Happy reading!
"Ken, aku akan baik-baik saja, kan?" tanya Catrionna dengan wajah sarat akan ketakutan.
Catrionna jelas tahu bahwa undangan rahasia hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu. Undangan itu akan dipastikan diterima untuk orang yang dituju.
Bagaimana caranya?
Sangat mudah. Si pengirim undangan akan mengirimkan kurir rahasia demi mengawal jatuhnya undangan ke tangan orang yang tepat.
Dan Catrionna, bukanlah salah satunya. Ia tidak berhak dan tidak boleh tahu.
Kenard menghela nafas panjang, "Kau aman bersamaku, Cat."
Meski rasa khawatir masih menyelimuti hatinya, Catrionna menganggukan kepalanya. Mencoba mempercayai ucapan suaminya. Lagi pula, Kenard benar. Ia akan tetap aman bersamanya.
"Mendekatlah.."
Catrionna menaikkan alisnya sebelah.
"Aku tahu kau kesulitan untuk tidur karena tidak ada bantal guling."
Dengan senyum malu-malu mau, Catrionna menggeser badannya lebih dekat ke arah Kenard. Memasuki wilayah paling aman dan nyaman di dalam dekapan lelaki itu.
"Cat.."
"Ya?"
"Aku menginginkanmu.." pinta Kenard tiba-tiba dengan suara paraunya.
Sontak saja, Catrionna memundurkan badannya hingga menyisakan jarak antara mereka berdua. Matanya membulat, terkejut dengan permintaan Kenard yang terlalu frontal.
"Kau.. Kenard? Maksudku, suami kakuku itu?" tanya Catrionna memastikan. Matanya kini berganti memicing, seakan-akan memindai sosok lain di tubuh laki-laki itu.
Kenard mendengus keras. Seharusnya Catrionna tidak bersikap seperti itu karena ia membutuhkan keberanian yang besar untuk mengungkapkan keinginannya.
"Kau tidak mau?" tanya Kenard sedikit ketus.
"Mauu.." jawab Catrionna enteng.
Kini giliran Kenard yang terkejut atas reaksi istrinya itu. Mulutnya bahkan sampai menganga lebar sebelum mendapat tepukan ringan dari tangan lentik milik wanita di depannya.
Catrionna terkekeh, "Wajahmu lucu sekali."
Tawa lirih Catrionna kontan berhenti kala wajah Kenard semakin mendekatinya. Mempertemukan kedua bibir mereka dengan begitu lembut. Dengan mengikuti insting masing-masing, keduanya akhirnya menyatu, larut akan gairah menuju puncak kenikmatan.
Posisi matahari sudah berada di atas kepala kala Catrionna mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali. Mencoba mengembalikan kesadaran sepenuhnya. Tangannya secara refleks menarik selimut yang sempat melorot jauh ke bawah hingga memperhatikan bagian atas tubuhnya. Mengeratkan lilitan kain itu, ia kini beralih pandang pada sosok laki-laki di sampingnya yang masih tertidur dengan pulas.
Dengan kedua pipi bersemu indah, Catrionna mengukurkan tangannya, membelai rahang Kenard. Mengusap dengan sangat hati-hati bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitarnya.
"Ken, kita harus segera bangun."
Kenard menggeliat pelan, tanda tidur nyenyaknya terusik. Saat pelupuk matanya terbuka dan mendapati wajah Catrionna di depannya, ia langsung menyengir lebar.
Seorang Kenard.. Menyengir lebar.
Cara tersenyum sampai memperlihatkan deretan gigi-giginya.
Mendapati ekspresi menggelikan itu, sontak membuat Catrionna tergelak kencang, "Kau lucu sekali. Di mana keberadaan Kenard si kaku itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ken & Cat (END)
Historical FictionCatrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka membuat Catrionna tak bisa menolaknya. Tetapi, rumor yang beredar luas di seluruh negeri bahwa sang...