Keping 30 : Rasa yang Tak Biasa (2)

467 108 50
                                    

-semoga ada kebaikan yang didapat, teman-

.

-yg baca boleh bilang... 👇-

 👇-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Happy reading

🌻🌻🌻

Mila menatap Rumaisha yang berbaring di sampingnya dengan perasaan lega. Bocah comel itu tak banyak ulah. Sangat patut untuk disyukuri.

Biasanya kalau tak ngumpul di ruang makan untuk makan malam, Rumaisha akan bertanya apa alasannya. Dan memaksa Mila tetap membawanya makan di meja makan meski Mila telah menjelaskan alasannya.

Tentu kepatuhan Rumaisha bukan datang tanpa bualan. Jelas Mila mengobral lidahnya murah meriah, berkata kalau ia dengan senang hati memilih Rumaisha dari pada Arqam. Berkata dengan lantang walau apa pun yang terjadi, ia akan mendahulukan Rumaisha dari pada Arqam.

Bagaimana mungkin Rumaisha tak bahagia karena itu? Bukankah dimanja dan dinomorsatukan adalah sifat alami anak-anak? Sungguh, mereka gampang cemburu jika diabaikan. Dan sungguh, mereka gampang merajuk jika tak diperhatikan.

Memastikan Rumaisha terlelap dengan wajah nyenyak, Mila turun perlahan dari ranjang dan melangkah meninggalkan kamar gadis comel itu.

Si gadis manis menarik napas dalam-dalam. Menutup pintu kamar Rumaisha perlahan. Berusaha tak menimbulkan suara.

Malam ini, seperti malam-malam sesudah titah Arqam, Mila tak lagi mengenakan jilbabnya. Ia berkeliaran di rumah dengan rambut hitam sebahu dan wajah menggemaskan.

Tak salah jika Arqam selalu bergumam bahwa ia memiliki '2 Ruru' di rumah.

Sungguh bagaimana pun menolak kenyataan, Mila tanpa penutup kepala benar-benar seperti Rumaisha dalam versi gelondongan. Lebih besar dan lebih tinggi. Bahkan pipi uyelable dan poni tipis yang menggemaskan milik mereka berdua sama sekali tak ada beda.

Mila turun ke lantai bawah, sedikit berjalan kencang karena tugasnya malam ini tidak hanya berheti sampai melayani Rumaisha saja. Masih ada paman Rumaisha yang harus diurusnya.

Terpaksa atau tidak, Mila benar-benar harus mengurus bayi besar dengan suara ngebas itu tanpa bisa dihindari.

Buang dulu rasa kagum, rasa damba, rasa suka yang ia tanggung untuk suaminya. Mila hanya ingin jadi orang baik, menunjukkan betapa ia peduli. Bahkan jika itu Ningrum, Mila tetap akan melakukan hal yang sama.

Namun bedanya Arqam dengan Ningrum, Arqam menggajinya delapan belas juta, jadi memberi sedikit perhatian ekstra pada lelaki itu tak ada salahnya 'kan? Delapan belas juta loh!

Lagian si tampan adalah suaminya. Ya, suaminya. Yang tak haram untuk ia tatap lama. Yang tak haram untuk ia sentuh sembarangan. Bahkan (maaf), yang sama sekali tak haram untuk ia khayalkan yang iya-iya.

ArqaMilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang