Delapan belas

20 4 0
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
'kau dengan istrimu, dan aku dengan taringku,'
.
.
.
.
.

Kini mereka mulai menapaki tangga demi tangga yang berada di dalam kastil Kenzo untuk menuju ruangan pria itu, sepanjang jalan hanya ada kesan suram nan mencekam yang dapat Dirga dan Flo rasakan karna memang ini pertama kalinya mereka kemari, sebelumnya mereka menemui Kenzo di sektor werewolf yang sedang kebetulan berada di sana.

"Apa mereka semua memang berwajah datar?" Tanya Flo sedikit berbisik pada laki-laki disampingnya, sedangkan Dirga yang mendengarnya hanya diam dengan wajah kesal.

"Kenapa diam, masih marah ya Lo?, Cielah udah gede, mana laki lagi, kok ngambekan sih!"

"Berisik!" Ujar Dirga semakin memperjelas jika ia memang sedang dalam mode ngambek!

"Yah, para vampir memang selalu memasang wajah datar atau dingin, itu seperti ciri khas untuk diri mereka, misalnya saja 'dia' meski tidak sepenuhnya seperti mereka, namun aku merasakan perubahan sifatnya yang kian mendingin," kelas Khanza menjawab pertanyaan Flo sebelumnya.

"Maksudnya?" Tanya Dirga judes.

"Hah, sudahlah...akan terlalu panjang jika menyuruhmu untuk mengerti," ucap Khanza membuat Dirga melongo sedangkan Flo hanya menahan tawanya untuk tidak pecah.

"Maksudnya gue sebodoh apa nih?" Kesal Dirga membuat Khanza tersenyum alih-alih menjawab.

"Wait, senyuman Lo kok bikin gue merasa nambah goblok sih?!"

"Lo yang bilang, gue sih cuma senyum," ucap Khanza lagi-lagi membuat Dirga melongo, kali ini Flo tak bisa menahan tawanya hingga tergelak dengan kuat.

"Diam Lo tikus!"

"Apa? Apa?"

"Enggak, gue yang salah."

Tak lama mereka sampai di hadapan pintu hitam besar dengan tambang yang sulit diterjemahkan.

"Kita sampai!" Ucap Khanza membuka pintu besar tersebut menampakan Kenzo, forenzo dan Kenzio yang tengah memegang masing-masing kertas seraya saling mengeluarkan pendapat mereka mengenai rancangan strategi.

"Ah, kalian sudah datang?" Ucap Kenzio meletakan kertas ditangannya pada meja yang berada di tengah-tengah mereka.

"Aku pikir kalian tak akan datang karna waktu yang tersisa tinggal sedikit," balas forenzo ikut meletakkan kertasnya lalu duduk pada kursi yang ada disana.

"Ya itu salah anak ini yang terlalu banyak gaya!"

"Enak saja, Lo juga sama aja!" Ujar Dirga tak terima mendengar perkataan Flo sebelumnya.

"Terserah Lo, oh ya Kenzo, Dimana 'dia'?" Tanya Flo menolehkan kepalanya mencari keberadaan sosok yang dia cari.

"Bukankah, dia bersama kalian, ia bilang akan menyusul Khanza untuk menjemput kalian," ucap Kenzo bingung seraya mengerutkan dahinya.

"Dia tidak menemuiku." Jawab Khanza membuat Kenzo mulai khawatir.

"Apa mungkin dia menemui Deluna atau asya?" Tanya Kenzio membuat semuanya mulai berfikir demikian, namun tak lama Deluna memasuki ruangan tersebut dengan jubah merahnya.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang