16

4.3K 497 90
                                    


Haruto tiba di rumah pukul 8 malam. Dilihatnya meja makan sudah tersedia beberapa lauk. Sepertinya Jeongwoo yang memasak.

Semenjak tinggal disini, Jeongwoo menghabiskan waktu nya di rumah dengan belajar memasak selagi Haruto pergi bersekolah. Dan Haruto mengakui masakan Jeongwoo semakin hari semakin baik saja.

"Jeongwoo.." panggil Haruto.

"Yaa!" Jawab Jeongwoo dari arah kamarnya. Haruto tersenyum tipis dan menyusul lelaki itu ke kamarnya.

Tapi senyum nya perlahan sirna saat Jeongwoo sedang sibuk mengepak satu koper di lantai kamar.

"Kenapa udah packing?" Tanya Haruto.

"Gak papa, harus dicicil satu-satu biar gak kerepotan" jawab Jeongwoo dengan senyum santai. Walau dalam hati nya cukup tertekan dengan senyum itu.

"Ayok makan malam! Gue nungguin lo dari tadi. Udah laper" ajak Jeongwoo berusaha mengubah topik pembahasan dengan Haruto yang rasanya akan melubangi kepalanya dengan tatapan tajam.

Jeongwoo berjalan cepat melalui Haruto dan segera menuju meja makan.

Mereka makan dalam diam. Tak ada percakapan satu sama lain. Tapi otak mereka sedang melamunkan satu sama lain. Apakah keputusan mereka ini benar?

"Woo, lo gak mau pikirin lagi? Lo udah disini, cuma tinggal masuk sekolah. Apa gak seharusnya lo balik lagi ke Australia?" Tanya Haruto yang telah menyelesaikan makan malam nya.

Jeongwoo hanya diam. Tetap melanjutkan makan malamnya.

"Lo udah janji gak bakal ninggalin gue untuk kedua kalinya" ujar Haruto lagi.

"Lo udah gak butuh gue, Ruto. Lo udah punya seseorang yang nemenin lo" jawab Jeongwoo akhirnya buka suara.

"Siapa? Junkyu?" Haruto tertawa remeh. "Kalau aja lo gak ninggalin gue selama ini, gue gak bakalan ada apa-apa sama Junkyu" jawab Haruto.

"Gue sama Junkyu beda. Gue cuma sahabat lo, gue cuma orang jahat yang ninggalin lo disaat lo butuh seorang teman. Tapi Junkyu? Dia lebih Ruto, lo gak bisa posisiin gue sama kayak dia" jawab Jeongwoo yang mulai malas dengan pembicaraan ini.

Jeongwoo pun berdiri menyisakan makan malam nya. Berjalan kabur dari meja makan yang suasananya mulai memanas.

"Saranghae" ujar Haruto.

Sebuah kata yang belum sempat Haruto lontarkan kepada Jeongwoo. Perasaan terpendam yang tak pernah tersampaikan. Luka lama yang belum sembuh benar. Semua nya hanya butuh kejujuran dan kejelasan. Dan satu kata yang diucapkan Haruto rasanya telah mewakili semua perasaan itu.

Jeongwoo terdiam di tempatnya. Tubuh nya terasa kaku. Seolah seluruh persendian nya tak bisa digerakkan.

Haruto berjalan mendekati Jeongwoo. Lelaki itu kemudian merengkuh tubuh yang lebih pendek dari belakang. Menyandarkan dagu nya pada bahu Jeongwoo yang masih terdiam kaku.

"Lo emang jahat, Woo. Lo udah ninggalin gue sendirian. Lo bukan sekedar sahabat pertama gue, lebih dari itu . . Lo pergi bawa setengah dari diri gue, setengah hati gue ikut sama lo. Dan sekarang lo mau pergi lagi? Kenapa lo setega ini? Sampai kapan lo mau bikin gue menderita dengan kepergian lo, Woo" ujar Haruto dengan suara rendah.

"Lo bukan sahabat pertama gue, lo cinta pertama gue" final Haruto. Lelaki itu mencium bagian samping kepala Jeongwoo lama. Menyalurkan perasaan nya yang ia inginkan dapat diterima oleh Jeongwoo.

Jeongwoo perlahan melepaskan pelukan ke dua nya, tanpa berbalik ke arah Haruto ia berkata, "Sebelum gue balik, gue mau ketemu Junkyu dulu" ujar nya kemudian berlalu ke dalam kamarnya.

Bling Like You || Jihoon Junkyu(Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang