Tsunade tengah membereskan piring yang mereka pakai untuk makan. Sedangkan Sakura berdiri didepan wastafel untuk mencuci piring. Hubungan mereka membaik dua hari belakangan. Sakura beruntung sekali karena Kakaknya mau membantunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah.Temari sedang berbelanja disupermarket sedari pagi. Wanita itu pasti akan sangat sibuk kalau menyangkut urusan kulkas yang kosong.
Kei masih duduk dimeja makan karena sarapannya belum selesai. Pria itu tengah diawasi oleh Kizashi yang tengah meminum susu. Sakura memang tidak pernah menyuapinya agar anaknya mandiri. Dan benar saja, anaknya itu sudah bisa berinteraksi dengan orang dewasa karena banyak mengerti apa yang diajarkan oleh Sakura.
Sampai dua hari ini belum ada tanda-tanda kedatangan Itachi dan Sasuke. Sakura sebenarnya bernafas lega, hanya saja pihak bank kembali datang dan membuat Ayahnya sedikit cemas. Sakura bersyukur sekali karena pria itu tidak terlalu syok. Tapi mereka harus segera bergerak, kalau tidak masalahnya akan semakin melebar kemana-mana.
" Sakura, jangan melamun. Shikamaru sudah didepan, kakak harus segera berangkat " Ucapnya. Sakura tersadar dari lamunannya dan segera membereskan piring yang masih ada sabunnya.
" Kakak tidak mau bertemu mereka? " Mereka? Tsunade sangat paham arti kata mereka yang sudah sering disebut-sebut oleh Sakura.
" Jangan sampai kamu menyebut namanya Sakura, kamu tahu sebesar apa kebencianku pada mereka " Sakura tersenyum sembari mengangguk paham. Tsunade langsung meninggalkan dapur setelah mencium kening Kei dan juga berpamitan kepada Ayahnya. Tsunade tidak bilang kalau Shikamaru sudah menunggu, kalau Sakura tahu lebih awal pasti dirinya menyuruh pria itu masuk.
Ia meninggalkan wastafel. Wanita cantik itu duduk disamping Kei sembari mengambil nasi yang menempel dipipinya. Piringnya sudah tandas, Sakura memberikan dua jempolnya karena anaknya ini sarapan dengan baik. Hari ini sengaja Sakura membuatkan sup bayam dengan ekstra wortel, Sakura sedikit khawatir karena Kei sudah terlalu sering menatap layar tabletnya.
" Mobil remotku sudah dipesan bukan? " Mulutnya masih penuh, tapi anaknya itu sangat antusias dengan janji Sakura yang sudah tertunda selama satu minggu. Kalau anaknya berkelakuan baik Sakura memang tidak segan membelikan anaknya itu mainan.
" Sudah sayangku, sore ini akan diantar oleh kurirnya " Kizashi tersenyum, kursi rodanya sudah tidak ia pakai. Namun jalannya masih tertatih karena belum terlalu kuat menopang tubuhnya.
" Grandpa juga punya satu janji kepadaku " Ucap Kei, anaknya itu turun dari kursi. Ia menaiki tangga kecil hendak mencuci tangannya di wastafel.
" Tentu saja Grandpa ingat, tapi setelah kamu pulang bimbel bukan? " Kei tentu saja mengangguk.
Hari ini adalah hari rabu artinya jadwal dirinya les bahasa inggris. Sakura memang sudah menyibukkan kegiatan anaknya dengan belajar karena tidak ingin membuang-buang waktu. Kalau biasanya anak seusianya akan senang bermain diluar, sedangkan Kei tidak.
Kei adalah anak rumahan, pria kecilnya itu lebih suka berada dikamar. Bakatnya terlihat saat anaknya itu gemar bermain piano yang ada dipaviliun. Bakatnya menurun dari Mebuki, neneknya yang sudah tiada. Sakura meraih tasnya, anaknya itu langsung menyambar Kizashi untuk memeluknya.
" Hati-hati sayang " Ucap Kizashi, Kei mengangguk lalu mengecup kedua pipinya.
" Mom, hari rabu kemarin Daniel bilang ingin main kesini. Boleh tidak? " Sakura tersenyum sembari menggandeng anaknya menuju mobil yang mana sang supir sudah siap mengantar. Tentu saja boleh, sebanyak apapun teman yang akan dibawa oleh Kei, Sakura pasti akan menjamunya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Romantic Story About Sakura (SASU x SAKU) ✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura sudah lelah bersembunyi bersama anaknya. Wanita itu mengambil keputusan sepihak demi menyelamatkan keluarga, rumah , dan juga perusahaannya. Tapi melakukan pilihan demikian tak membuat kedua Uchiha jera. Mere...