Keping 50 (B) : Taman Kupu Kupu

408 97 36
                                    

-selamat menikmati, teman-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-selamat menikmati, teman-

-❤-

Happy reading

Sampai malam tiba, semua yang ada di ruang perawatan super duper kece itu, (tentu saja minus Tania dan Juan) menemani Galih dan menghibur si latah dengan kemampuan menghibur seadanya.

Kalau saja di ruangan itu ada pakar lawakan dari Akademi Pelawak Somvlak-Kocak, pasti dengan senang hati sang pakar akan menobatkan Rumaisha sebagai pemenang.

Karena hanya gadis comel itu yang mampu memecah kekakuan dan kebingungan tanpa banyak gaya, tidak seperti orang dewasa yang ada di sana.

"Om Je- Om Galih udah pernah liat sabun mandi 'kan?" Rumaisha bertanya dengan senyum lebar yang menghiasi pipi gembungnya, duduk di ranjang Galih sambil mengunyah potongan buah apel.

Galih mengangguk cepat. Tentu saja ia tak ingin terlihat tak berwawasan di depan Rumaisha.

"Mandinya kayak gimana coba ntu sabun?" Rumaisha menyambung pertanyaannya dengan santai, menatap manja pada Galih dengan gigi yang masih sibuk bekerja.

Tentu saja, mendengar tanya lanjutan Rumaisha, Galih benar-benar terlihat seperti Om Om tak berwawasan. Bengong tanpa tahu harus berkata apa.

Untungnya Galih tak sendiri, Hanna dan Ratna ternyata juga ikutan bengong karena jokes si comel.

Hanya Ningrum dan Mila yang tak terlalu terkejut, mereka paham bagaimana Rumaisha kalau sudah bercanda. Ada saja. Selalu ada-ada saja.

Sayang, Arqam yang sudah didistrak oleh bersin asisten latahnya di depan Mila saat sedang berada dalam mode suami penggoda tak memilih untuk terlalu terlibat dengan candaan Rumaisha.

Alasan Arqam menarik diri sangat jelas, satu karena ia masih kesal pada Galih, dan dua karena ia kadung malu pada Mila. Apalagi yang bisa ia lakukan selain sok cool dan banyak diam ha? Tidak ada 'kan?

Tadi itu, usai Galih bersin di balik selimutnya, fokus Arqam yang mati-matian membahas soal tarian kupu-kupu buyar, digantikan dengan rasa kesal yang membuncah. Entah mengapa, Arqam terlihat seolah ingin mengunyah gendang telinga Galih mentah-mentah.

Sementara Mila yang hampir pingsan karena dugun-dugun ketika Arqam menggenggam tangannya dan berbicara ngaur soal tarian kupu-kupu merasa sangat bersyukur dengan bersinnya Galih.

Karena dengan begitu ia bisa menarik tangannya dan menjauh dari Arqam. Menyembunyikan detak jantungnya yang nyaris mengalahkan bunyi bedug mesjid kecamatan.

Dan tentu saja, teriakan kesal Arqam membuat Ningrum, Ratna, Hanna dan Rumaisha mencuatkan kepala dari balik dinding anyaman bambu. Ingin tahu. Pinisirin.

Maka jelas sudah, dengan semua keadaan itu, gagal telak usaha Boss Besar untuk meyakinkan rasanya.

Sebenarnya Arqam tak berniat melangkah terlalu jauh. Hanya saja, pertanyaan Tania tentang apakah ia memiliki rasa pada Mila atau tidak telah meracuni otaknya, sehingga ia tiba-tiba saja ingin memastikan sesuatu.

ArqaMilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang