Scene 12 || Dikejar Tenggat

2.3K 190 11
                                    

Alhamdulillah, udah sampai di part ini. Rasanya seneng banget! Apalagi dengan notif-notif yang mungkin belum banyak dihasilkan, tapi semoga ke depannya bisa lebih dari ini. Aamiin. Terima kasih bagi yang sudah mampir, baca, vote, dan komen. Selalu dukung cerita ini dan cerita-cerita lain.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Asyilla tengah terintimidasi oleh keluarga besarnya. Apalagi saat ini antusiasme seorang Sarah sangatlah menggebu. Bahkan, sedari tadi Sarah sudah mencubiti Asyilla karena putrinya itu tak menjawab pertanyaan dengan benar.

"Lama-lama daging aku habis, Ma. Jangan dicubitin terus kenapa, sih? Salahin Bang Algebra juga, nggak mau bantuin aku," sangkal Asyilla. Gadis itu merasa tersakiti saat ini. Rasanya ingin menangis ketika Om Faris dan Tante Aileen ikut-ikutan. Ya, Sarah dan Aileen sama-sama manusia yang rempong, entahlah mengapa Om dan Papanya bisa memilih istri seperti itu.

"Kamu itu nggak pernah bisa jawab serius! Laki-laki tadi pagi siapa?" desak Sarah yang sudah duduk di samping Asyilla.

"Cowok pagi itu cuma nolongin aku, Ma. Namanya Nevada Rion, dia lawan main aku di film baru nanti. Lagian juga, tadi situasinya urgent banget, Asyilla males klarifikasi, apalagi masalah sama Dion," ujar Asyilla. Gadis itu menjadi cemberut.

"Kalo dia bener-bener serius sama kamu, besok suruh ke rumah ngadep ke Papa," titah Mario yang semakin memperburuk keadaan.

"Kok gitu, sih, Pa? Orang kita nggak ada apa-apa. Bang, bantuin aku, dong!" seru Asyilla. Gadis itu malas sekali diintrogasi seperti ini. Di seberang sana, Algebra malah tertawa seenaknya.

"Bener kata Papa kamu, Sil. Daripada hubungannya malah kaya Dion kemarin, ya kali pacaran cuma 5 hari. Pokoknya tenggat Mama masih berlaku, ya. Kalo sampai lewat tenggat, Mama bakal jodohin kamu sama anak temen Mama," ujar Sarah terdengar mengancam. Asyilla yang mendengar hal ini menjadi tidak suka. Yang tak disukai oleh gadis itu dari Mamanya adalah hal ini. Tenggat menikah!

"Sisil capek. Mau istirahat, permisi," pamit gadis itu. Suasana hatinya menjadi murung. Andai dia bukan artis, pastilah kabar seprivasi ini tak akan menyebar secepat ini dan efeknya tak seburuk ini.

Gadis itu meninggalkan tempat intimidasi itu, ia langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua dengan perasaan murungnya. Terdengar samar suara pintu yang tertutup begitu keras. Algebra memandang ke atas, ia tahu bagaimana rasanya didesak oleh Sarah. Apalagi Sarah yang sudah main tenggat. Sementara, di bawah para pemuda bubar ke kamar masing-masing, sedangkan tetua melihat satu sama lain.

SHOOT ON ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang