Happy reading!
Malam pertama.
Kenard dan Catrionna sudah sama-sama berbaring di ranjang berukuran besar tempat mereka menginap malam ini.
Mereka berdua masih sibuk menetralkan detak jantung masing-masing. Suasana seperti itu memang sangat menegangkan bagi keduanya. Bagaimana tidak? Seumur-umur, baik Kenard dan Catrionna belum pernah tidur dengan lawan jenis. Kegiatan itu terus saja berlangsung sejak beberapa menit yang lalu.
"Apakah kamar yang kau sewa ini tidak memiliki bantal guling satupun?" tanya Catrionna memecahkan keheningan sambil mencolek lengan Kenard pelan. Catrionna memutuskan untuk bersikap santai kepada Kenard, seperti perkataannya di aula tadi.
Kenard menoleh dengan kikuk. "Sepertinya tidak."
Seketika wajah Catrionna merengut. "Ah.. Malam ini pasti aku akan kesulitan untuk tidur."
"Kenapa?" tanya Kenard penasaran.
Dengan wajah masamnya, Catrionna menjawab. "Aku biasa tidur dengan memeluk bantal guling."
Kenard terdiam selama berberapa saat. Mereka memang memutuskan menginap selama semalam di gedung yang sama dengan tempat terselenggarakannya acara pernikahan mereka. Kenard yakin bahwa gedung tempatnya menginap ini menyediakan fasilitas yang sangat lengkap. Tetapi, Kenard tidak mengantisipasi hal ini. Ia memang hanya menyuruh orang kepercayaannya untuk memesan sebuah kamar untuknya dan tidak meminta tambahan hal-hal lainnya untuk disediakan.
Kenard bingung. Kenapa gedung semewah ini tidak memiliki bantal guling di kamarnya?
Kenard kembali menatap Catrionna yang bergerak gelisah di posisinya. Sepertinya Catrionna masih sibuk mencari posisi yang pas untuk membuatnya dapat tertidur.
"Kau mau memelukku saja?" tawar Kenard tidak tega. Apalagi malam semakin larut. "Aku bisa menjadi gulingmu malam ini."
"Benarkah?" tanya Catrionna memastikan. Sebenarnya ia sudah sangat mengantuk. Badannya lelah dan pegal di beberapa tempat. Ia butuh bantal guling. Ia butuh segera tidur.
Kenard menganggukan kepala.
Catrionna memajukan badannya ke arah Kenard dan secara perlahan masuk ke dalam pelukan lelaki itu. Tubuh keduanya terasa menegang, namun hanya sampai beberapa saat.
Catrionna bergerak dan mencari posisi yang paling nyaman dalam pelukan Kenard. Setelahnya, matanya menyipit dan perlahan memejam.
"Selamat malam Kenard." ujar Catrionna lirih, suaranya tertelan oleh rasa kantuk yang kian mendera.
Hembusan nafas teratur dapat Kenard rasakan di dada bidangnya yang tertutupi pakaian. Catrionna sepertinya benar-benar tertidur setelah menemukan gulingnya. Sedangkan Kenard, ia masih terjaga dengan mata yang terasa masih segar.
Kenard merasa aneh tidur dengan keberadaan sesuatu di sampingnya. Itulah kenapa, kamar di kediaman keluarga Gilson pun tidak memiliki bantal guling satupun. Karena baginya, benda itu hanya akan memakan tempat dan sangat mengganggu ruang geraknya.
Tetapi sekarang, sepertinya Kenard harus mulai terbiasa. Tidak hanya dengan adanya bantal guling, tetapi juga seseorang yang akan berbagi tempat dengannya.
"Selamat malam Catrionna."
Tbc.
Author to Cat; MODUSSSS...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Cat (END)
Historical FictionCatrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka membuat Catrionna tak bisa menolaknya. Tetapi, rumor yang beredar luas di seluruh negeri bahwa sang...