29

2.6K 340 147
                                    

"Maksud kamu?" tanya Junkyu linglung. Dia tak bodoh untuk mengerti maksud ucapan Jihoon. Tapi Junkyu hanya berharap kalau yang tadi didengarnya itu adalah sebuah kesalahan.

"Kita putus Kyu, aku gak bisa lanjutin hubungan ini" ujar Jihoon dengan suara berat. Jihoon mengepalkan tangan nya erat menahan desakan emosi nya. Menahan sekuat tenaga agar tak memeluk lelaki di hadapannya.

"Kenapa? Aku salah apa?" tanya Junkyu pelan. Hatinya porak poranda mendengar permintaan Jihoon.

"Kamu gak salah apa-apa. Aku yang salah dari awal" ujar Jihoon dengan nada bicara yang dingin.

"Jihoon~ kalau aku salah tolong kasih tahu aku. Aku bisa memperbaikinya. Tapi gak dengan langsung putus gini" ujar Junkyu kelabakan. Ia tak siap diputuskan Jihoon tanpa alasan seperti ini.

"Kamu gak salah apa-apa Kyu! Aku cuma gak bisa lanjutin hubungan ini" ujar Jihoon frustasi.

Junkyu menatap Jihoon tegas, "Aku gak mau putus! Alasan kamu gak jelas" ujar Junkyu telak.

Jihoon mengerang. Kenapa semuanya begitu sulit? Ia ingin putus dengan Junkyu secara baik-baik. Tapi Junkyu mempersulitnya.

"Aku gak pernah beneran cinta sama kamu!" ucap Jihoon yang mulai kehabisan akal.

Junkyu yang mendengarnya semakin remuk. Tanpa sadar airmata itu sudah mengalir sedari tadi. "Ka-kalau gitu ke-kenapa pacaran sama aku?" tanya Junkyu dengan suara bergetar.

Jihoon benci suara kesedihan itu. Ia benci pada dirinya sendiri karena tak dapat menepati janji nya untuk tidak membuat Junkyu menangis. Dan lelehan airmata yang sekilas ia tangkap itu mau tak mau ikut meremukkan jantung Jihoon.

Junkyu sakit hati, tapi Jihoon lebih terluka didalam sana.

"Aku selama ini cuma penasaran gimana rasanya pacaran sama cowok. Dan ternyata aku udah tau rasanya. Aku normal. Aku gak cinta sama kamu"

Plak!!

Tamparan keras dihadiahi Junkyu di pipi Jihoon. Terasa panas dan menyakitkan. Tapi menurut Jihoon ini lebih baik jika tamparan yang diberikan Junkyu dapat mengurangi rasa luka di hati lelaki manis itu yang airmatanya kini semakin deras.

"Brengsek, Park Jihoon!"

Junkyu tanpa menoleh lagi berjalan cepat meninggalkan Jihoon di atap sekolah dengan bercucuran air mata. Sakit hati luar biasa dengan pernyataan Jihoon.

Jihoon ambruk berlutut setelah kepergian Junkyu. Kaki nya melemas tak dapat lagi menahan beban tubuhnya. Junkyu benar, dia brengsek.

Jihoon bahkan tak masalah Junkyu menamparnya berkali-kali sekalipun karena memang itu pantas didapatkan nya

"Maaf Junkyu" ujar Jihoon disela tangisannya.

Dengan begini hubungan mereka berakhir. Jihoon merasa sesak karena setengah jiwanya pergi bersama Junkyu. Jihoon memang masih dapat hidup dan bernafas dengan baik, tapi Jihoon tak tahu apa dirinya masih dapat bahagia setelah ini. Karena ia tak menemukan tujuan kebahagiaannya.



Junkyu berjalan dengan langkah tergesa meskipun sedikit oleng karena kaki nya rasanya lemas sekali. Lelaki manis yang matanya sudah sembab itu berjalan di tepian lorong sekolah sambil memegangi dinding agar tubuhnya tak ambruk.

Hingga akhirnya Junkyu menemukan toilet dan masuk ke dalam sana. Duduk diatas closet dan menangisi diri nya sendiri yang tampak sangat menyedihkan.

Bagaimana bisa Jihoon bisa mempermainkan perasaan nya begitu mudah saat ia sudah terlalu dalam mencintai lelaki itu?

Junkyu merasa benci pada dirinya sendiri. Kenapa dirinya begitu mudah percaya pada laki-laki lain?

"Yoshi bener hiks.. gue baperan hiks hiks.." gumamnya di tengah tangis.

Bling Like You || Jihoon Junkyu(Jikyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang