"Jangan ngerusak kebahagiaan orang lain dengan komentar jelek lo."
🌻
Singkat cerita tentang persahabatan antara Nara, Billa, dan Zaza.
Jadi begini, mereka itu tidak berteman baik pada awal pertemuan. Mereka hanyalah orang asing yang dipertemukan dalam satu kelas yang sama sewaktu masuk kuliah. Kesan mereka di hari pertama bertemu juga beragam. Kata Billa, Nara dan Zaza itu kelewat pendiam. Sedangkan Billa, kata Nara adalah sosok yang begitu cantik. Sebaliknya, Zaza tidak memandang semua orang dengan tatapan negatif.
Anak itu terlalu positif omong-omong.
Namun entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja setelah naik semester tiga, mereka malah berteman dengan baik. Pola pikir mereka terkesan sama, walaupun ada beberapa hal yang bertolak belakang. Hanya saja hal itu tidak mereka anggap sebagai suatu hal yang harus dijadikan sebagai alasan untuk menjauhi satu sama lain.
Hingga tiba saat Nara mendapatkan sebuah masalah yang cukup berat, di mana cewek itu mengalami pemerkosaan yang merenggut sebagian dari semangat hidupnya. Semua mata tertuju padanya nyaris selama dua bulan lebih. Kampus berusaha sekuat tenaga untuk menutup-nutupi, takut nanti malah nama kampus yang tercemar, atau segala macam.
Pada saat Nara sedang terjatuh dan berpikir bahwa dia akan ditinggalkan sendirian, Billa dan Zaza ada di sana memberinya sebuah semangat untuk tetap hidup. Kata Billa, Nara harus hidup untuk melihat si keparat Kavin masuk penjara. Sebab pada pertengahan kisah, Afrizal mendadak menjadi seorang pahlawan super tanpa senja seperti Thor. Cowok itu memberinya begitu banyak dukungan untuk meminta keadilan.
Walaupun pada akhirnya, sang bibi ambil alih untuk menyetujui surat damai. Keluarga Kavin terlalu berpengaruh, sedangkan pacarnya terus memberitakan hal buruk tentang Nara yang membuat semua orang percaya bahwa Nara memang pantas mendapatkan hal itu. Lantas kemudian, Kavin memutuskan untuk pindah dan Nara kembali menjadi salah satu mahasiswi yang berubah drastis.
Dia kehilangan senyum, kehilangan sorot penuh binar pada kedua matanya, dan kehilangan semua semangat untuk maju menjadi mahasiswi berprestasi seperti yang dulu dia idam-idamkan. Zaza dan Billa ternyata tidak cukup untuk dijadikan sebagai alasan bagi dirinya agar bisa kembali seperti semula.
Memangnya penyintas pelecehan seksual mana yang bisa kembali hidup biasa saat menyadari bahwa dunia tidak berperilaku baik padanya?
Menerima kenyataan di mana kokokan ayam tetap menyambut paginya saja sudah terlalu hebat dari perkiraannya.
Lantas kemudian, Afrizal kembali datang menjadi seseorang yang memberikan Nara sebuah semangat. Cowok itu seperti sebuah cahaya matahari yang mendadak hadir setelah dunianya diselimuti musim dingin bertahun-tahun lamanya. Walaupun pada akhirnya, semesta tidak memberinya izin untuk merasakan cinta dari cowok itu.
Nara bahkan ingat bagaimana Billa pernah memarahinya sewaktu dia bersedih setelah mengetahui tentang hubungan antara Afrizal dan istrinya sekarang. Saat itu, hujan turun begitu lebat. Mangkok berisi bakso sudah habis di atas meja, teh hangat yang mereka pesan sudah habis setengahnya.
"Jangan bertindak seolah lo paling disakiti di dunia cuma karena nggak ada yang bisa ngertiin lo, sebab pada kenyataannya emang nggak ada yang bisa ngertiin diri lo selain diri lo sendiri!" teriak cewek itu, kemudian menoleh ke arah Nara yang terdiam. "Mereka yang berjanji menetap, akan lenyap. Because they're just a part of the chapter of your book life."
Nara kembali mencoba menerima semuanya dan belajar bahwa tidak ada satu pun orang yang bisa dijadikan sandaran.
Dan bersahabat baik dengan Billa serta Zaza selama nyaris lima tahun, setidaknya membuat Nara belajar banyak hal untuk tidak terlalu mempercayai seseorang yang bersikap baik padanya atau bahkan membiarkannya masuk ke dalam hatinya. Sebab mereka yang mengetuk pintu rumah tidak selalu manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua
Romance[M] Nara dan Gian bertemu dalam keadaan sedang sama-sama patah hati. Inginnya saling menyembuhkan, lalu membuat perjanjian untuk saling memanfaatkan sebagai pelarian. Namun pada akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka seharusnya sembuh dengan semest...