"Rasanya seperti baru saja terjatuh, lalu ditimpa tangga."
🌻
Kepahiang adalah sebuah kota yang indah dan Nara mengakui hal itu, akan tetapi kota itu akan menjadi sebuah kota yang masuk daftar hal-hal yang dia benci entah sampai kapan. Kalau saja dia mencatat hal-hal yang dia benci, mungkin sudah ada nyaris tiga buah buku besar double folio yang dia gunakan untuk belajar akuntansi sewaktu SMA.
Pada akhirnya dia pulang, hanya pamit pada keluarga Gian dengan alasan bahwa ada pekerjaan mendadak yang harus dia kerjakan di Bengkulu tepat setelah dia menemukan dirinya berserakan dengan kenyataan bahwa cowok itu hanya menjadikannya sebagai pelampiasan. Kenyataan yang seharusnya memang dia sadari sedari awal, ditambah dengan Gian yang memang tidak pernah bersikap serius pada hubungan mereka.
Selama perjalanan, Nara tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa, sedih, serta kesal yang mendadak hadir di dalam kepalanya. Padahal supir travel terus mengajaknya berbincang tentang banyak hal, ditambah dengan lagu dangdut yang terdengar asik di telinga. Semuanya habis dalam satu waktu. Dia terisak pelan sambil menggigit bibirnya. Menggumam bermacam penyesalan yang sudah terlambat untuk dia pahami.
Padahal Gian sudah dia jadikan sebagai rumah tempatnya untuk pulang dan berbaring dikala lelah. Padahal Gian sudah dia klaim dengan perasaan bangga. Padahal Gian berada di prioritas utama di atas dirinya sendiri. Cowok itu sudah menjadi segalanya dalam hidupnya. Namun sekarang, cowok itu malah menjadi rasa sakit paling sakit yang pernah dia rasakan.
Sesampainya di Bengkulu, dia tidak pulang ke kosan melainkan ke rumah Billa. Terhuyung-huyung membawa kakinya yang terasa berat, dengan kepala yang nyaris meledak semua isinya. Untung saja saat itu Billa ada di rumah dan langsung menyambut kedatangan tamu tak diundang yang mendadak datang dengan air wajah berantakan. Hidungnya merah, matanya bengkak, dan tubuhnya terlihat bergetar menahan air mata.
Sekarang mereka ada di dalam kamar Billa. Cewek itu terbaring tanpa mau menyentuh bubur yang Billa buatkan khusus untuknya. Bahkan teh panas yang berada di atas nakas sudah dingin dan menyisakan uap yang mengembun di tepi gelas. Billa masih berusaha menahan diri untuk tidak melontarkan pertanyaan yang sudah berkeliaran di dalam kepala. Apalagi dengan keluarganya yang penasaran kenapa.
Sampai pada akhirnya Nara memanggil nama itu dengan suaranya yang sengau, "Billa," yang membuat sang empunya nama seketika menoleh.
Tatapan Nara masih terlihat kosong memandang langit-langit kamar, sebelum akhirnya dia melontarkan sebuah pertanyaan. "Resiko punya FWB emang begini, ya?"
Dalam satu pertanyaan yang diajukan barusan, Billa sudah bisa memahami apa yang baru saja terjadi walaupun tidak benar seratus persen dengan apa yang terjadi. Namun setidaknya, dari tangisan dan kedatangan tiba-tiba Nara, dia paham bahwa cewek ini baru saja dicampakkan oleh si sialan bernama Gian. Ya, satu-satunya cowok yang sedang dekat dengan Nara adalah Gian. Billa juga tahu bahwa mereka memang menjalin sebuah hubungan tidak jelas bernama friend with benefit, yang berujung pada nothing benefit.
Billa kemudian bangkit dan menyilangkan kedua tangannya. Dia sudah benar-benar siap untuk mengeluarkan semua makian untuk si sialan itu dan menghibur sahabatnya agar tidak menjadi si menyedihkan yang membuang-buang air matanya. Namun hal itu harus dia tahan tatkala mendapati Nara kembali berkata;
"I always told to myself buat nggak baper, tapi pada akhirnya gue sadar kalau gue cuma manusia biasa yang nggak bisa ngontrol perasaannya sendiri."
Nara kembali menjeda kalimatnya, kemudian membiarkan air matanya kembali keluar. "Dan pada akhirnya gue juga sadar kalau gue nggak punya sesuatu buat dijadiin pelarian eventho that's about sex and I realized that human will be alone no matter what," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
Romance[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...