You're My First Kiss

1.2K 160 40
                                    

Pagi hari setelah malam yule ball yang panjang, Gaurey menceritakan semua kebahagiaannya dengan Aidan kepada Agalia malam kemarin sepulang pesta. Ia terus bercerita sebelum ia mengetahui bahwa Agalia mengalami malam yang buruk. Ya, Agalia memberitahu Gaurey soal apa yang dilihatnya kemarin.

"What?! Draco and Pansy" Hanya  itu respon yang ia berikan pada Agalia kemarin malam. Jujur saja Gaurey cukup kaget mengetahui semua ini. Bahkan ia tidak percaya dan menuduh Agalia berbohong.

Tetapi masalah itu terlupakan dan hilang dari topik pembicaraan setelah Gaurey menanyakan tentang cincin permata hijau yang ada di jari manis Agalia. Mengingat hal tersebut kesedihannya karena masalah Draco pun berkurang. Perlahan Gaurey memancing Agalia untuk merasakan kebahagiaan yang diberikan Adrian kemarin malam. Gaurey menanyakan apa saja yang Adrian lakukan kepadanya sewaktu pesta. Ia sungguh pandai untuk mengurangi kesedihan sahabatnya.

Pagi ini Agalia masih duduk melamun di sisi ranjangnya, Gaureypun duduk disampingnya.

"Cuaca yang indah sekarang, yakan?" Basa basi Gaurey pada Agalia.

"Ya cerah sekali." Agalia tersenyum lemas padanya.

"Ohh... Ayolah.. jangan pikirkan lelaki pirang itu lagi" seakan nama Draco menjadi tabu diantara mereka berdua "Atau tidak Adrian akan akan merasa sedih jika melihatmu seperti ini."

"Seperti apa?"

"Kamu serius? Menanya hal itu? Kamu tidak sadar betapa kasihannya dirimu sekarang? Seperti seonggok daging tak berguna." Nada bicara Gaurey naik satu oktaf.

"Sebegitu buruk kah?" Tanya Agalia kembali.

"Yah! begitu buruk nya dirimu sekarang!" Gaurey memarahi sahabatnya yang terlihat kehabisan separuh nyawanya.

"What?"

"Apa kamu butuh cermin huh?" Gaurey bangkit dari duduknya dan berdiri dihadapan Agalia. "Atau mungkin aku akan beritahu saja semua ini pada Adrian?"

"No! Big no! Are You crazy?" Agalia akhirnya mengangkat nada bicara yang asalnya seperti malas menjadi  membara.

"Ya sudah. Jangan seperti ini lagi." Gaurey meletakkan kedua tangannya pada pundak Agalia. "Now listen. Adrian is a good boy. Sangat baik jika boleh jujur. Ingat, Adrian baru kali ini membuka hatinya untuk seseorang. Dan jangan biarkan kamu menghancurkan hatinya dan membuat Adrian kembali menutup hati. Got it?" Gaurey menasehati Agalia.

Agalia baru sadar, ia tidak terpikir bagaimana besarnya pengaruh dia untuk hati seorang Adrian. Ia tidak ingin berbuat jahat pada Adrian.

"I'm understand , sorry." Ujar Agalia pada Gaurey yang telah membuatnya tersadar.

"Good." Gaurey tersenyum akhirnya sahabatnya paham dengan apa yang ia bicarakan.

POV Adrian Pucey

Dikamar Asrama lelaki Slytherin, Adrian, Terence, Marcus, dan Lucian sedang berbincang riang. Apapun mereka bicarakan disini, dari mulai quidditch sampai acara pesta kemarin malam. Mereka saling tertawa mendengar ocehan teman temannya satu sama lain yang menurut mereka itu lucu.

"Dan akhirnya aku mengantarnya kembali ke depan asrama Hufflepuff." Ujar Terence mengakhiri percakapannya.

"Hufflepuff girl huh?." Lucian Bole menyiku rusuk Terence menggodanya.

"Shut up... we are just friends okay?" Sanggah Terence dari tuduhan teman temannya.

"Alright, bagaimana denganmu Ad?" Flint yang awalnya menujukan pandangan pada Terence sekarang mengalihkan pandangannya kepada Adrian.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang