"Love doesn't hurt, your mom just meet the wrong person."
🌻
Katanya dengan kehilangan kita akan mengerti arti dari sebuah kebersamaan atau beberapa berharga sosok yang telah pergi itu. Namun kenyataannya, tiga hari setelah semua kejadian itu dia lewati sendirian bersama dengan ketidakpercayaan, Nara tetap tidak mengerti arti dari mereka. Semuanya terasa kosong.
Pertanyaan yang belum sempat dia ajukan pada kedua orang tuanya perihal perasaan sayang mereka terhadap cewek itu kini harus tersimpan, bahkan mungkin akan berdebu di dalam memori terdalam di otaknya--sebab semua itu tidak akan pernah bisa dia pertanyakan, lagi.
Hanya saja satu hal yang dia pahami waktu itu adalah bagaimana air matanya yang enggan keluar seolah tertahan bersama semua keraguan perihal dua manusia yang terbaring tanpa nyawa di hadapannya itu. Semua kekosongan dan perasaan hampa yang dia rasakan nyaris lima belas tahun lamanya itu tergambar sudah, seolah langit biru waktu itu menjadi kanvas bagaimana dunianya memang tidak pernah berisi tentang mereka berdua.
Nara dan Gian memang sudah kembali ke Kota Bengkulu, tetapi cewek itu masih belum sanggup untuk memperlihatkan dirinya yang menyedihkan di kantor. Lagipula sang atasan, Bang Fajri, masih belum mengizinkan dia untuk masuk dan mengambil cuti sebulan agar menenangkan dirinya. Bang Fajri bahkan memberikan saran agar Nara kembali ke Manna dan mengadakan tiga puluh hari orang tuanya, yang tentu saja tidak dilaksanakan oleh Nara.
Dan tiga hari sekembalinya mereka di kosan, Gian tidak pernah meninggalkan dirinya. Sosok itu selayaknya seorang malaikat pembantu yang selalu ada di sisinya, memberikan segala hal yang cewek itu mau, dan bahkan memeluknya di saat mereka terlelap atau bahkan terjaga. Semua hal yang tentu saja belum pernah Nara rasakan dan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Sebuah tindakan yang lumayan berbahaya untuk hatinya yang rapuh, tentu saja.
Namun sekarang dengan berat hati Nara harus merelakan Gian pergi, sebab bertepatan setelah dia menghabiskan makan malamnya dua teman kantor cewek itu datang. Billa yang berdiri di ambang pintu terlihat ragu untuk melangkahkan kaki, kedua manik matanya menatap sendu, bersamaan dengan kesedihan yang terpampang jelas pada raut wajahnya. Sedangkan Anisa hanya diam, kedua matanya melirik sesekali ke arah Billa.
Lantas kesekian detiknya, Billa berlari masuk dan memeluk tubuh itu. Nara tersentak, kedua matanya hanya menatap kosong pada langit-langit kamar sedangkan Billa sudah tersedu-sedu sembari menggumam ribuan maaf yang cewek itu sendiri tidak tahu maksudnya apa.
Pun setelahnya, ketiga cewek itu duduk bersisian di atas karpet bulu milik Nara dengan sepiring buah apel yang sudah Gian potong. Anisa hanya diam seolah bingung untuk memulai konversasi di antara mereka, sedangkan Billa hanya menunduk menatap kosong ke arah potongan buah apel di hadapan mereka. Sampai akhirnya, Nara mencebik hening dan sukses membuat kedua sahabatnya itu memfokuskan netra padanya.
"Ibu gue bunuh diri dengan minum racun rumput setelah ngasih racun itu sama Bapak," katanya, kemudian menghela napas. "Everything gone, there's nothing left for me."
Baik Billa maupun Anisa tidak pernah membayangkan akan mendengar hal itu barusan. Mereka memang tahu soal kematian kedua orangtua Nara yang cukup heboh beberapa waktu yang lalu, tetapi mereka tidak pernah membayangkan bahwa Nara akan menceritakannya secara gamblang begini.
"Kata Nenek, Bapak itu orang yang pintar dan Ibu kembang desa yang paling disukai semua orang. Tapi hidup mereka hancur setelah gue dan kembaran gue lahir," lagi, Nara kembali bercerita. "Setelah gagal tes masuk tentara, Bapak nikah sama Ibu dan keterima kerja. Tapi setelahnya Bapak dipecat tanpa ada alasan yang jelas," lanjutnya tanpa menatap ke arah kedua sahabatnya yang hanya diam mendengarkan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
Romance[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...