"Tiap-tiap orang itu baik, cuma tergantung gimana cara lo nanggepin perbuatannya."
🌻
Tahun 2020 yang nyaris dihabiskan dengan tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa karena pandemi membuat sebagian orang mencari kesenangan lain, sampai akhirnya tiktok benar-benar meracuni banyak orang. Okey, mungkin tidak semua orang sebab masih ada yang tidak menyukainya termasuk Gian sendiri. Lebih baik main game, pikirnya. Ketimbang berselancar di sosial media sampai nyaris gila.
Dan, di paruh akhir tahun seperti sekarang ada satu lagu yang sedang hits. Bahasa gaulnya begitu. Sebenarnya Gian mengapresiasi karena pencipta lagunya memadukan antara tradisional dan juga modernisasi tanpa meninggalkan kesan membosankan di telinga pendengar. Keren, menurutnya. Namun, kalau sudah didengar sampai ratusan kali, sumpah demi apapun Gian bisa saja menghancurkan speaker bluetooth yang Agus beli dari uang menabung dan sampai tak beli makan hampir dua bulan lamanya itu karena muak.
"Matiin dulu, anjing!" bentak cowok itu, lalu mengarahkan tendangannya pada Agus yang langsung menghindar.
"Gian kasar," ujarnya dengan suara manja itu lagi.
Gian lantas mendengus, menatap tajam ke arah cowok itu seumpama leser yang siap menghancurkan tubuhnya. "Agus, jangan coba-coba lo kayak gitu lagi kalau masih sayang sama nyawa!"
Bukannya merasa takut, Agus malah membuat gerakan seolah tengah menyampirkan rambut di balik telinga seperti cewek biasanya. "Galak," ujarnya lagi.
Gian langsung emosi, berdiri dan meraih bantal miliknya dan memukulkan benda itu pada Agus yang berteriak. Lagu dengan judul 'Bukan PHO', milik Aldo Bz sudah tak lagi terdengar. Suara motor yang berlalu-lalang terdengar samar, dengan Ujang yang sesekali bernyanyi di dalam kandangnya. Sumpah demi sang bunda yang selalu marah kalau Gian belum mandi, cowok itu benar-benar kesal saat ini. Rasanya ingin mencabik-cabik orang.
Setelah yang terjadi tadi pagi, sekarang Gian malah kelimpungan mencari cara agar cewek itu tak salah paham padanya. Entahlah, Gian tidak mau dibilang gay. Bukan, dia bukannya anti LGBT atau semacamnya. Menurutnya itu hak setiap manusia yang terlahir sebagai makhluk hidup. Tapi, Gian bukan gay. Dia suka cewek cantik, apalagi yang cantiknya seperti Nara. Baik, baik. Jangan marah. Gian memang salah.
Tadi, cewek itu benar-benar menghindari Gian yang mencoba menghampirinya yang mau pergi ke kantor dengan sepeda motor. Nara bahkan enggan membuka kaca helmnya, seolah memberi kode kalau dia tidak mau bicara padanya lagi. Agus yang asik mendengarkan lagu 'Bukan PHO' terlihat tak perduli di dalam kamar kosan milik Gian dengan penampilan seperti dia bangun tadi.
Melihat wajah kusut sahabatnya itu, Agus langsung menghampiri. "Kenapa lagi, deh?" tanyanya kemudian.
Mendengar pertanyaan itu, Gian langsung mencebik dengan kedua mata yang membulat."Kenapa lagi, deh? Serius lo sesantai ini setelah apa yang terjadi tadi pagi?" tanyanya balik dengan intonasi suara tak percaya.
Mendapati ekspresi wajah itu, Agus langsung mendengus. "Iya, iya. Maaf. Gue salah," ujarnya tak ikhlas, "Terus apa?" Lanjutnya.
"Bantuin mikir, kek. Ini harga diri kita lagi di tepi jurang, Gus. Bentar lagi jatuh dan nyemplung terus hanyut kayak tai," jawab Gian frustasi.
"Nggak apa-apa, dong. Nanti juga bakalan nyangkut," balas cowok itu yang lagi-lagi mendapatkan tatapan tajam dari Gian, pun melanjutkan. "Iya, iya. Maaf,"
Keduanya lantas terdiam. Gian kini terduduk di atas bangku game tipe COUGAR Armor yang sempat membuat Agus kaget karena harganya yang mahal, sementara Agus kini berada di atas ranjang sembari memainkan ponselnya. Benar, cowok itu tak akan pernah membantu untuk menemukan solusi karena dia tak akan paham bagaimana Gian sekarang sedang berada di dalam masalah yang cukup besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
عاطفية[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...