Keping 25 : Jargon Keluarga

470 102 59
                                    

(Katakan Saja)

Kau datang padaku, dengan pesonamu

Kau datang padaku, mencuri hatiku

Sering kali ku, kau buat kaku

Tuhan tolonglah, kuatkan aku

.

Hati ini tak sanggup menahan rasa

Izinkanlah aku ada dihidupmu

.

Katakan saja bila kau inginkan aku

Aku juga ingin tahu perasaanmu

Katakan saja bila memang tak bisa

Aku juga ingin tahu jawabanmu

.

-btw ini backsound Arqam bingit wee-

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Happy reading

🌻🌻🌻

Arqam bergetar. Tentu saja.

Mila mendapatkan panggilan dari rumah dan itu tentang Rumaisha, bagaimana mungkin Arqam bisa tetap tenang?

Duka karena kehilangan yang Arqam tanggung seketika kembali menyeruak, memenuhi seluruh relung hati lelaki berhidung mancung itu. Rasanya terlalu cepat jika hal-hal yang mencemaskan kembali terjadi di keluarganya. Padahal memar yang lama belum seutuhnya membaik.

"Maafin Mila Kak, semua salah Mila." Mila merendah, menundukkan wajahnya dalam-dalam sambil memohon belas kasihan Arqam.

Arqam tak bersuara untuk merespon ucapan Mila. Dengan susah payah lelaki itu mengatur deru napasnya. Lalu merendahkan tubuhnya untuk menjangkau bahu Mila.

Arqam memegang pundak istrinya, sedikit menekan untuk mentransfer perasaan tak nyamannya atas kecerobohan Mila. Kemudian ia berkata dengan kalimat yang penuh penekanan pada Mila, "berdiri sekarang, nggak usah buang air mata lo, masuk mobil, kita pulang."

Mila patuh. Tanpa banyak kata ia langsung berdiri, memutar tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam mobil. Dengan punggung tangan yang tak henti-hentinya menyapu air mata di pipi.

Mila kembali masuk, duduk di posisi awal ia duduk. Tak peduli pada tatapan penuh tanya yang Galih dan Juan arahkan padanya.

Dua detik berlalu, Arqam mengetuk pintu bagian kemudi, meminta Galih untuk ganti posisi. Kali ini tanpa perdebatan.

ArqaMilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang