Keping 57 : Melamar?!

384 91 50
                                    

(Panah Asmara)

Sudah katakan cinta
Sudah kubilang sayang
Namun kau hanya diam, tersenyum kepadaku

.

Kau buat aku bimbang
Kau buat aku gelisah
Ingin rasanya kau jadi milikku

.

Happy reading

🌻🌻🌻

Efek dari terlalu lama menahan adalah ledakan.

Makanya kalau perut mules, ditahan dulu karena water closet jauh jaraknya, jangan ditanya apa yang terjadi setelah kaki berhasil menginjak ujung lantai kamar mandi. Uuuh, itulah pokoknya.

Nah, dada pun juga begitu.

Ketika menyimpan banyak rasa di dalamnya, terus-terusan menahan begitu banyak beban bersamanya, dalam waktu yang lama, dalam kesendirian yang nyata, maka jangan harapkan akhir yang baik dikesudahannya.

Arqam baru saja membuktikan. Ia berhasil menjadi bukan dirinya saat dipersidangan tadi. Berteriak gila, meronta-ronta, lupa soal menjaga harga diri, dan tak peduli perihal martabat keluarga.

Sialnya, semua itu belum berakhir ternyata.

Kasihan si tampan, sepertinya belakangan ini kenyataan memaksanya untuk menanggung banyak beban sendirian. Termasuk soal ketertarikan.

Lihatlah apa yang barusan dia lakukan.

Berdiri seperti perangkat keras salah instal, berteriak gila seolah-olah manusia yang ada di taman itu hanya dirinya dan Mila, sisanya cuma telur kuda liar yang berserakan.

Arqam menjadi pusat perhatian. Semua mata sedang tertuju padanya.

Ibu-ibu yang menggendong bayi mereka, muda-mudi yang asik bercerita, pekerja kantor yang melepas penat, pedagang kaki lima, anak-anak yang bermain lempar bola, bahkan tukang bersih-bersih kolam air mancur pun menatap Arqam tanpa harus tahu mau tertawa atau menangis. Bingung.

Sayangnya, si kaca mata yang ditatap terlihat seperti 'bodo amat'.

Sekali lagi ia menarik napasnya dalam, masih di tempat yang sama, lima meter di depan Mila, Arqam kembali berteriak,

"CAN YOU HEAR ME, MILA? I SAID, I LOVE YOU SO MUCH."

Mila terlihat matang dari kejauhan, wajahnya ranum. Satu persen memerah karena tersentuh, dan 99% sisanya karena malu. Sebab ia pun tak luput dari tatapan orang-orang.

"MARI BESARKAN PECINTA TELUR KUDA LIAR BERSAMA!"

Arqam semakin menjadi-jadi. Dan diksi romantisnya terdengar begitu aneh di telinga banyak orang.

"OMBI MALANG INI TAK AKAN BAIK-BAIK SAJA KALAU TANMI RURU MENINGGALKANNYA."

Arqam benar-benar meledak sepertinya.

Pecinta telur kuda liar, Ombi Malang dan Tanmi Ruru- oke fix, orang-orang sah menganggap Arqam gila. Tiga kosa kata itu jelas bukan kosa kata umum yang digunakan untuk scene romantis. Sutradara film Beauty and The Beast menangis mendengar ini. Pasti!

"KENAPA KAMU HANYA DIAM SAJA, MILA? APA KAMU MASIH BELUM MENGERTI? APA HARUS AKU ULANGI?"

Mila memejamkan matanya sejenak, beristighfar tanpa henti di dalam hati. Sungguh hanya Penguasa Langit yang tahu bahwa tulang gadis manis itu sudah hampir melebur.

ArqaMilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang