Scene 15 || Definisi Cinta

2K 159 9
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Asyilla keluar dari tenda setelah bersiap dengan pakaian kasual yang dilapisi sweater tebal, sneaker putih yang memiliki hak setinggi 3 cm pun dandanan natural yang menghias wajahnya. Gadis itu menarik tangannya ke atas layaknya gerakan perenggangan otot. Setelahnya kedua tangannya direntangkan selebar-lebarnya, merasakan deru angin yang semilir. Udara di tempat ini memanglah sejuk dan segar, tidak seperti di Jakarta. Jika diminta untuk memilih, Asyilla lebih memilih tinggal di pedesaan yang asri daripada kota sejuta polusi.

Asyilla membuka matanya yang sudah lama ia biarkan terpejam. Matanya langsung menangkap Nevada yang berdiri melihatnya dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celananya. Mata Asyilla menyipit, ia tak suka diperhatikan.

"Mau gue colok tuh mata?" sentak Asyilla. Sementara, Nevada malah mengangkat bahunya acuh. Lelaki itu sama sekali tak menggubris ucapan Asyilla.

"Saya nggak lihatin kamu, tuh," sangkal Nevada. Pertikaian mungkin akan berlangsung, jika seruan Algebra tak menggema di telinga mereka.

Di sana Algebra menjelaskan agenda pada hari ini. Asyilla sedikit kecewa setelah mendengar agenda jika permainan paintball dibatalkan karena di sekitar area itu ada perbaikan. Sebagai gantinya nanti malam akan diadakan jurit malam yang tampak seru, lagipula sudah lama gadis itu tak merasakan agenda-agenda sama seperti waktu sekolah dulu.

"Oh ya, untuk pemain kalian bisa ambil tempat dan berlatih dialog kalian. Untuk Asyilla dan Nevada, saya sudah menyiapkan tempat yang bagus untuk kalian. Ikuti peta dan petunjuk, semoga kalian menyukainya," ujar Algebra dengan senyum yang mengembang di wajahnya, serta tangan yang memberikan selembar kertas.

Nevada menerimanya, mata lelaki itu memandang ke arah mata Asyilla. Kala itu Asyilla menghembuskan napasnya, ia tahu pasti ini rencana picik Algebra.

"Gimana?" tanya Nevada guna meyakinkan Asyilla apakah mereka akan pergi ke tempat itu.

"Gue ngikut lo aja," singkatnya.

Nevada menghela napasnya. "Kalo gitu kita ke sana. Mungkin pemandangannya lebih bagus," putusnya. Asyilla mengangguk menyetujui, apalagi tempat itu ada di bawah sana. Mungkin saja ada sungai atau air terjun.

Kedua insan itu pergi ke sana. Mereka mengikuti setiap jalan yang ada di peta itu. Kadang kala perdebatan kecil terjadi ketika Asyilla ditinggal oleh Nevada, padahal jalan yang mereka lewati cukup curam. Apalagi dengan keadaan Asyilla yang memakai sepatu dengan sedikit hak.

SHOOT ON ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang