Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
'teruntuk yang terkasih, sampaikan perasaan yang masih belum tersampaikan lewat senyuman yang tulus.'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."MANA ANAK DURHAKA INI, SINI KAMU!" teriak zi yang baru saja memasuki Mension keluarganya, dibelakangnya muncul asya dan Alaska, sebelumnya asya sudah mengabari Khanza jika mereka telah menemukan zi.
"Itu tuh orangnya, yang dipojokan noh!" Tunjuk Khanza, Flo, dan Zara yang mendengar teriakan zi yang baru saja memasuki rumah, sedangkan disudut ruangan, Dirga berjongkok membuat lingkaran-lingkaran tak kasat mata di lantai dengan wajah menyedihkan.
"D.i.r.g.a.!" Ucap zi penuh penekanan membuat Dirga mengubah raut wajahnya menjadi memelas.
"Sebagai hukumannya, papa gak mau tau kamu harus bantu mama kamu nanam cabe sama terong di halaman belakang selama satu Minggu!" Kesal zi membuat Zara bersorak senang mendapatkan patner berkebun.
"Horeeee, zi kamu memang terbaik!" Senang Zara melompat kecil.
"Kalian bermain saja disini, bibi mengantar paman dulu ke kamar," jajar zara memapah zi yang masih lesu karna terlalu lama tergantung, jika dia orang biasa mungkin sudah lama mati, untung saja keluarganya keturunan Aurora.
"Mau sampai kapan kamu disana? Udah sini anggap aja kayak rumah sendiri," ujar Flo melangkah menuju dapur untuk membuka kulkas, setelah mengamati isi kulkas, Flo mengeluarkan sepiring brownis dan juga beberapa botol minuman untuk mereka, ia juga mengambil beberapa gelas untuk minum, sedangkan Dirga hanya melongo melihat kelakuan sepupunya itu yang sudah seperti tuan rumah, ya Zara dan Yura memang sayang menyayangi Flo seperti anak sendiri, jadi ia juga diberikan kebebasan ketika berkunjung.
"Serasa rumah sendiri ya Flo?" Sindir Dirga mendudukkan dirinya pada sofa tempat lainnya duduk di ruang keluarga.
"Lah bukannya memang?"
"Kambing!"
Asya tertawa melihatnya, oh jangan lupakan Alaska yang masih menggenggam tangannya, Alaska sendiri tak mengerti mengapa ia melakukan itu, semacam ada rasa takut kehilangan yang mengganjal dalam hatinya, yang lainnya bukannya tak menyadari kedua tangan yang saling bertaut itu, mereka mengerti, dan mereka ingin Alaska dan asya sendiri yang memutuskan, terutama Flo dan Dirga yang mengetahui masalahnya, sedangkan Khanza hanya membiarkan sahabatnya itu menghabiskan waktu bersama mate nya, firasatnya mengatakan sesuatu akan datang.
"Eh Flo, liat handphone gue gak?" Tanya Dirga meronggoh semua saku celananya namun tak menemukan benda pilih itu, sedang kan Flo, alih alih menjawab Flo mengangkat kedua tangannya memasang raut wajah tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light and dark
Fantasy"karna aku adalah lampu, dan kamu saklarnya, yang membuatku terang, namun juga gelap." (Squel impossible magic) Note: Bukan pelagiat ya, ini kelanjutan dari Light and dark yang ada diakun pertama aku yaitu 'vatiraa', yang masih tertarik ayo baca, ma...