Enemy?

1.7K 263 18
                                    

Agalia dan Gaurey telah sampai di kelas pertama mereka yaitu transfigurasi. Agalia mengambil posisi duduk no 2 dari belakang lalu Gaurey duduk disampingnya. Ruang kelas sudah diisi penuh sehingga mereka tidak bisa memilih milih kursi seenaknya, hanya tinggal beberapa kursi yang kosong. Mungkin kursi tersebut milik seseorang yang belum datang pagi ini di kelas.

Agalia menghela nafasnya lalu bertanya kepada Gaurey "Rey" Ujar agalia melihat ke gadis cantik di sebelahnya "sekarang tantangan ke berapa?"

"Kedua" jawabnya

Air. Danau. Disanalah tantangan kedua berlangsung, mungkin para juara belum menyadari tantangan tersebut, mereka berkemungkinan masih mencari dan menebak nebak isi dari telur emas itu. Agalia masih belum terpikir bagaimana cara memberitahu Cedric dan Harry agar mereka tidak menyentuh piala yang berupa portkey tersebut.

Ia masih belum yakin apakah dia bisa menghentikan bangkitnya pangeran kegelapan.

Pintu terbuka di belakang mereka, Agalia melihat sumber suara tersebut dan ia mendapati segerombolan anak slytherin yang terdiri dari 3 lelaki dan 1 perempuan masuk ke dalam kelas. Draco Malfoy dihimpit oleh dua lelaki besar Crabbe dan Goyle, dan satu perempuan dengan rambut pendek yang berdiri di belakang ketiga lelaki tersebut namanya ialah Pansy Parkinson.

"Lihat itu Pansy dengan gayanya yang buat aku kepingin kentut tepat di mukanya" bisik Gaurey dekat telinga Agalia.

Agalia terkikik geli mendengar hinaan Gaurey. Tapi ia tidak sepenuhnya menikmati humor itu sebelum seseorang menceletus padanya.

"Hohow.... hey Emerald" Draco duduk tepat di belakangnya. "Senang melihat kamu terkikik pelan. Berpuas puaslah, sebelum kamu kehilangan Potter mu di tantangan selanjutnya."

Pansy melempar saputangan butut, yang di duga Agalia itu adalah lap untuk membersihkan piala piala ketika detensi bersama Mr. Flitch. Saputangan itu jatuh tepat di depannya. "Aku berbaik hati padamu Emerald, saputangan ini untuk menampung air matamu saat kehilangan Potter kesayangan." Ujar Pansy diiringi tawa dari orang orang dalam kelas.

"Biasanya kamu balas mereka dengan lelucon. Kenapa kali ini kamu diam?" Gaurey berbisik pada Agalia, tetapi tentu saja terdengar oleh Malfoy karena ia ada dibelakangnya.

"Sepertinya temanmu ini bisu karena kaget setelah melihat kekasihnya hampir saja dihabiskan naga itu. Ia kehabisan lelucon atau mungkin tidak mempunyai selera humor lagi." Malfoy melontarkan hinaaan bertubi tubi.

"Brutal sekali Malfoy." Ujar Crabbe dengan cekikiknya yang seperti babi.

"Kurasa sudah cukup ejekannya tuan Malfoy." Prof. Mcgonagall masuk ke kelas dan menutup pintu kelas dengan sekali lambaian tongkatnya.

Malfoy tidak pindah posisi, ia masih tetap di belakang Agalia. Jantung Agalia berdenyut kencang. Bagaimana tidak lelaki yang ia hayalkan, yang selalu ada dipikirannya, selalu ada di setiap tulisannya, lelaki yang ia harap akan bertemu dan sekarang lelaki tersebut ada tepat di belakangnya.

Agalia diam bukan apa apa, ia masih tidak menyangka ia akan bertemu dengan DRACO MALFOY. Walaupun sekarang ia masih belum melihat wajah lelaki itu karena lelaki tersebut di belakangnya, tetapi untuk mendengar suaranya saja ia dibuat membeku seperti patung. Tidak peduli hinaan yang dilontarkan lelaki itu Agalia tetap menyukai suara lelaki itu saat berbicara dengan dirinya IA BENAR BENAR DIMABUK CINTAAAA. Agalia mencubit punggung tangannya berkali kali hingga kulitnya memerah, hanya untuk memastikan kalau semua ini bukan mimpi.

"Ga. Itu tangan kamu merah" Gaurey memukul tangan Agalia yang sedang aktif mencubit punggung tangan lainnya.

"Ohh umm sorry." Agalia memfokuskan dirinya sekarang kepada pelajaran yang sebentar lagi akan dibawakan oleh Prof. Mcgonagall.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang