38

2.9K 326 88
                                    


Jihoon sampai di ruang UKS dan menemukan Junkyu yang sedang sibuk membersihkan bekas darah di hidung nya dengan tisu.

Jika seragam Yoshi tadi saja sudah penuh dengan darah, seragam Junkyu lebih banyak daripada itu.

Jihoon masih bersyukur bahwa pacarnya tidak pingsan karena kekurangan darah.

"Jihoon~~" panggil Junkyu dengan wajah menunduk, takut.

Jihoon hanya diam, rasanya ingin marah, tapi ia juga ingin menangis melihat kondisi kekasihnya yang buruk.

"Maaf, Jihoon" cicit Junkyu tak berani menatap Jihoon.

"Kamu gak perlu minta maaf ke aku, Kyu. Kamu harusnya minta maaf sama tubuh kamu. Lihat! Mereka akhirnya memberontak karena kamu yang gak ngasih mereka istirahat" tukas Jihoon.

Junkyu masih saja menunduk, menggenggam erat kedua jemarinya, mengaitkannya satu sama lain. Jihoon hanya diam menunggu Junkyu bereaksi, tapi lagi-lagi isakan lah yang keluar dari bibir lelaki itu.

Jihoon seketika merasa bersalah telah memarahi Junkyu padahal kondisi Junkyu sedang tidak baik. Jihoon menarik Junkyu ke dalam pelukannya, mengusap punggung kekasihnya agar isakan tersebut mereda.

"Maaf Kyu, Maaf aku bentak kamu" ujar Jihoon sambil sesekali mencium bagian samping kepala lelaki itu.

"Maaf Junkyu udah kecewain Jihoon hikss.. maaf Junkyu selalu ngerepotin.. Junkyu gak bisa jaga kesehatan sendiri.." racau nya di sela isakannya.

"Udah.. jangan nangis ya.. maaf aku gak seharusnya ngomong kayak gitu.. udah ya sayang~" bisik Jihoon menenangkan Junkyu.

Setelah lebih tenang, Junkyu melepaskan pelukan keduanya. Jihoon mengusap kedua pipi Junkyu yang basah karena air mata, dan menyeka sedikit noda darah yang tersisa di philtrum lelaki manis itu.

"Kita pulang ya~ kamu istirahat di rumah aja" ajak Jihoon.

Junkyu hanya bisa mengangguk pasrah atas semua perintah Jihoon.

Betapa terkejut nya Bunda Jisoo setelah mendapat telefon dari Jihoon kalau Junkyu mimisan dan harus dipulangkan. Junkyu tak pernah mimisan seumur hidupnya. Bunda Jisoo tak menyangka belajar keras yang dilakukan Junkyu berdampak pada kesehatannya.

Bunda Jisoo tiba di rumah dan segera ke kamar Junkyu. Dia ingin memeriksa segera keadaan Junkyu, tapi yang dilihatnya bahwa anak yang bergelung manja memeluk tubuh Jihoon seperti guling dengan kepala berbantalkan lengan berotot Jihoon.

"Bundaa.." bisik Jihoon.

Bunda Jisoo meletakkan tangan nya di bibir meminta Jihoon agar tak usah bergerak dan membiarkan Junkyu tidur dengan posisi nyamannya.

"Bunda bikinin bubur buat Junkyu dulu" ujar Bunda Jisoo berbisik.

Jihoon mengangguk paham dan terus mengelus rambut kekasihnya yang basah akibat keringat dingin.

Menemani Junkyu membuat matanya ikutan mengantuk. Dirinya juga cukup lelah karena kekhawatirannya kepada Junkyu tadi. Tak lama Jihoon menyusul Junkyu ke alam bawah sadar.

Jihoon bangun dari tidurnya satu jam kemudian, diliriknya Junkyu yang masih tidur dengan nyenyak. Jihoon menyentuh pelan dahi Junkyu dan merasakan suhu panas disana, sepertinya Junkyu demam.

Jihoon segera turun kebawah menemukan Bunda Jisoo yang sedang mengerjakan sesuatu dari ipad nya. "Bunda.. Junkyu badan nya makin panas kayaknya, bund" adu Jihoon.

Bunda Jisoo menoleh pada Jihoon, "Kita tungguin aja Junkyu nya bangun, baru ntar diminumin obat" jawab Bunda Jisoo. Jihoon mengangguk patuh.

"Jihoon duduk sini bentar" ajak Bunda Jisoo sambil menunjuk sofa didekatnya.

Bling Like You || Jihoon Junkyu(Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang