Tujuh belas

22 4 3
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
'akhirnya selalu begini, kamu dengan hidupmu, dan aku pun sebaliknya'
.
.
.
.
.

.
.

"Dirga!" Teriak flore memanggil Dirga yang ketahuan sedang mengendap untuk maling mangga yang berada di Mension keluarga sunfire.

"Eh ada Flo, kenapa?" Tanya Dirga menggaruk belakang lehernya seakan tidak melakukan apapun.

"Ngapain Lo disana?"

"Eng um, ah ini gue lagi...lagi...lagi nyapu halaman, iya lagi nyapu halaman!" Jawab Dirga kelewat antusias, berbeda dengan Flo yang malah memicingkan matanya.

"Nyapu? Mana sapunya?"

"Ah eng itu, indah gue balikin, ini lagi mungutin daun kering," ngeles Dirga tambah membuat Flo menyunggingkan senyumnya.

"Ohhhhh mungut daun toh...yaudah deh karna Lo sibuk biar gue aja yang ngabisin kue coklatnya," ucap Flo berbalik membuat Dirga langsung ikut berlari.

"Yeeee gak bisa gitu dong, rakus loh, apanya yang model, model galon air ada deh!"

"Bangke!"kesal Dirga mengikuti Flo menuju ruang utama tempat berkumpul, disana sudah ada orang tuanya, orang tua Flo, dan juga orang tua Alaska, namun Alaska sendiri belum disini, dan Dirga pun malas menanyakannya begitupula dengan Flo, biasalah...namanya juga penganten baru.

"Jadi mi? Ini udah seminggu loh, kemarin Flo sama Dirga juga udah diam-diam kesana sesuai yang mereka bilang, dan itu memang sesuai yang mereka bilang, ini bahaya, kok pada malah santai gitu sih!" Marah Flo melihat keluarganya yang tengah menikmati teh.

"Flo, bukannya mami dan yang lainnya menyepelekan hal ini, tapi bagi kami hal seperti ini bukanlah hal yang jarang terjadi, dan kami tau panik dan marah bukanlah solusinya," jawab flore yang diangguki oleh Frans.

"Ya trus kita mau gimana mami!"

"Kita tinggal menunggu Alaska saja, mungkin saat ini Alaska sedang berusaha menjelaskannya pada istrinya itu, itu pasti sulit buat mereka untuk pisah saat baru menikah, kamu harus mengerti itu sayang."

"Khanza bilang, mereka akan mengunci portal pada jam duabelas tepat, untuk mencegah orang-orang keluar masuk dan adanya penyusup," ucap Dirga membuat Flo terkejut.

"Kenapa baru bilang goblok!"

"Emang Lo nanya?"

"Kabsyhsbdkzisbsj," ucap Flo frustasi saking tak bisa berkata- kata lagi.

"Yura, kamu sudah bilang pada Alaska kan? Sekarang hanya tersisa waktu sepuluh menit lagi," ucap Zara melihat Yura yang hanya menunduk memikirkan sesuatu.

"Coba ditelepon," saran frans membuat Flo meraih ponselnya dan menekan nomor Alaska, panggilan pertama tidak dijawab, begitu pula panggilan kedua membuat Flo menggeram kesal, sekarang tinggal tersisa waktu 8 menit lagi, mereka memang tidak akan membawa apapun, karna memang semuanya telah disiapkan oleh Aurora.

Seminggu yang lalu, tepatnya sebelum pernikahan atau tepatnya lagi pasukan Aurora datang, Aurora sepakat akan membantu pernikahan Alaska asalkan mereka harus ikut membantu dalam memata-matai musuh mereka saat ini yang ada di bumi, sebaliknya mereka akan memantau di Aurora, dengan begini semua kembali pada asalnya, dan mereka janjian untuk bertemu di Aurora, mungkin Flo dan yang lainnya akan berada di sana sampai masalah ini selesai, kini masalahnya hanyalah menunggu Alaska yang tengah menunggu istrinya, itu wajar untuk Alaska menghabiskan waktunya untuk yah...'bulan madu' mungkin, hanya apa tidak bisa dijeda dulu sampai masalah ini selesai.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang