[14]

171K 17.5K 211
                                    

Kalian bahagia hari ini?

Happy reading!

Setelah momen manis yang terjadi di antara keduanya, Kenard tidak segan-segan menunjukkan ketertarikannya pada Catrionna. Catrionna seolah menjadi candu baru baginya.

Bahkan, kini mereka tengah saling memeluk dengan mata yang masih terjaga. Padahal di luar sana, malam telah sangat larut.

"Cat.."

Kepala Catrionna mendongak, menatap wajah Kenard yang begitu dekat. Bahkan, deru nafasnya terasa menyapu permukaan wajahnya.

"Ya?"

Tangan Kenard mengusap pipi Catrionna dengan lembut. "Apakah jantungmu pernah berdegup dengan kencang ketika melihat atau bersama seseorang?"

Catrionna terkekeh. Kenard lucu sekali. "Tentu saja pernah."

"Oh ya?"

Catrionna mengangguk.

"Kapan itu terjadi?" tanya Kenard gamang.

"Saat aku melihat atau bersama orang yang aku cintai."

Kenard termenung. Cinta?

"Cinta?"

Catrionna mengangguk lagi. "Itu artinya kau sedang jatuh cinta, Ken."

"Aku? Bahkan aku tidak mengatakan kalau itu adalah aku." ucap Kenard dengan cepat, matanya bergerak dengan gelisah.

Catrionna tersenyum geli. Tangannya terangkat, lalu menempatkan tepat di atas dada bidang Kenard. "Kenapa jantungmu berisik sekali, Ken." goda Catrionna.

Kenard yang penasaran juga melakukan hal yang sama, meletakkan telapak tangannya di atas dadanya sendiri. Catrionna benar, detak jantungnya terasa begitu cepat. Apakah ia memang sedang jatuh cinta? Ketika degupan itu mucul saat bersama seseorang, apakah orang itu Catrionna?

Kenard memandang Catrionna dengan lekat. "Apakah kau pernah jatuh cinta, Cat?"

"Aku pernah, beberapa kali." jawab Catrionna enteng, ia bahkan tidak menyadari raut wajah Kenard yang sedikit berubah.

"Beberapa kali?" tanya Kenard memastikan.

"Ya! Dengan keluargaku, dan juga seorang lelaki tidak lama ini."

Mendengar jawaban Catrionna yang begitu lugas saat mengatakan bahwa ia mencintai seorang lelaki, membuat dada Kenard yang masih berdetak kencang kini terasa menyakitkan.

"Kenapa dengan wajahmu, Ken?" tanya Catrionna, sedikit menggoda Kenard yang tanpa sadar mengerucutkan bibirnya. Tetapi Kenard hanya diam. Wajahnya tiba-tiba menjadi datar. Ekspresi yang dulu sering dilihatnya saat awal-awal hidup dengan Kenard.

"Apakah kau pernah menyesal menikah denganku, Cat?" tanya Kenard. Nada suaranya begitu datar.

Catrionna gelagapan. Bola matanya memindai seisi ruangan kamar mereka, menghindari tatapan Kenard yang terasa menghunus tepat di hatinya. Meski ragu-ragu, Catrionna mengangguk. Ia akan berbicara sejujur-jujurnya. Ia tidak pandai berbohong.

"Dulu.. Saat aku belum melihatmu di acara pernikahan kita, aku orang yang paling menentang pernikahan kita, Ken." cicit Catrionna pelan. Dengan takut-takut ia melirik Kenard yang masih mematri tatapan padanya. "Hanya itu. Setelahnya.. Tidak lagi."

"Kenapa?"

"Hm.. Hm.. Karena rumor tentangmu?" jawab Catrionna sangat pelan.

Kening Kenard mengerut. "Tentangku? Ah.. Apakah itu tentang wajahku?"

Catrionna mengangguk. "Aku selalu memimpikan mempunyai anak-anak dengan wajah yang lucu. Maksudku.. Bagaimanapun gen orang tua itu akan menurun ke anaknya."

Kenard mengangguk paham. "Tetapi, bukankah rumor yang beredar tentang wajah buruk rupaku karena peperangan? Itu artinya aku tidak cacat sejak lahir, Cat."

"Benar juga." ucap Catrionna dengan polosnya.

Kenard mendengus geli. "Kau masih ingin mewujudkan impianmu itu?"

"T-tentu s-saja, tetapi.."

"Kau ingin mewujudkannya dengan lelaki yang kau cintai itu?" tanya Kenard lagi. Rahangnya terlihat sedikit mengeras.

"I-iya."

Kenard tampak akan melepaskan pelukannya, tetapi berhasil ditahan oleh Catrionna.

"Kau tidak mau, Ken?" tanya Catrionna ragu-ragu.

"Hah?"

Catrionna menggeplak lengan Kenard dengan keras. "Itu kau bodoh!" kini giliran Catrionna yang melepaskan pelukan hangat mereka. Bahkan ia sampai membalikkan badannya, membelakangi Kenard. Menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Apa ini? Kenapa muncul letupan-letupan kecil di perutnya yang terasa menyenangkan? Kenapa jantungnya berdegup lebih kencang?

Kenard kebingungan lagi.

Saat mendengar nafas Catrionna yang sudah teratur, Kenard juga ikut masuk ke dalam selimut. Dengan ragu-ragu, ia sedikit merapatkan tubuhnya dengan Catrionna.

Memasuki hari baru, Kenard bangun lebih pagi dari biasanya. Hari ini ia akan mendatangi istana untuk melaporkan kondisi perbatasan Utara paska kunjungannya beberapa hari yang lalu.

Kenard memang sengaja pergi tanpa membangunkan Catrionna. Tidurnya tampak begitu pulas. Catrionna selalu begitu, lucu.

Kenard keluar dari kediamannya bersama Leo. Kendaraannya telah tersedia di depan gerbang kediamannya. Setelah mengelus kepalanya beberapa kali, Kenard menaiki punggung kuda dengan begitu gagah.

Kuda berwana hitam itu tampak begitu perkasa dengan hentakan kaki yang begitu keras. Berlari dengan ritme yang sangat cepat. 

Setelah sampai di depan gerbang istana yang tampak begitu kokoh dan angkuh, petugas penjaga gerbang langsung sigap membuka gerbang dengan cepat.

Istana kedatangan jenderal militer.

Dengan diarahkan oleh seorang abdi kerajaan, Kenard berjalan dengan langkah tegas menuju ruangan pribadi Raja.

Penjaga di luar ruangan menyerukan kedatangannya. Setelahnya, pintu ruangan terbuka, menampakkan seorang lelaki dengan pakaian super mewah, lengkap dengan atribut berlogo elang emas, Raja.

Sepertinya Kenard datang di waktu yang salah, karena saat ini sang matahari negeri itu sedang menikmati minumannya.

"Ken? Kau kah itu?"

Tbc.

Huft.. Akhirnya bisa up juga. Maaf kalo kurang gereget. Nulis dadakan tadi sore hoho..

Real life ku lagi carut-marut wkwk

Semoga masih nge-fell yaa..

Yang nebak part ini di pesta penobatan putra mahkota, anda salah..

Sabarrrr wkwk biar alur ceritanya ngalir dulu 😂

VOTE DAN SPAM KOMEN DONG HIHIHI

Ken & Cat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang