(Back at One)
One, you're like a dream come true
Two, just wanna be with you
Three, girl, It's plain to see
That you're the only one for me,.
And four, repeat steps one through three
Five, make you fall in love with me
If ever I believe my work is done
Then I'll start back at one.
Happy reading
🌻🌻🌻
Adalah cinta manusia, yang keberadaannya serapuh helai rambut dan serentan kulit bayi. Adalah cinta manusia, yang kehadirannya selemah jaring laba dan setipis bulu mata.
Khawatir, takut ditinggalkan, cemas kehilangan, sedih bila diabaikan, gamang tak jelas, itu semua hanya sebagian kecil dari banyaknya jenis penduduk gelap yang menumpang dibahtera cinta manusia.
Maka wajar, jika semakin mencinta, kecemasan dalam dada manusia biasanya akan semakin meningkat. Takut akan tibanya hari perpisahan, gelisah menanti datangnya detik kesudahan.
Manusia hanyalah manusia, walau sehebat dan sekeren apa pun mereka mencinta, mereka tetap hanya manusia. Yang jangankan menjamin nasib cinta mereka ke depannya, menjamin napas mereka sendiri tetap berdenyut di dalam dada pun mereka tak kuasa.
Tapi hebatnya, bahkan jika itu hanya cinta antar manusia saja, yang ukurannya sekecil dan serapuh biji sawi, Allah tetap tak akan merusak dan menzalimi.
Melibatkan Allah atau tidak, mereka dibiarkan untuk saling berbagi, berkasih sayang, berkeluh kesah dan saling melindungi.
Bergantung pada Allah atau tidak, mereka tetap akan dikaruniai rezeki, diberi anak-anak yang lucu, dan dibukakan pintu kemudahan.
Lalu jika semua sama saja, jika seluruh manusia mendapatkan hak rata dalam urusan cinta, bagian mana yang menjadi istimewanya?
Tentu saja ada dibagian yang paling sering terabaikan. Bahwa cinta adalah tiket eksklusif untuk bisa mendapatkan surga. Tiket itu sebenarnya tak terbatas jumlahnya, tapi sayangnya tak semua jiwa bersedia berjuang untuk memperolehnya.
Hanya orang-orang tertentu yang mau, hanya sedikit manusia yang bersedia. Sisanya terlalu terhipnotis pada riuhnya janji dunia. Padahal ridho Allah ada bersama cinta mereka yang mereka jalin karena takut akan hari perjumpaan denganNya.
Karenanya Ali menjaga untuk kemudian mendapatkan Fatimah yang terjaga. Karenanya Salman membiarkan Abu Darda meminang miliknya yang ternyata bukan untuknya. Dan karenanya Handzalah dimandikan para malaikat tersebab syahid sebelum mendatangi istrinya.
Sayang, Aiyash Arqam Baseyev masih terlalu jauh untuk bisa seteguh Ali, seikhlas Salman, dan seridho Handzalah.
Ia cemas, ia khawatir, ia gamang dan ia gelisah. Tapi sungguh ia tak salah, semoga dengan begitu ia semakin paham bahwa mencinta tanpa melibatkan cintaNya adalah titik awal memasuki dunia tak berpegangan. Terombang-ambing tanpa pedoman.
"Aku takut Mil, aku takut."
Arqam masih terus menggumamkan kata-kata yang sama tepat ke telinga Mila. Dan setiap kata yang terucap, setiap itu pula Arqam menambah erat kekangannya di tubuh si gadis.
"Aku takut Mil, sungguh aku takut."
Arqam tak berhenti, ia mengulangi kata-katanya lagi dan lagi dengan pelukan yang semakin mengekang dari detik ke detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ArqaMila
General Fiction[CERITA KE 3] Follow biar Teman bisa baca semua chapter 🤗 🌻 Kategori : baper menantang Bagaimana jika sebuah kecelakaan memaksamu menjadi Ayah sekaligus Ibu untuk keponakan titisan kuaci gorengmu yang aduhai? Itulah yang Arqam alami. Bagaimana ji...