tw//sex scene, harsh words 🔞
"Temen yang kayak gimana maksudnya?"
🌻
"Lo jadi beli ayam nggak, Bang?"
Yang ditanya seketika menoleh dari mie instan yang barusan dia santap buatan Benny. Rio, sosok itu, lantas mengernyitkan kening. Ini dia baru pulang dari kantor dengan bawaan lumayan banyak karena janjinya mau mengadakan ulang tahun Nara tadi, sudah ditanya-tanya perihal ayam. Agus memang benar-benar sesuatu. Sedangkan yang bertanya masih menunggu di meja pantri.
"Kenapa?" tanya Rio balik alih-alih menjawab.
Mendengus, cowok itu kemudian memperlihatkan isi plastik bawaan Rio barusan. "Ini kok, nggak ada bentukan ayam di dalam asoy. Malahan sosis," katanya, lantas berdecak. "Jangan bilang kalau ayamnya kabur, Bang!"
Rio tak langsung menjawab, sejenak dia terdiam guna mengingat kembali sebelum akhirnya menepuk jidat. "Astaghfirullah, gue lupa. Gue ingetnya beli sosis bukan ayam," jawabnya.
"Otak lo sosis mulu, sih!" teriak Agus sembari melempar cowok itu dengan sosis yang tadi dia beli.
Hero hanya diam mengabaikan dua orang itu dan sibuk menyantap mie instan yang tadi abangnya buat. Kata orang sih, mie instan buatan orang itu memang selalu enak. Jadi tidak aneh kalau Benny ini dinobatkan sebagai seorang ahli dalam meracik mie instan yang pada dasarnya memang sudah enak. Pokoknya mantab jiwa, deh! Makanya ketimbang ikut nimbrung dan kehabisan mie dalam panci yang abangnya buat, mending diam sambil sesekali menghentakkan kakinya sangking enaknya mie itu.
Sedangkan Benny yang sudah kenyang mendengus. Tangannya masih asyik dengan ponsel, kemudian melirik ke arah Agus yang tadi sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk acara barbeque mereka nanti. Cowok itu menatap Agus cukup lama, sebelum akhirnya berkata dengan intonasi dingin khas seorang Benny yang terdengar menyebalkan.
"Ya udah sih, ya. Beli aja lagi di indoapril di depan," lalu melirik dari ujung kepala sampai rambut Agus yang membuat cowok itu benar-benar tidak nyaman, "Lo nggak lagi struk atau lumpuh, 'kan? Ampe nggak bisa jalan buat beli ayam?" tanyanya.
Tangan yang tadi menutupi bagian-bagian inti karena overthinking langsung mengepal dan siap dilempar pada Benny yang masih menatapnya tajam. "Demi Tuhan omongan lo nyakitin banget," katanya, "Abang pikir Hero ngapain tadi? Mending gue pas Bang Rio nyampe langsung disambut dengan bantuin dia bawain barang-barang ke dalam!"
Nah, lho. Padahal tadi Hero cuma diam, kenapa sekarang malah ikut diseret masuk ke dalam konversasi kedua anak manusia menyebalkan yang memang suka sekali bertengkar itu? Sang empunya nama bahkan tersedak kuah mie instan sampai terbatuk-batuk karena kaget dengan ucapan Agus yang nyelekit, tetapi benar itu.
"Abang!" teriak Hero protes.
Yang dipanggil hanya mendengus dan memegangi telinga berdenging karena suara nyaring dari adiknya yang duduk di sebelahnya itu. "Apaan, sih?" kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
Romance[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...