Tantangan Kedua

1.4K 246 2
                                    

Keesokan harinya Agalia dan Gaurey duduk bersebelahan di depan meja asrama Slytherin, mereka sarapan pagi mengisi energinya sebelum mengurasnya dengan teriakan untuk menyemangati para juara Turnament.

"Rey, kelas kosongkan hari ini?" Tanya Agalia.

"Of course" pipinya bengkak terisi makanan yang memenuhi mulutnya. "Sebaiknya kamu makan dulu sebelum menyemangati Harry kesayangan" Gaurey menggoda Agalia yang berhasil membuat si empunya jengkel.

"Not funny okay." Agalia memutar bola matanya kesal kepada Gaurey. "Btw aku mau cerita soal kemarin. Sebenarnya aku mau cerita di common room kemarin malam, tapi ada Draco disana."

"Bercerita tentang Draco yang wanginya seperti apel hijau segar? Mata abunya yang tajam? Senyumnya yang membuat kamu serasa dikutuk dengan mantra avada kedavra?" Gaurey seakan menebak semua gambaran seorang Draco Malfoy dari pikiran Agalia.

"Kenapa kamu tahu?" Ujar Agalia heran.

"Ohh please.. kamu kagum ke Draco dari tahun kedua Ga dan kamu kenal aku dari tahun pertama di Hogwarts, tentunya aku sudah tahu setiap cerita kamu, setiap cerita tentang Draco yang membuat telinga ku seakan terbakar. 'Sayangnya, kamu cuma bisa cinta dalam diam atau mungkin cinta tak terbalas karena kalian musuhan' itu adalah jawaban ku setiap kali ceritamu selesai." Gaurey berbicara dengan mulut yang tidak seutuhnya kosong, ia selalu mengisi mulutnya dengan suapan baru.

"Tapi kali ini beda Rey." Agalia meminum jus labu di depannya dengan mata yang masih menatap lurus ke lawan bicaranya.

"Beda? Sekarang dia engga wangi? Atau mungkin bibirnya yang kurang simetris sehingga menghasilkan senyum yang kurang sempurna? Haa.... atau mata abu yang terdapat kotoran mata di sudut matanya?"

"Bukan... yang benar saja" Agalia lagi lagi memutarkan bola matanya jengkel.

"Ya terus?" Gaurey mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban.

"Akan aku ceritakan nanti." Agalia menyudahi sarapannya, menghapus jejak minuman di atas bibirnya menggunakan telapak tangan.

"Kenapa kamu selalu hobi membuat orang penasaran?" Gaurey bangkit dari duduknya lalu disusul oleh Agalia.

Agalia dan Gaurey berjalan keluar Aula dengan perut yang sudah terisi, ketika baru saja melewati pintu besar Aula mereka berpapasan dengan Harry, Ron dan Hermione tepat di hadapannya saat ini.

"Hello." Harry tersenyum pada Agalia dan tak melepaskan pandangannya, ia terlihat sangat gugup.

Kenapa bisa jadi seperti ini? Harry seharusnya suka dengan Cho Chang pada tahun keempat ini. Agalia sungguh tidak berharap seperti ini, ia hanya berharap Draco menjadi miliknya, dalam setiap hayalannya hanya Draco yang selalu terngiang dalam kepalanya. Bukan Harry bahkan sedikitpun tidak terbayangkan.

Tetapi Agalia tidak mau benar benar membantah semua ini, karena ia takut ditakdirkan untuk kembali ke dunia asalnya, ia sangat bersyukur kali ini bisa hidup dalam dunia yang ia inginkan.

"Hai." Jawab Agalia dengan senyum kaku yang ia buat buat. Gaurey memandang kearahnya dengan wajahnya yang menyebalkan, rasanya ingin sekali Agalia melempar kotoran hippogriff di wajahnya.

"Cuaca yang bagus." Bagus? Matahari yang tidak terlihat dan awan yang mendung seperti ini yang disebut cuaca yang bagus oleh Harry Potter yang terkenal. Agalia semakin melihat kegugupan diwajah Harry.

"Ya sangat bagus" Ejek Ron di samping Harry, Hermione menyiku rusuk Ron menyuruhnya untuk diam.

"Senang bertemu dengan mu Agalia dan kamu juga Gaurey." Hermione berucap sopan kepada mereka.

MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang