Dua puluh enam

18 5 4
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Dalam hal ini, kau benar-benar sudah melewati batas"

Alaska terbangun pada ruangan yang sama, ingatannya kembali pada kemarin malam, Alaska menampar wajahnya sendiri mengakui betapa brengsek nya dia, Asya sudah pergi, bahkan sebelum Alaska meminta maaf, namun itensitasnya kembali mengingat penyebab dirinya yang hilang kembali, rasa panas itu dari mana datangnya? Seseorang menjebak mereka!

Dengan cepat Alaska bergegas memakai kembali pakaiannya, dengan tergesa-gesa ia berlari menuju  istana milik sky untuk memberitahu kan masalah ini pada adiknya, hingga kala ia sampai pada istana di sektor elemen, sky sudah berdiri di depannya, menunggunya seakan ia tau bahwa sang kakak akan menemuinya.

"Sky, aku-"

"Kenzo dan aku sudah tau, dalam hal ini kau benar-benar sudah melewati batas kak!" Ujarnya tajam.

"Sky itu diluar kendaliku, seseorang pasti merencanakan ini, kamu mengenalku lebih dari siapapun," ujarnya menjelaskan membuat sky mengangguk.

"Aku tau ada seseorang dibalik ini, aku hanya tak menyangka kau bisa masuk ke dalam jebakan yang ia buat, karna kau tidak akan masuk kedalam jebakannya jika kau tidak menginginkannya!" Tegas sky berbalik dan memberi kode pada Alaska untuk mengikutinya.

"Kecuali-"

"Kecuali?" Tanya Alaska bingung sekaligus penasaran.

"Kau memang menginginkan nya kak," ujar sky dan mereka berhenti pada sebuah pintu kayu besar yang terletak tepat dibelakang istana milik sky.

"Tempat apa ini?" Tanya Alaska membuat sky membuka pintu kayu itu, dibaliknya terdapat banyak kuda.

"Pilihlah satu yang kau sukai kak, kamu gak berfikir untuk berlari saat pertempuran kan? Bisa-bisa lelah seluar sebelum bertarung," kekeh sky membuat Alaska menggaruk belakang lehernya.

Sial!itu adalah hal yang ia pikirkan.

"Kau sendiri?"

"Aku sudah punya kuda ku sendiri, dia ada di kandang gang lain," jawab sky membuat Alaska menganggukkan kepalanya sekaya melangkah untuk melihat-lihat kuda itu.

"Kak, tau tidak, kupikir inilah yang bunda dan ayah pikirkan saat mengajari kita berkuda dulu, mengajari kita bermain strategi dibandingkan bola dan boneka, kupikir mereka sudah berfikir panjang tentang ini, bagaimana menurutmu?" Tanya sky bersandar pada pintu kayu dengan tangan terlipat di depan dada, perutnya kini sudah membesar, karna dua sampai tiga Minggu lagi akan melahirkan anak pertamanya, sekaligus generasi pertama selanjutnya.

"Ya mungkin saja mereka memang sudah memperhitungkan hari ini," ujar Alaska menaikkan kedua bahunya singkat, langkahnya terhenti pada sebuah kuda berwarna coklat muda, namun bukan itu yang membuatnya tertarik, melainkan mata merahnya yang mengingatkan nya akan gadis kecil yang memiliki mata serupa.

"Ingin yang itu?" Tanya sky menyunggingkan senyumnya, Alaska mengangguk, sky membuka kandang tempat kuda itu berada.

"Ayo coba!" Seru sky dengan semangat membuat alaska tersenyum dan mulai menarik kuda pilihannya menuju Padang rumput tempat sebelumnya mereka berlatih element.

Alaska kini menaiki kudanya, berjalan dengan pelan, sky berjalan disampingnya untuk mengiring.

"Bagaimana?"

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang