Scene 45 || Berdamai dengan Masa Lalu

2K 146 2
                                    

Alhamdulillah sudah sampai di part ini. Terima kasih atas segala bentuk dukungannya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak. Semoga cerita ini lancar sampai ending. Terima kasih.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.


Asyilla dan Nevada telah menyelesaikan liburan mereka. Kini, saat yang tepat di mana keduanya harus membahas soal rencana pernikahan mereka kepada kedua orang tuanya. Namun, sebelum itu Asyilla memiliki tugas yang penting.

Asyilla menggandeng tangan Nevada selama keluar dari jalur kedatangan penerbangan hari ini. Bahkan, sampai keduanya sampai di dalam taksi, Asyilla masih saja merengkuh lengan Nevada. Layaknya seorang anak kecil yang takut kehilangan ibunya.

"Kamu kenapa sih, Yang kok jadi manja gini?" tanya Nevada kepada Asyilla yang tampak menikmati sandaran dadanya.

"Aku capek," rengek Asyilla. Nevada pun mengerti, ia juga lelah. Tak apa dadanya jadi sandaran yang terpenting lelaki itu juga suka.

Setelah perjalanan selama 45 menit, Asyilla sampai juga di rumahnya. Nevada yang masih di dalam taksi melambaikan tangannya kepada Asyilla. Pak Joko selaku satpam rumah Asyilla pun membantu Asyilla membawa kopernya. Gadis itu berjalan gontai menuju rumahnya.

"Kamu udah pulang?" tanya seseorang yang membuat Asyilla tersikap. Di sofa ada Mario yang tengah membaca koran paginya. Asyilla dengan manjanya ikut untuk duduk di sofa. Asyilla merangkul lengan Mario dan memejamkan matanya.

"Anak Papa yang besar kok jadi manja gini? Kenapa?" tanya Mario yang mulai tertarik dengan segudang cerita yang akan terlontar dari mulut Asyilla.

"Capek banget, Pa," balas Asyilla dengan mata yang masih memejam.

"Oh ya, Pa. Kalo Sisil menikah nanti, Papa bakal nangis nggak di pernikahan Sisil?" tanya Asyilla. Kali ini gadis itu telah membuka matanya dan menegakkan tubuhnya. Mario pun menegakkan tubuhnya saat mendengar pertanyaan Asyilla. Pria itu menggenggam telapak tangan putrinya.

"Papa mana yang nggak nangis kalau putrinya menikah? Setelah puluhan tahun dia menjaga, menyayangi, membesarkan, memanjakan, melindungi, mengasihi dan masih banyak lagi yang telah dilakukan oleh seorang ayah ke putrinya, dia harus merelakan putri kecil kesayangannya kepada lelaki yang akan menanggung sisa hidupnya. Harap-harap lelaki itu adalah lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Fasenya seperti ini, Sil. Pun juga segala beban tugas Papa ke kamu hanya sampai di situ, mengantarkan kamu kepada lelaki tepat yang telah dipilihkan Tuhan untuk kamu. Apa pun alasannya, rasa haru itu akan tiba pada masanya," balas Mario. Asyilla terharu mendengar perkataan Papanya ini. Gadis itu memeluk Mario sekuat yang ia bisa.

SHOOT ON ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang