Scene 8 || Hilang dan Ikan Cupang

2.5K 205 2
                                    

Alhamdulillah, udah sampai part 9 hiks srot. Semakin ke sini judul part semakin aneh. Oke nggak apa-apa, yang penting isinya nggak aneh-aneh. Aamiin. Terima kasih untuk yang sudah mendukung karya ini.

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬🎬🎬

Diamond Real Estate
No. 25
Atmaja's Family.

Suara kokokan ayam dan sinar mentari yang menusuk celah-celah jendela, tak membuat ayah dan anak ini bangun dari tidurnya. Seorang gadis kecil yang tengah tertidur beralaskan lengan kekar ayahnya pun sama sekali tak bergeming ketika mentari itu menusuk indera pengelihatannya. Malahan keduanya semakin terlelap.

"Ya Allah, Yon! Bangun, dong! Udah pagi ini, anak kamu nggak sekolah?" seru Avril—Mama Nevada—dengan tangan yang menepuk keras bahu putranya.

Nevada Rion Djuanda, putra dari CEO Hotel Grand Djuanda dan Djuanda Resort di Bali, lelaki yang menyandang status duda anak satu. Pria yang selama ini memilih menjadi fotografer dibandingkan meneruskan usaha orang tuanya. Sebenarnya kita sudah pernah membahas orang ini, ya sudah terhitung dua kali tak sengaja bertemu dengan Asyilla. Rion? Itu nama tengahnya, dia bukanlah orang yang memiliki otherside, tetapi orang terdekat memanggilnya begitu.

"Mama ngapain di sini?" tanya Nevada dengan suara seraknya. Lelaki itu duduk bersandar di pilar ranjangnya, tangan menggaruk kepalanya.

"Mandiin Chanel, Mama udah siapin air tuh! Kamu besok pulang aja ke rumah, kalo di sini nggak ada yang jagain kalian, apalagi bangunin pagi-pagi gini. Mana kamu capek gitu," ucap Avril dengan tangannya yang terulur membelai rambut putra sulungnya.

"I'm okay, Ma di sini. Soal makanan ada pembantu, emang hari ini Rion lagi capek banget, makanya bangun telat. Biasanya enggak kok, Ma," sangkal pria itu.

Avril menghela napasnya panjang, wanita itu membelai rambut putranya lagi sebelum berpindah mengelus wajah cucunya.

"Papa kangen loh sama Chanel. Mama mohon maafin Papa kamu, ya, Yon. Biarin Bintan tenang di alam sana, semua bukan salah kamu ataupun Papa. Mau, ya?" bujuk Avril dengan wajah yang penuh harap. Kali ini Nevada hanya mendesah.

"Kuliah Sephora gimana, Ma? Hubungan Malika sama Pandora udah baik-baik aja, 'kan?" tanya Nevada guna mengalihkan pembicaraan.

"Yon!" sentak Avril. Wanita itu tahu jelas putranya enggan untuk pulang ke rumah. Setelah insiden malam itu, hati Nevada begitu hancur.

"Okay, Ma. I will try to back home, but I'm not promise," balas Nevada pasrah.

Jawaban ini dan ini yang Nevada lontarkan, tapi Avril tak bisa mengelak. Kejadian kala itu, memang melibatkan kesalahan suaminya juga. Pantas jika Nevada merasa marah, kecewa, dan enggan bertemu Jefri. Apalagi, dimintai untuk menggantikan posisinya sebagai CEO di hotel.

SHOOT ON ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang