Tidak ada yang Boleh!

989 161 23
                                    

Sore ini Agalia dan Gaurey melakukan aktifitas seperti biasa, yaitu duduk santai menikmati sore yang damai di tepi danau. Agalia belum menceritakan apapun pada Gaurey baik itu tentang Draco maupun Adrian. Ia ragu menceritakan itu semua pada sahabatnya ini.

Mereka melihat matahari yang bewarna jingga cerah, menikmati sepoi angin yang berhembus lembut dibawah pohon rimbun. Gaurey mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang sudah ia beri mantra peluas. Sebuah box bewarna hitam elegant, berukuran sedang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil ia hadapkan pada Agalia.

"Nih" ujarnya sambil menjulurkan box itu dihadapan Agalia.

"Apa ini?" Agalia menatap box itu heran.

"Kamu kemarin meminta padaku kan untuk mencarikan ide bagaimana kamu bisa membalas hadiah yang Adrian beri." Jelas Gaurey mengingatkan.

"Aku lupa, maaf" Ujar Agalia terus terang.

Gaurey menghembuskan nafas sabar dan memutarkan bola matanya.

"Jadi?" Sambung Agalia.

"Ya ini jawabannya." Gaurey menyosongkan box itu kepada Agalia yang masih bingung. "Ini adalah hadiah yang akan kamu berikan pada Adrian."

Agalia mengerutkan keningnya masih bingung tetapi ia mengambil box yang dijulurkan Gaurey padanya.

"Peri rumahku yang mencarikan hadiah itu." Gaurey tersenyum mengangkat bahunya enteng.

Agalia membuka box hitam itu perlahan, takut merusak bagian dalam dari boxnya. "Sejak kapan kamu memesannya?" Tanya Agalia sembari membuka box itu.

"Kamu tak perlu tahu. Yang jelas aku meminta peri rumahku untuk mencarikan hadiah yang aneh tetapi berkaitan dengan rambut atau quiddicth." Jelas Gaurey pada Agalia dengan senyum tipis di bibirnya.

"Waw!" Mata Agalia terpaku melihat isi dalam box itu. "Peri rumahmu keren Rey."

Didalam kotak itu terdapat seperangkat perawatan rambut beserta gel rambut muggle atau biasa di sebut pomade dan miniatur indah lapangan quidditch dengan pemain quidditch yang terbang disekitarnya menggunakan mantra atau semacamnya, Agalia tidak tahu kenapa miniatur pemain quidditch itu bisa terbang mengelilingi lapangan, yang jelas tidak menggunakan baut untuk pemain tersebut bisa terbang.

"Ada apa?" Rey mengintip sedikit box yang berada dalam pangkuan Agalia. "Jujur aku telah membuka box itu kemarin, tapi aku tidak mengetahui dan mengerti isinya apa."

"Ini pomade Rey." Agalia memberitahu Gaurey.

"Po- apa?" Tanya Gaurey tidak mengerti.

"Pomade Rey." Ulang Agalia. "Dan miniatur quidditch yang sangat indah."

"Apa itu?" Gaurey masih belum menangkap apa yang dibicarakan Agalia.

"Ini gel rambut, kamu tahu?" Tanya Agalia mengeluarkan pomade itu dari boxnya. "Tetapi ini versi mugglenya."

"Ohh... aku tidak tahu muggle memakai apa untuk rambutnya Ga." Ujar Gaurey jujur.

"Pomade ini khusus untuk membentuk rambut dan melembabkan rambut para laki laki." Agalia mencium pomade itu, berusaha menghirup aroma pomade yang terbungkus rapat.

"Ohh.. mungkin itu yang disebut unik oleh peri rumahku." Gaurey mengangkat bahunya enteng.

"Ini ide yang hebat." Agalia masih berusaha mencium aroma pomade tersebut.

"Aku ingin menciumnya." Pinta Gaurey penasaran dengan apa yang dilakukan Agalia.

Agalia menjulurkan pomade tersebut ke wajah Gaurey.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang