Happy reading!
"Kita tidak punya banyak waktu, Tuan. Bagaimanapun hal ini harus segera dihentikan."
Kenard masih bertahan dalam keheningan. Di depannya sudah terdapat setumpuk berkas terkait permasalahan antara keluarga istana dan perbatasan utara.
"Tuan.."
Kenard menganggukkan kepalanya. "Setelah menarik benang merah dari semua permasalahan ini, kita memang harus bergerak cepat. Kita tidak bisa membiarkan kekacauan ini terus berlangsung. Kestabilan kerajaan sangat dipertaruhkan. Sudah saatnya seluruh wilayah kerajaan merasakan kedamaian yang sesungguhnya."
"Tuan, benar. Sebelum kekacauan ini terendus oleh kerajaan lain dan perang besar tidak dapat dielakan."
Mengusap dagunya secara berkala, Kenard kembali hanyut dalam keheningan. Keningnya berkerut dalam, tanda sedang berpikir keras. "Kita butuh koalisi." cetusnya tiba-tiba.
"Ya?"
Kenard mengangguk dengan mantap. "Kita membutuhkan orang lain, Leo. Aku sudah berkali-kali menjadi jembatan perdamaian antara keluarga kerajaan dan perbatasan utara. Bertahun-tahun dan tidak ada hasil yang memuaskan."
Leo menghembuskan nafas berat. "Haruskah? Itu berarti akan semakin menyeret banyak pihak,Tuan." ujar Leo bimbang.
"Ya.. untuk sebuah keinginan, kita memang harus banyak berkorban."
"Bagaimana kalau.." bisik Leo.
Senyum miring tersungging di bibir Kenard. "Ide bagus. Tetapi kita butuh lebih dari itu," ia bangkit dari kursi lalu berjalan ke arah pintu, "kita akan mendiskusikannya segera. Sekarang aku sangat lapar, ayo keluar."
Leo mengangguk patuh dan mengikuti langkah Kenard keluar dari ruangan kerja itu.
Saat keduanya sampai di ruang tengah, seorang pelayan tergopoh-gopoh mendekati mereka.
"Tuan Jenderal.." ujarnya memberi salam dengan membungkukkan badan.
"Katakan.."
"Di luar ada utusan dari istana, Tuan."
Kenard mengerutkan kening, lalu menolehkan kepalanya ke arah Leo. "Temui dia dan segera laporkan kepadaku. Aku akan menemui Catrionna terlebih dahulu."
Leo mengulum bibir, menahan senyumnya. "Baik, Tuan."
Setelah kepergian Leo, Kenard kembali memandang salah satu abdinya itu. "Di mana Catrionna?"
"Nyonya sedang berada di taman belakang, Tuan."
"Baiklah, kau boleh kembali."
Dengan langkah lembar, Kenard bergegas menuju taman belakang kediamannya. Dari kejauhan, tampak Catrionna yang sedang duduk di sebuah bangunan kecil di dekat taman bunga milik ibunya. Kenard tersenyum geli saat melihat tangan istrinya sedang sibuk bergerak untuk memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.
Menyadari keberadaan Kenard, Catrionna tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia segera berdiri untuk menyambut dan kembali duduk saat Kenard sudah menyamankan posisinya.
Catrionna memberikan kode kepada Lina untuk mengambilkan minuman dan cemilan untuk Kenard.
"Bagaimana harimu?" tanya Kenard.
"Sangat sangat sangat membosankan."
"Benarkah?"
Catrionna menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Aku butuh hiburan, Ken."
"Kita akan."
"Benarkah?" tanya Catrionna berbinar.
Saat mendapati anggukkan setuju dari Kenard, Catrionna langsung menghabur ke dalam pelukan lelaki itu. "Kau tidak bisa menarik perkataanmu lagi, Ken."
Kenard terkekeh. "Tidak akan."
Catrionna melepaskan pelukannya lalu memandang Kenard dengan senyum kelewat lebarnya. "Kita akan pergi ke mana?"
"Kau ingin kita pergi ke mana? Aku akan mengabulkan keinginanmu."
Catrionna mengangkat kedua tangannya lalu dengan fasih mengabsen keinginannya. "Aku ingin melihat sekumpulan kuda liar. Aku juga ingin belajar menunggang kuda, Ken. Melihat kebun buah-buahan atau apapun yang sangat mengasyikan."
"Kau akan mendapatkan itu."
Catrionna kembali memeluk Kenard. "Terima kasih.."
"Ehem.. Tuan dan Nyonya.."
Saat menyadari keberadaan orang lain, Catrionna segera melepaskan diri. Ia melayangkan senyum canggung kepada Leo yang kini tengah berdiri kikuk di depan mereka.
"Ada apa, Leo?" tanya Catrionna.
Kenard menganggukkan kepala saat melihat sebuah dokumen berlogo kerajaan di tangan Leo.
Leo tampak sedikit ragu. Tangannya bergerak membuka gulungan surat itu. "Tuan Kenard mendapat undangan untuk segera mengunjungi istana atas perintah dari Putri Odelia."
Tbc.
Nah.. Loh..
Keknya seru ya, ngeliat Catrionna adu bacot sama Odelia wkwkkw
Kalian dukung siapa? Absen
Catrionna
Odelia
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Cat (END)
Historical FictionCatrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka membuat Catrionna tak bisa menolaknya. Tetapi, rumor yang beredar luas di seluruh negeri bahwa sang...