Tiga puluh dua

15 3 0
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Bukan hal yang sederhana, berjuang melawan dendam mu sendiri!"

Kenzio tersentak mundur saat pria berjubah ungu mengeluarkan cairan hijau dari tangannya, mata pria itu bertemu dengan mata elang milik Kenzio yang memancarkan ketidaksukaannya.

"Dimana dia?" Tanya Kenzio membuat pria berjubah ungu itu menyeringai penuh kemenangan mengetahui Kenzio yang tidak berhasil menemukan 'dia'.

"Menurut mu, dimana dia?" Tanya orang itu balik membuat Kenzio menggeram tangannya mengeluarkan cahaya ungu, berniat untuk mengendalikan pergerakan pria berjubah ungu itu, namun dengan cepat dihindari.

"Aku bertanya-tanya, dari mana kau dapat lebam itu?" Kekeh nya mengejek, Kenzio mengepalkan tangannya.

Dirga menjadi tidak fokus saat mendengar, lebih tepatnya mencuri dengar percakapan Kenzio dengan pria berjubah ungu, siapa yang mereka maksud? Apakah ada seseorang penting yang mereka lewatkan? Siapa? Dimana?

"Auuuuu!" Khanza melolong mengingatkan Dirga untuk tetap fokus, Khanza serigala menoleh pada forenzo memberikan sebuah kode membuat forenzo mengangguk.

"Auuuuu!" Forenzo melolong dengan sangat keras, tak lama lolongan dan Auman lainnya mulai terdengar dari dalam hutan, beberapa serigala liar, juga werewolf mulai berdatangan, semua pada tunduk pada forenzo yang merupakan raja werewolf.

"Sial!" Teriak salah satu domentur pengkhianat, baru saja ingin melarikan diri, tubuhnya sudah mematung, perlahan kepalanya jatuh menggelinding di tanah, diikuti tubuhnya yang ambruk tanpa kepala, dibelakangnya asya mengibaskan tangan berlumuran darah penghianat itu, seakan darah itu hanyalah air yang membasahi tangannya, matanya kembali pada Arthur yang mulai menyerangnya kembali setekah sebelumnya terkesiap melihat kecepatan asya untuk membunuh pengkhianat itu.

"Apakah kamu ingat siapa dia yang baru saja kamu bunuh?" Tanya Arthur menatap dalam pada asya.

Asya diam mengabaikan itu dan terus menyerang sekaligus bertahan, beberapa kali ia membunuh pasukan musuh yang mencoba membunuh teman-teman nya.

"Andin!" Ucap Arthur membuat asya memejamkan matanya, jadi itu Andin? Adik dari mate Arthur yang merupakan seorang peri?

Asya tak masalah dengan itu, namun hanya saja ia tak menyangka Andin memilih menghilangkan jati diri perinya dan menjadi domentur, bagaimanapun Andin juga merupakan teman kecilnya, sama seperti mate dari Arthur, Rara.

Ada yang bertanya dimana klan peri? Mereka sudah disegel atau dikurung bersama klan malaikat oleh Arthur dan pria berjubah ungu itu.

"Aku tidak peduli, aku sudah kehilangan klan ku, orang tuaku, juga seorang kakak yang penyayang, aku tidak ingin kehilangan teman-teman ku pula!" Ucapnya tegas, Arthur hanya diam tanpa berkomentar, hanya tangannya yang mengepal dengan wajah datarnya.

"Apa yang membuat mereka terlihat lebih baik dari kembaran mu sendiri?"

"Mereka tidak punya dendam!"

***

Kedua pasukan kini memiliki kekuatan dan jumlah yang setara,membuat pertarungan ini tidak akan ada habisnya, mereka hanya saling menghabiskan tenaga, bahkan kini jelita sudah tampak kelelahan, ia memegangi perutnya yang terasa sedikit sakit.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang