Keping 8 : Kontrak Kehidupan

465 100 28
                                    

(Close to You)

Why do birds suddenly appear

Every time you are near?

Just like me, they long to be

Close to you

.

Why do stars fall down from the sky

Every time you walk by?

Just like me, they long to be

Close to you

.

Happy reading

🌻🌻🌻

Gedung tinggi berlantai lima belas dengan sentuhan arsitektur kolot nan monoton, menjulang tanpa relif, kaca besar-besar tanpa motif, telah menelan Mila lebih kurang satu jam lamanya.

Meski terlihat kaku dan sok gagah dari jauh, ternyata bagian puncak gedung itu masih menyediakan ruang untuk lempengan panel surya dan lahan tanam hidroponik. Kalau tidak maka cukup sudah, Candramawa Tekstil pasti akan jadi satu-satunya perusahaan dengan gedung paling tak menarik semuka bapak, eh semuka bumi maksudnya.

Padahal di seberangnya ada perusahaan startup yang atap gedungnya melandai bak tepian mangkuk mie ayam. Keren abis. Hujan datang langsung beralih fungsi jadi waduk.

Di sebelahnya juga ada gedung kontrakan yang disewakan untuk banyak biro dengan bentuk oval dan dipenuhi rangkaian bunga rambat. Persis seperti vas bunga raksasa.

Di belakangnya malah lebih menakjubkan lagi, ada rumah karauke yang baru saja rata dengan tanah karena habis kena razia izin legalitas. Elah!

Tapi di Candramawa Tekstil building, meski bentukannya kuno dan kaku, tak sebanding dengan gedung keren yang ada di sekitaran, Mila sedang berjuang mencari jalan untuk mengumpulkan sebongkah berlian, melamar pekerjaan (re: melamar sang pemilik perusahaan).

Mila meremas sepuluh jemarinya, mengeluarkan keringat dingin di kening balik tudung hitamnya. Gelisah.

Meski telah berdoa berkali-kali, beristighfar banyak-banyak rasanya masih ada yang kurang. Gadis manis itu ingin mendengar suara Ayahnya. Menyemangatinya. Menguatkannya. Tapi sayang, ia tak bisa mendapatkan itu semua. Sang Ayah entah di mana kini rimbanya.

Mila menarik napasnya dalam, mencoba membuang semua rasa cemasnya seperti membuang janji-janji kosong para buaya dari dalam ingatan, menghempaskan habis-habisan.

"Bismillah. Yuk bisa yuk! Semangat Mila!!!"

Gadis manis dengan pipi aduhai itu tersenyum lebar, benar-benar ingin berdamai dengan rasa dug-dugannya.

Hanya saja, semakin ingin ia berdamai, semakin bertambah cemas ia.

Di sekelilingnya kini tak ada orang. Tidak dengan yang lalu lalang. Tidak juga dengan saingannya sesama para pelamar kerja.

Bukankah harusnya sudah ada yang mengantre untuk menunggu giliran wawancara? Lalu kenapa hanya ada dia seorang berdiri dengan bodohnya di depan pintu besar yang bertuliskan "Aula Sayap Kiri". Galih tak mungkin membawanya ke tempat yang salah 'kan? Mila bertanya-tanya ragu pada dirinya sendiri, tapi tak tahu apa jawabannya.

Maka tak ada yang bisa dilakukan gadis itu selain menunggu dengan sabar dan mencoba untuk tenang.

Setengah jam berlalu, Mila masih tak mendapatkan teman di sampingnya. Tak ada yang datang.

ArqaMilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang