Happy reading!
Senyum menawan Pangeran Alberto tidak bisa disembunyikan lagi saat dirinya telah resmi menjadi Putra Mahkota Kerajaan Artanta.
"Beri salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota.."
Semua orang yang berada di dalam aula itu secara serentak membungkukkan badan, terkecuali Raja dan Ratu.
Setelah rangkaian acara penobatan itu, pesta yang sebenarnya dimulai. Para petinggi istana dan kaum bangsawan digiring ke tengah-tengah aula untuk melakukan dansa bersama.
Malam semakin larut dan udara dingin pun tidak bisa dihindari. Catrionna menggesek kedua telapak tangannya secara teratur. Terkadang ia juga meniupnya. Sembari sibuk dengan tangannya sendiri, Catrionna mengedarkan pandangannya. Tak hanya dirinya, kebanyakan orang pun merasa kedinginan. Apalagi kaum wanita.
Catrionna terkikik geli saat melihat uap-uap yang berhembus dari mulut orang-orang yang tengah berbicara, seperti cerobong asap.
"Kau kedinginan?"
Catrionna mendongakkan kepalanya ke arah Kenard yang berdiri menjulang di depannya. Senyum kelewat lebarnya muncul. "Iya."
Kenard mengangguk lalu hening. Lelaki itu kembali memantau kondisi aula dan sesekali akan melemparkan kode kepada anak buahnya yang tengah berjaga di setiap sisi-sisi aula.
Catrionna memanyunkan bibirnya, lalu diam-diam mengumpati Kenard. Ia sudah sangat senang ketika lelaki itu menanyakan keadaannya. Tetapi.. ah, Kenard memang menyebalkan. Dasar suami kaku!
"Aku kedinginan, Ken."
Catrionna melemparkan pernyataan sebagai bentuk usahanya mengharapkan kepekaan lelaki itu. Tetapi yang ia dapat hanyalah Kenard yang tengah memasang raut wajah bingung, lalu mengalihkan wajahnya kembali.
Catrionna menghembuskan nafas lelah. Sudahlah, Kenard memang tidak bisa diharapkan!
Umpatan-umpatan yang sedang Catrionna dendangkan di dalam hatinya sontak berhenti ketika mendapati tangan besar nan hangat Kenard kini tengah melingkupi kedua tangannya. Catrionna melebarkan matanya lalu mematri Kenard yang kini tengah tersenyum tipis.
"Kau itu perwujudan manusia paling menyebalkan, Ken." ketus Catrionna. Kenard selalu begitu, bertingkah selangkah lebih mundur. Sangat lihai merubah suasana hatinya dengan mudah.
Kenard hanya menghendikkan bahunya acuh. Ia menggesekkan kedua tangannya, lalu menangkupkan lagi ke tangan Catrionna. Kenard melakukannya lagi, tetapi kini sasarannya adalah kedua pipi Catrionna.
Catrionna mendesah nyaman saat tangan hangat Kenard melingkupi wajahnya. Ia bahkan dengan sengaja memejamkan matanya. Ia baru membuka matanya ketika Kenard kembali menarik tangannya.
"Kau tidak ingin meminjamkan pakaianmu, Ken?" tanya Catrionna mencoba peruntungan.
"Kau ingin aku bertelanjang dada di sini?"
Catrionna mendelik lalu mendengus sebal. Hufft.. Dirinya hampir saja bertindak konyol. Ia saja belum pernah melihat Kenard.. khem.. bertelanjang dada, kenapa ia harus berbagi? Catrionna tidak akan melakukan itu.
"Memelukku?"
Kenard menaikkan sebelah alisnya. "Di sini?"
Catrionna mengangguk antusias.
"Tidak."
Catrionna kembali memajukan bibir bawahnya. Kepalanya menunduk, enggan menatap Kenard lagi.
"Banyak orang, Cat."
Catrionna hanya diam saja, melirik pun tidak.
Kenard menghembuskan nafas panjang lalu meletakkan kedua tangannya di bahu Catrionna. "Nanti."
"Ya?"
Kenard mengangguk. "Di rumah."
Catrionna mengulum bibir, menahan senyumnya. Sejujurnya ia hanya bercanda, tetapi jika Kenard ingin memeluknya di rumah, ia tidak akan menolaknya.
"Baiklah, ak--"
Ucapan Catrionna terhenti saat melihat seseorang berjalan menghampirinya.
"Putri Catrionna.." panggilnya dengan riang.
Catrionna hampir memekik kegirangan saat melihat Putri Celine ada dihadapannya.
"Putri Celine.." balas Catrionna lalu memeluk sahabatnya itu.
"Kau datang dengan siapa?" tanya Putri Celine sambil mengedarkan pandanganya.
Catrionna menggandeng lengan Kenard. "Dengan suamiku." balasnya malu-malu.
"Waaah.."
"Putri Celine.." tegur Catrionna.
"Eh.. Ah, maafkan aku. Perkenalkan, aku Putri Celine Heroes. Teman dekat Putri Catrionna." Tangan Putri Celine terjulur ke arah Kenard.
"Kenard Gilson." balas Kenard menyambut uluran tangan Putri Celine.
Setelah melepaskan tangannya, Putri Celine mendekati Catrionna. Lalu dengan berbisik ia menggoda Catrionna. "Sangat tampan, ternyata kau tidak membual, Cat."
Catrionna mendengus. "Tentu saja." balas Catrionna ikut berbisik.
Meski nada bicara kedua sahabat itu sangat pelan, tetapi Kenard bisa mendengarnya dengan jelas. Kenard mendengus geli, apakah Catrionna sering membicarakan dirinya pada temannya? Kenard mengusap pucuk kepala Catrionna, membuat wanitanya menoleh.
Catrionna dan Putri Celine segera sadar kalau Kenard sejak tadi berdiri di sana dan ada kemungkinan mendengar ucapan mereka.
"Hm.. sepertinya aku harus pergi, Cat. Pesta dansa juga akan segera dimulai. Permisi.. Tuan Kenard." ujar Putri Celine lalu melangkah pergi dari hadapan mereka.
Kenard hanya mengangguk singkat, sedangkan Catrionna melambaikan tangan dangan senyuman lebar.
Benar saja, pengumuman pesta dansa segera terdengar ke segala penjuru aula. Semua orang yang berdiri di tengah aula mulai berdansa dengan pasangannya masing-masing, termasuk Catrionna dan Kenard.
Dengan jemari saling bertaut, Catrionna meletakkan sebelah tangannya yang lain di pundak Kenard. Sedangkan Kenard melingkari pinggang Catrionna.
"Gerakanmu tidak kaku." ceplos Catrionna.
"Aku tidak hidup di goa, Cat."
Catrionna memamerkan senyum manisnya, benar juga.
Langkah kaki Kenard dan Catrionna saling mengiringi, mengayun ke kanan dan ke kiri berpindah tempat. Tanpa sadar, mereka telah sampai di tengah-tengah aula.
Saat suara pemberitahuan untuk berganti pasangan, Kenard melempaskan tangannya dari tubuh Catrionna. Catrionna menggeser kakinya ke kiri, sedangkan Kenard ke kanan.
Catrionna tersenyum lebar saat ayahnyalah yang kini menjadi teman dansanya. Sepertinya Kenard sengaja melakukan itu. Lelaki itu dengan lihai menuntun langkahnya mendekat ke tempat ayahnya berada.
Sedangkan Kenard kini tengah berdiri kaku di tempatnya. Ini diluar perkiraan.
"Putri Odelia.." gumam Kenard.
"Hai, Ken. Mau berdansa denganku?"
Tbc.
Nah.. Loh..
Jangan lupa vote dan spam komen..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Cat (END)
Historical FictionCatrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka membuat Catrionna tak bisa menolaknya. Tetapi, rumor yang beredar luas di seluruh negeri bahwa sang...