Tiga puluh

19 3 0
                                    

Happy reading...

Kenzo mengeluarkan sebuah peta milik Aurora, memikirkan jalur mana saja yang kira-kira sudah dikuasai oleh musuh, dan celah apa sayang yang mereka punya, sebelumnya Kenzo sudah melakukan beberapa kali teleportasi untuk mengawasi musuh, ada yang bertanya kenapa Kenzo tidak berteleportasi ke tempat asya? Itu karna asya saat ini tidak terdeteksi.

"Forenzo, kau sudah cukup pulih untuk menguasai perubahan serigala mu?" Tanya Kenzo yang diangguki oleh forenzo.

"Sudah."

"Khanza?" Tanya Kenzo memastikan, Khanza mengangguk, tanda bahwa ia baik-baik saja.

"Khanza, aku ingin kau membawa Dirga untuk menyerang dari dalam hutan, jika Dirga berlari itu akan sangat lambat, dan jika kau menyerang kau akan menjadi lambat, forenzo juga begitu, aku rasa kalian akan semakin kuat jika begitu, lagi pula, aku rasa kaki Dirga dan Flo belum bisa diajak berlari bukan?" Kenzo menaikkan sebelah alisnya menatap Flo dan Dirga yang mengangguk lesu seraya merengut.

"Hei jangan begitu, kita pernah melakukannya ingat?" Ujar Khanza menyemangati membuat keduanya mengingat permainan mereka, ah lebih tepatnya perlombaan mereka saat di hutan.

"Heem!" Seru keduanya bersemangat membuat Kenzo dan sky tersenyum.

"Lalu sky, aku minta kamu mencari pohon tertinggi yang bisa mengamati pertarungan, jadilah mata untuk kami semua, kamu bisa menghubungi kami semua menggunakan telepati, mengerti?" Sky mengangguk, mungkin bagian ini terdengar santai, hanya mengamati bukan? Tapi sebenarnya tidak sama sekali, keselamatan teman-teman 40% bergantung pada dirinya.

"Mengerti!"

"Lalu Alaska, aku hanya minta kamu untuk melindungi istrimu, dia juga incaran dalam perang ini, sky bisa berteleportasi, tapi jelita tidak, dan aku tak bisa membiarkannya untuk tinggal disini, itu akan menjadi terlalu mudah bagi musuh mengambilnya tanpa pengawasan kita, tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman, ia akan ikut kita ke Medan pertempuran, dan aku akan bertarung secara langsung!" Ucap Kenzo menjelaskan membuat jelita menggeleng.

"Tunggu, kau akan bertempur secara langsung? Sendirian?" Tanya jelita tak setuju, walaupun mereka tidak dekat, tapi itu jelas berbahaya.

"Tenang saja, anak belum melihat anakku lahir," ucap Kenzo tersenyum simpul.

Dan beginilah strategi mereka tersusun, saat sebuah panah menembus kaca istana milik asya dan menancap tepat pada peta yang sebelumnya Kenzo tempelkan ke dinding, mereka tau bahwa inilah saatnya mencoba strategi yang mereka buat.

Tak ada strategi yang sempurna, tapi lebih baik dari pada pergi tanpa tujuan.

***

Kenzo mengeluarkan cakarnya, dan benar saja, pasukan musuh sudah mengepung bagian gerbang tempat itu, Kenzo berlari dan langsung menyerang puluhan pasukan itu, sky berteleportasi untuk menemukan pohon yang cukup tinggi untuk melihat semua temannya, Alaska membantu Kenzo Medan berhasil melumpuhkan beberapa musuh, sedangkan jelita sedari tadi hanya diam menunduk seraya mengepalkan tangannya, tubuhnya sedikit gemetar, tangannya mengelus janin diperutnya, dan kepalanya menoleh pada istana tua milik asya.

Jelita tersenyum, lalu pandangannya tertuju pada kalung vampir dan malaikat milik asya yang berada di genggamannya, karna hanya ia yang tidak bertarung, Kenzo memberikan itu pada jelita untuk menjaganya.

Light and darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang