lupa dengan Draco dan Adrian lah yang berusaha sekuat tenaga untuk membimbing Agalia kembali ceria.

Senyum dan tawa kini sudah kembali, Agalia terlihat menemukan dirinya kembali. Bukan hanya itu, hal yang lebih bagusnya lagi yaitu Agalia sudah benar benar membuka dan membulatkan hati pada Adrian, hatinya kini tidak lagi terbagi. Ya! Agalia sudah mencintai Adrian, ia benar benar sudah menyayangi pria itu.

Adrian sekarang merebahkan kepalanya pada paha Agalia, sedangkan perempuan itu memandang danau yang berkilauan karena cahaya matahari sore. Agalia mengelus rambut Adrian lembut, ia takut lelaki dipelukannya sekarang pergi. Cukup menyesal jika ia membayangkan kejadian minggu lalu, dirinya sangat jahat pada Adrian, lelaki sebaik Adrian tidak cocok merasakan itu.

"Ga?" Adrian membuka suara, melihat wajah Agalia dari bawah.

"Hm." Jawab Agalia membalas pandangan Adrian.

"Sekarang hari terakhir kita di Hogwarts, sebelum kita kembali kesini dengan tahun ajaran baru."

Agalia tidak tahu harus menjawab apa, pasalnya ia tidak tahu kemana ia akan pergi selama liburan. Apakah ia akan pulang ke dunia asalnya? Atau Prof. Dumbledore akan mengizinkannya untuk tinggal di Hogwarts.

Kenapa semua ini tiba ketika dirinya sedang merasakan kenyaman. Seakan semesta tidak membiarkannya bahagia untuk sesaat. Agalia takut, ia kembali kedunianya. Agalia takut meninggalkan dunia indah ini, ia belum siap kembali ketempat asalnya. Ia tidak mau berpisah dengan Adrian, ia tidak mau juga berpisah dengan Gaurey, Ia tak bisa membayangkan hidup tanpa mereka, Agalia baru pertama kali merasakan seperti ini. Persahabatan, percintaan, kebahagiaan, kekeluargaan ia hanya mendapatkannya disini, di kastil ini. Semua ini bagaikan rumah yang ia cari sejak dulu, ia sudah mendapatkannya dan tak mau melepaskan. Agalia hanya mempunyai mereka dalam hidupnya, apakah itu rakus? Apakah itu tidak boleh? Ada apa ini semesta?

"Ga? Are you okay?" Adrian menyadarkan Agalia dari lamunannya.

"Huh? Yeah" angguknya cepat.

Bukan hanya itu pikiran di benak Agalia, ia juga memikirkan Adrian. Pasti Agalia sangat merindukannya.

"Aku akan mengirimkan surat setiap saat padamu." Ucap Adrian seakan membaca pikiran Agalia.

"Thanks." Agalia membalas dengan senyum tipis pada Adrian.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Adrian.

"Bagaimana denganku apanya?" Agalia ternyata masih belum sepenuhnya sadar dari lamunan.

"Apakah kamu akan mengirimkan surat padaku?" Ujar Adrian berharap.

"Ya, tentunya."

"Pintar" Adrian mencubit hidung Agalia gemas.

Mengirim surat? Yang benar saja. Agalia cukup aneh jika membayangkan bahwa dirinya mengirim surat dengan burung hantu, maksudnya yang benar saja. Memelihara burung hantu di rumah? Oh pastinya tetangga akan mendapat bahan konspirasi baru.

"Ad, menurutmu bagaimana dengan dunia sihir ini?" Agalia masih terus mengusap rambut Adrian.

"Ada apa memangnya?" Wajah Adrian terlihat santai.

"You know who, dia sudah bangkit kembali." Jelas Agalia sembari menunduk untuk memandang iris biru Adrian.

"Aku belum memikirkan tentang itu, bisa saja si Potter itu bohong." Adrian mengeluarkan pendapatnya.

"Tetapi jika benar?"

"Aku tidak terbayang apapun, tapi pastinya dunia sihir tak setentram sekarang dan bisa jadi juga tidak aman." Adrian merapikan rambut Agalia dan menyelipkannya di telinga gadis itu.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang