Dua hari yang sangat hampa bagi Agalia, Gaurey masih tidak mau menyapanya, perempuan itu lebih memilih menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas di perpustakaan dibandingkan harus berbicara dengan Agalia.
Agalia begitu kacau, sekarang dirinya kesepian walaupun Adrian selalu mengajak jalan, menghiburnya, mengisi kesepiannya tapi semua itu tidak mempan bagi Agalia, kesepian Agalia tetap berlanjut karena orang yang selalu ada disampingnya hilang, orang yang selalu mensupport dia, menemani dikala susah, orang itu pergi.
Agalia baru menyadari betapa bodoh dirinya, kenapa ia menyembunyikan semua ini dari Gaurey, Gaurey pantas tersinggung karena hal ini, ia merasa bahwa dirinya tidak dibutuhkan oleh Agalia. Jika saja time turner ada di tangan Agalia, ia akan mengembalikan waktu dan mengatakan semuanya pada Gaurey.
Tapi Agalia tetap berterimakasih pada Gaurey, karena ia tidak menceritakan kejadian malam itu pada Adrian. Gaurey seakan tutup mulut dan tidak mengatakan apapun, Adrian masih tidak tahu apa apa, ia bahkan tidak bertanya penyebab Agalia dan Gaurey berkelahi. Adrian hanya mengatakan 'yah aku tahu perempuan selalu sensitif'.
Seperti biasanya tapi terasa berbeda, Agalia berada di tepi danau dengan setumpuk buku perpustakaan untuk membuat essai, bedanya tidak ada yang menemani dia disini. Hanya ada Agalia dan setumpuk buku lengkap dengan alat tulis, sudah itu saja. Agalia bingung apa yang harus ia lakukan agar Gaurey memaafkan dirinya, jujur Agalia tidak pernah mengalami hal ini di dunia 'sebelumnya', Agalia tidak pernah mempunyai sahabat, ingat? Jadi Agalia belum berpengalaman atas hal ini.
Mata Agalia berkaca menahan tangis, dia benar benar merasakan kesepian sekarang. Ia merasa bahwa dirinya telah melakukan kesalahan besar, membuat seseorang yang mempercayainya kecewa.
"Hello.... Ladies." Fred dan George tiba tiba datang menghampiri Agalia yang sedang sendirian.
"Jika kalian kesini untuk promosi. Ini bukan waktu yang tepat." Tolak Agalia cepat dengan mengedipkan matanya agar tidak terlihat menahan tangis.
"Kita tidak akan." Ujar George tidur disamping Agalia.
"Terus untuk apa kalian disini?" Tanya Agalia menatap Fred dan George secara bergantian.
"Menganggumu." Fred duduk disisi lain Agalia.
"Ayolah hey... aku sedang tidak mood untuk diganggu." Menutup buku di pangkuannya
"Memang ada orang yang mood untuk diganggu menurutmu Fred?" Tanya George heran.
Fred hanya membalas dengan tawa singkat.
"Sekarang, apa mau kalian?" Agalia menghela nafas gusar.
"Kamu serius menanyakan hal itu huh?" Fred langsung tertarik pada tawaran Agalia.
"Bukan itu maksudku, aku bertanya apa yang akan kalian lakukan disini." Agalia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Menghiburmu." Ujar George mengambil bunga Dandelion lalu meniupnya.
"Aku tidak membutuhkannya ok."
"Ya kamu perlu." Paksa George.
Agalia membereskan buku buku disampingnya lalu bangkit berdiri. "Tidak. Terimakasih."
Tangan Agalia ditarik Fred sehingga buku buku dipangkuannya berserakan, dan tinta hitamnya tumpah di baju Agalia.
"Waw! One point Fred." George bangkit dari tidurnya membulatkan mata tertarik.
Fred pun mengeluarkan raut wajah yang sama, terlihat tertarik untuk memulai keributan ini.
Agalia menghela nafasnya menahan amarah yang memuncak, baju yang asalnya putih sekarang bercorak hitam oleh tinta. "WEASLEYY!!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes
FantasíaAgalia Emerald gadis cantik jelita dengan rambut blonde yang indah, matanya biru terang, senyumnya bagai sihir yang membuat semua orang menyukainya. Agalia tidak menyukai dunia yang ia tempati sekarang ini, dunia yang penuh drama, kebohongan, konfli...