10.

2.5K 183 14
                                    

Pukul tujuh malam Sakura dan Tsunade baru kembali kerumah. Mereka pergi ke mall untuk berbelanja dan juga mengganti dress Sakura yang sudah tak layak pakai. Momen tersebut mereka gunakan untuk mendekatkan diri kembali setelah tujuh tahun lamanya berkubang dengan kebencian dan kemarahan terutama Tsunade.

Kei, Temari dan Kizashi menyambut mereka dengan wajah khawatir. Sakura tersenyum kepada mereka semua dan langsung meraih Kei yang tengah merentangkan tangan untuk digendong olehnya. Tsunade memeluk ayahnya, ia berusaha tidak menangis karena nasibnya yang begitu malang.

Kizashi pun yang melihat anak sulungnya yang tampak tidak baik-baik saja hanya bisa memeluk tubuhnya. Walaupun dipaksa bercerita mana mungkin wanita itu membuka mulutnya. Tsunade lebih suka memendam perasaannya sendirian ketimbang harus membaginya kepadanya maupun Sakura, adiknya.

Tapi ia bersyukur karena mereka berdua tampak akur. Mungkin mereka terlambat karena pergi berdua ke mall. Terlihat dari beberapa merk baju, celana maupun pakaian dalam ada dalam genggaman mereka. Kizashi melepaskan pelukannya saat dirasa Tsunade sudah cukup melampiaskan rasa lelahnya.

Pandangan Kizashi menoleh pada si bungsu, bukankah adiknya menemui Uchiha? Lalu apa yang didapatinya? Dilihatnya Temari menatap lengan Sakura yang tampak diperban, wanita cantik yang merupakan sahabatnya itu akhirnya mendekatinya dengan pandangan penuh tanya. Pantas Sakura sangat lama sehingga membuat anaknya marah, ternyata sesuatu telah terjadi kepada dirinya. Tapi kenapa lengannya sampai diperban? Apakah anaknya terluka?

" Mom, apa seseorang menyakitimu? " Tanya Kei, Tsunade dan Sakura yang tahu kejadian persisnya hanya saling tatap. Sakura tersenyum kepada semua orang yang sangat penasaran akan kondisinya.

" Tidak sayang, tadi ada yang menabrak Mommy dijalan " Sakura meraih Kei dan menggendong tubuhnya walaupun rasa nyeri itu masih terasa. Ia berusaha terlihat baik-baik saja karena tidak ingin membuat mereka curiga dan khawatir berlebihan.

" Kenapa Mommy tidak menelfonku? Kalau tahu seperti itu kan aku bisa membantu " Sepertinya anaknya sudah benar-benar tumbuh, Kei seperti ingin melindunginya dari orang yang menyakitinya. 

" Kakak dan Sakura sudah makan? " Tanya Temari pada mereka berdua. Mereka sudah makan di restoran yang dulu menjadi tempat favorit mereka. Sudah lama sekali mereka kesana, dan mereka pulang agak malam juga karena sempat mengobrol dengan sang pemilik restoran.

" Sudah Tem, aku keatas dulu karena badanku sangat lengket " Sakura dan yang lainnya mengangguk. Kizashi memperhatikan Tsunade yang tampak murung dengan cara berjalannya yang aneh. Pria yang tengah duduk dikursi roda itu menarik tangan Sakura untuk duduk disampingnya. Ia punya beberapa pertanyaan penting disini.

" Papa mau bertanya sesuatu " Sakura pun menurut, si bungsu itu memangku anaknya yang tampak manja terhadapnya. Kei pun menyentuh pelan perban yang mengelilingi bahunya. Kalau mereka berdua tidak berinisiatif pergi ke mall. Mungkin saja Ayahnya akan menyuruh kedua Uchiha itu datang kesini untuk bertanggung jawab.

" Kei, minum susu dulu sayang " Ucap Temari, Kei yang tidak rela meninggalkan Ibunya hanya menggeleng. Biasanya Kei tidak pernah meninggalkan rutinitas minum susunya dimalam hari. 

" Tapi aku masih merindukan Mommy, Aunty " Temari menatap Sakura, dan sahabatnya itu menurunkan anaknya untuk menatap wajahnya. Kizashi menatap mereka dengan senyum, seharian Kei berada dikamarnya karena menunggu kabar dari Ibunya.

" Apa hari ini Kei ada tugas Tem? " Temari mengangguk, Sakura mengelus rambutnya dengan sayang lalu tersenyum.

" Mommy bicara dengan Grandpa dulu, nanti kamu bawa tugas kamu dan kita kerjakan dikamar Mommy " Anak itu mengangguk dengan ragu. Tubuhnya dengan pelan-pelan mendekati Temari.

" Apa malam ini aku tidur dengan Mommy? " Sakura mengangguk dan hal tersebut sontak membuat tubuhnya meloncat-loncat. Sudah lama mereka tidak tidur bersama dan Sakura ingin menikmati saat-saat sebelum mereka pergi dari rumah ini. 



Setelah memastikan Temari dan Kei naik keatas kamarnya Kizashi baru menatap anaknya dengan intens. Sepertinya telah terjadi sesuatu disana, tapi Kizashi tidak tahu apa. Yang jelas ia tidak ingin anaknya terluka lagi karena dengan berani mendatangi mereka.

Berbanding terbalik dengan kekhawatiran Kizashi, Sakura bahkan lebih santai karena berhasil meyakinkan mereka untuk datang besok. Saat di perjalanan tadi sebuah pesan masuk ke nomer ponselnya. Awalnya Sakura ragu untuk membukanya, tapi setelah dilihat dari profilnya Sakura tahu kalau pria itu adalah Uchiha Itachi. 

Mereka memegang janjinya untuk datang. Dan Sakura tidak bisa untuk tidak senang dengan kesempatan yang diberikan oleh mereka untuk keluarganya. Melihat Sakura yang tersenyum simpul Kizashi menjadi takut sendiri. Apakah ada sesuatu? Anaknya itu tampak menyembunyikan sesuatu.

" Sakura, apa yang kamu rencanakan? " Tadinya ia ingin bertanya dengan Tsunade perihal dirinya yang hilang seharian. Tapi bertanya dengan Sakura pun sama saja, anak bungsunya itu pasti akan berkata dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka berdua.

" Pah, aku akan menikah " Sakura terlihat sedikit gemetar. Ia takut Ayahnya pingsan karena ucapannya yang mendadak ini. Dan benar saja Ayahnya tampak syok, terlebih pria itu langsung menangkup kedua pipinya untuk mencari kebenaran dari ucapannya.

" Jangan bercanda Sakura, menikah? Dengan siapa? " Tanya dengan nada setengah membentak. Sakura tahu hal ini pasti terjadi, tapi setelah meyakinkan Tsunade wanita itu mendukungnya untuk meneruskan langkahnya. Tsunade pun berjanji tidak akan berkhianat , wanita itu akan memegang alih perusahaan begitu Sakura menikah dengan Sasuke.

" Aku akan menikah dengan Sasuke Pah " Jawab Sakura penuh keyakinan. Besok Sasuke dan Itachi akan datang menemui Ayahnya dan malam ini ia harus meyakinkan ayahnya untuk memberi restu. Setelah mereka menikah Sakura akan pikirkan kembali rencana apa yang harus diambil. 

" Tidak! Kamu kira Papa akan memberimu restu " Ucapnya dengan lantang , Tsunade turun karena mendengar bentakan dari Ayahnya. Wanita itu mandi terburu-buru dan memakai baju asal karena hendak membantu adiknya berbicara dengan Ayahnya. 

" Pah, Kei butuh figur seorang ayah. Apa Papa tidak kasihan dengan cucumu yang tidak pernah mengenal Ayahnya sedari kecil? " Sakura mengangguk menyetujui ucapan Kakaknya. Sakura bersyukur sekali karena Kakaknya tidak terlalu larut dengan apa yang telah terjadi dengannya dan turun membantunya.

" Aku tidak pernah memohon pada Papa, sekali ini saja. Tolong restui pernikahan kami " Kizashi hanya diam. Ia tidak menyangka kalau anaknya bisa mengambil keputusan se ekstrim ini. Tsunade pun ikut terdiam didepan adiknya, wanita itu bahkan duduk dibawah kursi roda ayahnya demi meyakinkannya. Si sulung itupun masih tidak menyangka kalau adiknya bisa senekat ini.

" Kalian adalah wanita yang bermartabat, Papa tidak ingin kalian sampai memohon seperti ini demi pria yang bahkan belum datang dan menemuiku " Tsunade dan Sakura saling tatap. Mereka berdua kembali menatap Ayahnya yang masih terdiam menatap satu persatu anaknya.

" Kalau Sasuke ingin menikahimu, seret pria itu kesini. Papa ingin tahu sebesar apa pria itu menginginkan anakku "



..tbc..

a Romantic Story About Sakura (SASU x SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang