"Sebagian orang terutama cowok masih beranggapan bahwa, penyebab hidup menderita adalah hati perempuan. Hingga mereka lupa bahwa ternyata ada sesuatu yang lebih bisa dijadiin sebagai alasan utama, yaitu ego cowok itu sendiri."
🌻
Nara sebenarnya punya kenangan yang lumayan buruk dengan kosan lamanya. Ada potongan buruk pada adegan hidup yang dia punya. Sementara rumah yang dia beli belum selesai sepenuhnya, jadi setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan ngekos di tempat yang lama, cewek itu akhirnya menjadi bagian dari Kosan Kenangan--yang lebih dikenal dengan sebutan Kosan Ibu Bohay karena ibunya memang bohay.
Di Bengkulu, khususnya di kota seperti Kota Bengkulu ini, sulit menemukan kosan dengan fasilitas yang begitu banyak dan memadai seperti kosannya sekarang ditambah dengan harga yang lumayan murah untuk ukuran kamar lima kali enam meter dengan AC, taman, ruang tamu, bahkan dapur bersama yang luas. Nara cukup beruntung bisa berada dikosan itu dan kabur dari tempat lama yang membuatnya nyaris muak.
Bagaimana tidak, dia sudah berulang kali mendapatkan pelecehan seksual verbal oleh salah satu penghuni kosan itu. Padahal sudah beristri dan punya anak kecil, tetapi masih suka jelalatan. Ditambah dengan drama beli token listrik untuk air pada sumur bor yang biasanya mengalirkan air ke dalam kamar mandi mereka. Kalau sudah habis itu susah sekali dipintai uang untuk sokongan, Nara bahkan pernah mendapatkan seorang penghuni yang mengatakan padanya untuk membeli sendiri karena sudah bekerja.
Seriously? Kalau sekali-kali tidak apa-apa, tetapi kalau berkali-kali bisa mati nanti di akhir bulan tidak ada lagi uang untuk beli makan.
Payah!
Namun di antara kebahagiaan, pasti akan ada saja rasa kesal yang hadir. Sebab tanpa Nara ketahui, cowok yang dia temui di pernikahan Rizal ternyata satu kosan dengannya. Nara bahkan bertanya-tanya kenapa dia bisa lupa dan tidak memperhatikan begitu lekat wajah tidak asing itu. Sekarang malah berakhir akrab karena kejadian itu dan suka membuat tertawa kalau diingat-ingat lagi.
Tanpa Nara ketahui, ada sedikit perasaan asing yang hadir di dalam hatinya.
Dan sekarang setelah kurang lebih dua bulan tinggal di sana dan sudah terbiasa melihat Hero, Gian, dan Agus yang duduk di bangku taman dengan gitar, kopi, dan rokok sepulang dia dari kantor, Nara malah mendapati taman terlihat kosong. Biasanya Gian akan memetik gitar, Hero akan bernyanyi walaupun sadar bahwa suaranya itu bisa membuat katak sakit telinga, dan Agus yang terbahak-bahak mendengar suara cowok itu.
Rasanya kosong, padahal sudah terbiasa. Sebab nyaris dua bulan menjadi penghuni kosan itu, Nara selalu melihat mereka dan dibuat tertawa dengan tingkah laku mereka. Namun sayangnya Nara paham bahwa ketiga orang itu pasti punya kegiatan lain. Maka menghela napas, Nara kemudian beranjak dari tempat parkir untuk masuk ke dalam kamarnya tentu saja dengan perasaan nyaman tanpa harus merasa jengkel dengan penghuni kosan nyinyir dan cabul.
Pukul delapan malam, Nara sudah selesai membersihkan diri dan melepas sheet mask yang dia pakai. Sekarang waktunya untuk melepaskan penat dengan mengerjakan laporan untuk dikumpulkan pada Fajri besok pagi, pikirnya. Nara itu memang sedikit aneh, dia akan mengerjakan sesuatu untuk mengurangi rasa lelah dari aktivitas sehari-harinya.
Saat sedang mengetik beberapa kalimat pada laptop yang menyala di atas meja belajar yang multifungsi itu, Nara dibuat terkejut dengan seseorang yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya. Dia memang sengaja membuka pintu kamar supaya membiarkan sirkulasi udara masuk ke dalam kamarnya, sedangkan kalau membuka pintu balkon nanti malah dilihat orang-orang yang berada di belakang kosan mereka.
Cewek itu menghela napas setelah menoleh dan mendapati Gian adalah orang yang mengetuk pintu kamarnya. Tanpa permisi, cowok itu langsung masuk dan mendekat ke arah Nara yang sekarang kembali fokus pada layar komputer di hadapannya. Mengangguk-angguk sok paham tatkala melihat apa yang Nara kerjakan, Gian kemudian merebahkan diri di atas ranjang cewek itu sembari menghela napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
Romance[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...