[7]

230K 21.4K 58
                                    

Happy reading!

"Salam hormat Putri Catrionna. Saya Lina, mulai hari ini saya ditugaskan Tuan Jenderal untuk menjadi pelayan pribadi anda." ucap seorang gadis muda dengan pakaian khas pelayan kediaman Gilson yang berdiri di depannya.

Catrionna mengernyit bingung. "Kenapa kau baru bertugas hari ini? Aku bahkan menangani diriku sendiri sejak kemarin."

Pelayan bernama Lina itu menunduk dalam-dalam. "S-saya baru diberitahu tadi pagi Tuan Putri." jawabnya dengan nada gemetar.

Catrionna menganggukkan kepala meski masih belum paham sepenuhnya. Kenapa Kenard tidak memberinya pelayan pribadi sejak kemarin? Apakah ia lupa?

"Ah.. Baiklah. Sekarang bantu aku merias diri." pinta Catrionna setelah mendudukan diri di depan cermin besar di dalam kamarnya.

Lina dengan tergagap perlahan maju ke arah Catrionna, lalu memposisikan diri di belakang sang Tuan barunya.

"Ngomong-ngomong.. di mana Tuanmu itu?" tanya Catrionna saat rambutnya tengah di sisir pelan oleh Lina.

Lina tidak langsung menjawab. Dengan ragu-ragu, ia mulai membuka mulutnya. "Maksud Putri.. Tuan Jenderal?"

Catrionna berdecak. "Memang kau punya berapa Tuan di sini? Tentu saja yang ku maksud suami kakuku itu!" gerutu Catrionna. Sejenak ia lupa sedang berada di mana sekarang. "Ups.. Maksudku suami t-tercintaku." ralat Catrionna dengan gugup, takut-takut akan diadukan oleh Lina kepada Kenard. Bagaimanapun Lina adalah orang yang berada di bawah kuasa Kenard, bukan dirinya.

Lagi pula, ia tak habis pikir dengan pertanyaan Lina. Tentu saja yang dimaksud Catrionna adalah Kenard, karena hanya dia penghuni asli kediaman Gilson ini. Lina tak mungkin tidak tahu bahwa orang tua Kenard telah tiada kan?

"Tuan Jenderal sekarang sedang berada di ruang makan dan menunggu anda Putri."

"Baiklah. Apakah aku sudah selesai?" tanya Catrionna setelah mendapati Lina tak lagi mendaratkan tangannya di tubuhnya.

"Sudah Putri. Anda cantik sekali." pujinya tulus.

Catrionna tersenyum bangga. "Aku tahu. Terimakasih Lina."

Selain sifat keras kepalanya, terkadang Catrionna juga akan bersikap manja pada seseorang yang sudah dekat dengannya. Jangan lupakan sifat percaya dirinya yang juga sangat tinggi. Tetapi, sejauh ini, Catrionna masih dapat mengendalikan diri untuk tidak merendahkan orang lain. Hanya saja, sifat keras kepalanya itu terkadang sedikit merepotkan.

"Sekarang antarkan aku ke sana." titah Catrionna. Ia benar-benar belum tahu letak ruang makan di dalam kediaman Gilson. Sebab, sejak ia menginjakkan kaki di sini, Catrionna belum pernah ke sana. Ia hanya meminta pelayan yang berjaga di depan kamarnya untuk mengantarkan makanan. Mengenai Kenard, ia juga belum pernah makan bersamanya di kediaman Gilson. Sejak melarikan diri ke ruang kerja, Kenard kembali ke kamar saat malam telah larut.

Sepertinya Catrionna perlu melakukan tour dadakan dan menghafal setiap sudut yang ada di kediaman Gilson ini.

Lina mengangguk patuh. "Baik Putri. Mari.."

Catrionna melangkah dengan percaya diri di depan Lina yang terus mengarahkan arah ruang makan kepadanya. Setelah sosok Kenard nampak di pelupuk matanya, segera saja sifat malu-malu kucingnya perlahan muncul.

Catrionna berdehem untuk menetralkan suaranya. "Selamat pagi Ken." sapa Catrionna sambil tersenyum lembut. Ia harus bersikap baik dan membaik-baiki Kenard mulai saat ini. Bukan tanpa alasan ia bersikap begitu. Di sini, Catrionna hanya bisa mengandalkan dan sepenuhnya bergantung pada Kenard. Kenard adalah satu-satunya orang yang ia kenal dan percaya di sini. Mungkin, nanti akan bertambah dengan Lina. Ya, bagaimanapun sosok Lina akan selalu mengikuti kemana saja ia melangkah, mengetahui apa saja yang ia lakukan. Jadi, mau tidak mau, mulai sekarang Catrionna akan berusaha membangun kepercayaan terhadap pelayan pribadinya itu.

"Hm." balas Kenard bergumam.

Setelah Catrionna duduk di depan Kenard, para pelayan langsung sigap menyiapkan makanan di atas piring mereka berdua.

"Cat.."

Catrionna mendongak dengan cepat. "Ya?"

"Meskipun kau sudah menikah, kau tetap bisa mengunjungi pesta yang diadakan para putri bangsawan lain." ujar Kenard dengan ekspresi wajah datarnya.

Alis Catrionna mengerut heran. "Ya? Kalau soal itu.. aku tahu Ken."

Tentu saja ia paham dengan hal itu. Sudah menjadi 'kewajiban' bagi para putri keluarga bangsawan untuk saling berbaur satu sama lain. Tujuannya sangat bermacam-macam. Ada yang memang berniat mencari teman dan bersosialisasi, juga sebagai sarana terselubung untuk menguatkan hubungan politik antar keluarga bangsawan. Catrionna terkadang melewatkan pesta-pesta membosankan itu. Meski memiliki teman yang cukup akrab dari beberapa putri bangsawan, Catrionna sesekali kurang merasa nyaman. Akan selalu ada putri bangsawan yang bertingkah dan membuat suasana tidak kondusif.

Untuk kali ini, Catrionna merasa bahwa ia tidak bisa menghindar lagi. Waktu ia masih menjadi Putri bangsawan Arches, ia mungkin masih bisa berkelit dengan membuat alasan yang sebenarnya hanya dibuat-buat olehnya. Lagi pula, ia bukan satu-satunya penghuni berjenis perempuan di kediamannya dulu. Masih ada ibunya yang terkadang datang menggantikannya dan dengan setia membalas komentar-komentar bernada tak enak tentangnya. Ya, pesta-pesta itu tidak hanya dihadiri para putri bangsawan yang belum menikah, tetapi juga para nyonya di kediaman masing-masing. Saat itu, Catrionna benar-benar beruntung mempunyai ibu yang sangat pengertian akan hal itu.

Tetapi kini, ia adalah satu-satunya nyonya di kediaman Gilson. Catrionna benar-benar sudah tamat!

Kenard berdeham canggung. "Tetapi itu akan berbeda nanti. Kau kini, bukan lagi Catrionna Arches, tetapi Catrionna Gilson."

Pipi Catrionna bersemu. Kenard Sialan! jeritnya dalam hati.

Setelah mereka menyelesaikan sarapan, Kenard menahan Catrionna untuk tidak segera beranjak dari duduknya.

"Satu minggu lagi akan diadakan pesta penobatan putra mahkota. Apakah kau bisa datang bersamaku?" tanya Kenard datar. Tetapi, sorot matanya menampakkan sedikit permohonan.

Melihat itu, sontak saja membuat Catrionna berdecak gemas. "Tentu saja aku akan datang bersamamu." balasnya dengan senyum kelewat lebar.

Kenard tetap memasang wajah datarnya ketika mendengar jawaban Catrionna yang sesuai harapannya. "Baiklah."

Mendengus pelan, Catrionna mulai menyuap makanannya dengan anggun setelah mendapati respon Kenard yang menurutnya sangat menyebalkan. "Dasar kaku!" cibir Catrionna pelan, tetapi masih mampu didengar oleh Kenard.

Sepertinya Catrionna lupa bahwa orang yang sedang sarapan bersamanya adalah seorang jenderal. Seorang jenderal tentu saja memiliki penglihatan dan pendengaran yang tajam. Maka, seharusnya ia tidak banyak bertingkah. Tetapi, fakta itu tentu tidak akan mengubah apapun. Catrionna tetaplah seorang putri yang keras kepala, dan orang yang duduk di depannya bukanlah seorang jenderal. Melainkan suaminya.

Tbc.

Malming ama bang Kenard skuy

Ciee.. Suami😫

Ken & Cat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang