Scene 23 || Candu

1.8K 142 5
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Asyilla bangun lebih awal. Gadis itu keluar dengan setelan dress selutut tipis dipadukan dengan kardigan. Baru membuka pintu, dirinya sudah disambut oleh Mbak Maria. Gadis itu memeluk tubuh Mbak Maria karena rindu. Apalagi Mbak Maria berkata bahwa kemarin ia tak bisa ikut ke lokasi syuting baru karena tak bisa meninggalkan anaknya. Eh, ternyata wanita itu malah sudah berada di depan penginapannya.

"Mbak kapan datengnya? Kata Mbak Melly, Mbak nggak bisa dateng karena anak Mbak," ujar Asyilla dengan bibir yang sudah dimanyunkan.

"Baru hari ini, Sil. Lagian kejutan, dong. Iya sih kemarin anak Mbak rewel nggak mau ditinggal, tapi tadi pagi dibujuk sama Papanya. Lagian 'kan ini kerjaan Mbak, nanti kamu malah repot di sini, pasti baru bangun, 'kan?" tebak Mbak Maria. Asyilla menyeringai.

"Udah bisa ditebak. Oh ya, nih ada titipan naskah tadi, katanya sih naskah revisi, cuma satu adegan yang diganti, kebetulan pemeran utama," ujar Maria sembari memberikan naskah itu.

Asyilla menerimanya. Gadis itu membolak-balik naskah itu. Benar, ada adegan yang diganti. Tertulis adegan kissing di sana. Asyilla membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri. Bola mata gadis itu sudah ingin copot dari tempatnya.

"Kenapa, Sil?" tanya Maria. Asyilla menunjukkan narasi pada naskah tersebut.

"Kok kissing sih, Mbak? Bang Algebra gimana, sih? Masa nyetujuin adeknya ciuman sama orang lain," protes Asyilla. Maria tertawa. Padahal pernah sekali Asyilla beradegan seperti itu.

"Emang kenapa, Sil? 'Kan kamu udah pernah juga," ungkap Maria. Asyilla semakin manyun.

"Tapi 'kan, Mbak—"

"Kamu suka, ya sama Nevada? Hayo ngaku, pasti ada rasa, nih. Nggak mungkin enggak, Asyilla 'kan orangnya profesional, jarang cinlok pula. Terus ini kenapa coba kalo nggak cinta?" potong Maria dengan segudang dugaannya. Asyilla menepis telunjuk Maria yang menuding padanya.

"Apa sih, Mbak? Nggak ada, ah. Cuma aku nggak nyaman aja, lagian dulu juga baru sekali, mentok cium pipi," sangkal Asyilla. Gadis itu geram, ia turun lebih dulu meninggalkan Maria yang terus saja menggodanya. Lagipula ia masih punya waktu sampai nanti sore untuk scene ini.

SHOOT ON ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang