27

2.7K 343 127
                                    


Jihoon segera berlari ke bangsal mama nya di ICU. Disana terlihat sang ibu yang terbaring lemah dengan mata tertutup. Terlihat begitu kelelahan.

Naluri Jihoon sebagai anak membuat airmatanya mengalir tanpa sadar melihat keadaan mama nya.

"Udah jangan nangis, mama kamu gak papa kok" Dr. Chanwoo datang disebelah Jihoon dan menepuk punggung lelaki muda tersebut pelan.

"Mama kenapa dokter?" tanya Jihoon sambil mengusap matanya.

"Semalam mama kamu shift malam di UGD. Beliau udah kelihatan gak begitu baik seharian kemarin, dan mungkin karena kelelahan dia pingsan" jelas Dr. Chanwoo.

"Kenapa mama gak sadar?" tanya Jihoon lagi melihat tak ada pergerakan dari mama nya.

"Mama kamu cuma tidur, dia kelelahan jadi tidur nya nyenyak. Jangan khawatir ya~" ujar Dr. Chanwoo menenangkan.

"Dokter, Dr. Chaeyoung nya udah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap" seorang suster mendatangi keduanya.

"Silahkan! Jihoon sini kamu ikut saya" ajak Dr. Chanwoo.

Jihoon mengikuti langkah Dr. Chanwoo menuju ruang praktek dokter tersebut.

"Duduk dulu~! Kamu minum sesuatu? Biar saya pesankan" ujar Dr. Chanwoo ramah.

Jihoon menggeleng, "Gak usah, Dok" tolak Jihoon sungkan. Ia merasa malu dengan dokter didepannya ini, ingatannya kembali saat ia menceritakan permasalahannya dengan mama nya pada dokter ini minggu lalu. Bersikap tidak sopan disaat Dr. Chanwoo sudah sangat baik dan memberitahukan keadaan mamanya.

"Kamu udah berapa lama gak pulang ke rumah?" tanya Dr. Chanwoo.

Jihoon sedikit terkejut bagaimana bisa dokter Chanwoo tahu ia tidak pulang belakangan ini?

"Mama kamu udah cerita ke saya. Maaf ya saya bukannya mau ikut campur masalah keluarga kalian. Tapi mama kamu pasien saya, jadi saya perlu tahu hal ini" jelas Dr. Chanwoo.

Jihoon mengernyit bingung, "Pasien? Maksud dokter?" tanya Jihoon.

"Saya rasa kamu udah cukup dewasa buat tahu kebenarannya, Jihoon. Mama kamu, pasien saya sejak 7 tahun yang lalu" ujar Dr. Chanwoo.

"Ma-mama sakit apa, dok?" tanya Jihoon. Detakan jantung nya berdentum hebat mendengar penuturan dokter di hadapannya saat ini.

"Mama kamu sebenarnya didiagnosa  Psikomatis 7 tahun lalu. Itu disebabkan karena stress nya dia pasca bercerai dengan papa kamu. Dia stress berat sampai akhirnya mengalami gangguan fisik. Itu terjadi selama 2 tahun. Mama kamu setiap bulan rutin menemui saya untuk konsultasi dan minum obat penenang jikalau penyakitnya kambuh" jelas Dr. Chanwoo.

Jihoon terhenyak, tanpa sadar airmata nya kembali menetes mendengar penjelasan Dr. Chanwoo. Dia bahkan tidak tahu tentang gangguan yang dialami mama nya selama ini. Dia merasa bersalah dan tak berguna sebagai anak karena tidak peduli dengan kesehatan mama nya selama ini.

"Gimana bisa mama nyembunyiin semua ini dari saya dok?" ujar Jihoon dengan suara bergetar.

"Kamu gak salah, Jihoon. Kamu masih terlalu kecil saat itu untuk paham apa yang dialami mama kamu" jawab Dr. Chanwoo berusaha menenangkan Jihoon.

"Kenapa mama bisa nanggung itu semua sendiri?" tangis Jihoon terdengar pilu.

"Kamu gak usah khawatir. Mama kamu selalu saya awasi selama ini" ujar Dr. Chanwoo.

Jihoon menangis dalam diam dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

"Saya kenal mama kamu semenjak kami sama-sama intership di Rumah Sakit. Kami jadi teman karena saat itu sama-sama berencana untuk mengambil PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) di prodi Spesialis Psikiatri awalnya. Mama kamu berencana akan ujian kualifikasi setelah menikah, tapi ternyata takdir berkata lain. Tuhan menitipkan kamu dengan cepat di perut mama kamu. Kamu hadir setelah 2 bulan pernikahan kedua orangtuamu. Saat itu kandungan mama kamu lemah dan harus banyak beristirahat, akhirnya mama kamu merelakan mimpinya menjadi seorang Dokter Spesialis Psikiatri. Ia memilih untuk fokus membesarkan kamu pada akhirnya" jelas Dr. Chanwoo.

Bling Like You || Jihoon Junkyu(Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang