Peringatan ya guys!
Khusus Chapther ini percakapannya minim. Hope you enjoy;)
•
•
•Sudah cukup bagi Agalia untuk menangisi hal-hal yang dianggap khayalan oleh orang lain. Agalia memanglah seorang penghayal, tetapi ia sangat yakin bahwa ketika ia berada di Hogwarts kemarin bukanlah khayalan.
Jam digital yang berada di meja belajar Agalia menunjukkan pukul enam pagi. Gadis itu terbangun atau lebih tepatnya tidak tidur sama sekali malam kemarin. Tidak pernah sekalipun Agalia memikirkan hal yang sangat berat, selain ini. Ini benar-benar gila, hal ini menghantui Agalia terus menerus. Agalia ingin melupakan Adrian, Draco, Gaurey dan Hogwarts tapi itu tak mudah. Andai saja Agalia memilih untuk di-obliviate sebelum ia kembali kesini, mungkin saja ia tidak akan segila ini.
Tidak beruntung jika Agalia ingat hari ini adalah hari senin, dimana ia harus datang ke sekolah pagi buta. Dewi fortuna sepertinya sudah tidak mengenal Agalia, poor Agalia. Ingin dirinya bolos hari ini dan berpura-pura bahwa ia sedang sakit. Tetapi tidak seperti yang kalian bayangkan, ibunya pasti akan membakar gadis itu hidup-hidup jika saja ia ketahuan berbohong. For your information, Agalia adalah orang yang lemah dalam berbohong dirinya bukanlah pembohong yang handal. Terlebih ibu Agalia selalu bersikap berlebihan kepada anak tunggalnya, bisa saja ibunya akan memanggil dokter untuk memastikan apakah Agalia sakit atau tidak. Jika membayangkan semua yang akan terjadi kedepannya mungkin itu membuat hari Agalia berkali-kali lipat lebih buruk. So, dengan hati yang berat mau tidak mau Agalia harus sekolah sekarang.
Sebaiknya Agalia harus bersiap-siap untuk sekolah sekarang, karena percuma, ia tidak akan bisa tidur meskipun sedang berada diatas tempat tidur.
Agalia bangkit dari posisi terlentangnya ke posisi duduk secara perlahan, kepalanya sangat berat penglihatannya sedikit memburam. Otaknya seperti diguncang hebat, pusing sekali. Kaki gadis itu perlahan di turunkannya dari ranjang dan mencoba menyentuh lantai. Rasa dingin menyapa telapak kakinya yang terkena ubin.
Ikat rambut yang berada di pergelangan tangan Agalia ia gunakan untuk mengikat erat rambutnya sebelum akhirnya ia bangkit dari ranjang dan pergi kehadapan cermin di kamarnya.
Gadis itu menatap dalam pada bayangan yang ada dalam cermin itu, ia melihat dirinya yang sangat kacau. Mata bengkak, rambut berantakan, wajah kusam itulah yang ia lihat di pantulan cermin. Kenyataan yang pahit mengetahui bahwa cermin yang berada dihadapannya ini bukanlah cermin tarsah yang bisa menampilkan kebahagiaan di dalam pantulannya.
"See?" Agalia membuka suaranya "how ugly you are" ujar Agalia menghina dirinya sendiri sembari tersenyum miring.
****
Welcome to my world.
Agalia turun dari mobilnya dengan membawa tas ransel di pundaknya. Jika dibayangkan, sungguh ribet menjadi seorang muggle. Memarkirkan mobil dengan hati, keluar dari mobil, menyimpan kuncinya baik, karna jika kunci itu hilang kita tidak akan bisa pulang. Lain halnya dengan memakai sapu terbang yang melesat dan dibanting begitu saja tanpa harus diparkirkan.Sudahi membanding-bandingkan, waktunya sekarang Agalia masuk ke dalam ruang kelas sebelum akhirnya terlambat.
Oh god, I hate school.
Ingat? Agalia tidak mempunyai teman disini, dan ia selalu menjadi bahan bully bagi banyak orang. Sungguh dunia yang sangat menjijikkan, jika tahu ia akan seperti ini sekarang, Agalia akan memilih untuk mengalah dengan jutaan sperma lain yang berebut ingin hidup di bumi.
Gadis cantik itu duduk di bangku miliknya. seperti biasa, bangku di samping Agalia berdebu karena tidak ada orang yang ingin duduk disampingnya.
Ruang kelas sudah ramai, masing-masing dari mereka mempunyai kegiatan sendiri. Ada beberapa orang yang tertidur di atas meja, mengerjakan tugas, main game, tentunya tak lepas dari grup yang suka bergosip. Untuk Agalia, ia hanya mengeluarkan novel tebal dari tasnya membuka lalu membaca novel itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes
FantasyAgalia Emerald gadis cantik jelita dengan rambut blonde yang indah, matanya biru terang, senyumnya bagai sihir yang membuat semua orang menyukainya. Agalia tidak menyukai dunia yang ia tempati sekarang ini, dunia yang penuh drama, kebohongan, konfli...